Senin, 13 Juni 2011

WAWANCARA KELOMPOK 5

Desviana Isnaeni (4423107028)
Edwina Yustitya (44231070300
Madito Mahardika (4423107021)
Tiara Oktaviama

SASTRAWAN

Sastrawan adalah istilah bagi seseorang yang menghasilkan karya sastra seperti novel, puisi, sajak, naskah sandiwara, dan lain-lain. Oleh karena iu, peyair, penulis, pujaangga, serta profesi-profesi terkait lainnya bisa dikelompokan sebagai sastrawan juga.


Sastrawan sudah sangat berperan dalam perkembangan Indonesia sejak jaman kemerdeakan. Posisi dan peranannya juga sangat berpengaruh dalam pembentukan kebudayaan Indonesia. Mengapa demikian? Dapat kita ketahui, Moh. Yamin merupakan seseorang yang melontarkan tentang gagasan Tanah Air Indonesia sebagai kesatuan wilayah politik. Beliau pula yang merumuskan pernyataan tentang Sumpah Pemuda. Dari situlah kita ketahui bagaimana seseorang dapat berpiir jauh kedepan tentang konsep abstrak yang bernama Indonesia.

Sebagai sastra Indonesia yang berkembang di wilayah Nusantara, sejauh ini sastrawan telah berkembang dengan baik, karena adanya otonomi daerah memugkinkan sastrawan bergerak lebih leluasa, menerbitkan buku-buku sastra, dan melakukan berbagai  sekali kegiatan sastra yang tentu saja sangat berpengaruh bagi dnamika kehidupan sastra. Munculnya sastrawan dari berbagai daerah, salah satunya tentu saja dimungkinkan oleh adanya kelelusaan mereka dalam melakukan pergerakannya yang tidak terkekang. Kemungkinan kondisi sastrawan yang sekarang akan lebih baik di masa yang akan datang. Dinamika kehidupan sastra di daerah juga merupakan bentuk dari usaha melakukan suatu perubahan. Termasuk terbutnya buku-buku baru yang bisa juga sebagai sarana memantau perkembangan sastrawan di Indonesia.

Dalam perkembangannya, sastra Indonesia banyak dipengarui oleh keadaan masyarakat selama perubahan dan perkembangan zaman. Terlihat sekali bagaimana sastra Indonesia dari tahun 1920-an hingga ke sastra kontemporer saat ini. Perubahan gaya sastra maupun sastrawan yang terjadi di masyarkat tersebut terjadi dengan sendirinya sesuai dengan perubahan pola pikir sastrawan dalam menentuka tema dan gaya pengucapan sastrawan Indonesia.
Berikut ini merupakan profil seorang sastrawan yang bernama Sri Wijaya.





PROFIL  NARASUMBER
Nama                    : Sari Wijaya
Occupation         : Mahasiswa Jurusan Sejarah
Job                         :  Wartawan Didaktika UNJ
                                   Pelatih Jurnalis di SMP Labschool
Umur                    : 19 Tahun


ISI WAWANCARA
Dari mana awal minat menulis ?
Pertama kali sih dari  menulis buku diary, lalu setelah semakin hari insprasiku bertambah dari refleksi kehidupan yang selama ini telah saya alami, lalu minat menulis ini sebagai sarana ekspresi diri.
2.      Inspirasi menulisnya darimana ?
Awal mulanya sih berawal dari pengalaman hidup saya sendiri ditambah lagi saya juga terinspirasi oleh kondisi disekitar saya yang pada hari ini kondisinya sungguh memperihatinkan. Inspirasi saya juga biasanya saya dapatkan dari permasalahan kehidupan disekitar saya seperti misalnya kemiskinan yang merajalela dan ketidak-adilan yang terjadi disekitar saya. Terutama permasalahan-permasalahan yang menyangkut masalah perempuan semua itu menjadi inspirasi saya dalam menulis.
3.       Siapa penulis idolamu ?
Saya mengidolakan Pak Muhidin M Dahlan sebagai penulis yang saya hormati. Lalu saya juga mengidolakan W.S Rendra sebagai seorang penulis puisi yang besar.
4.       Selain di didaktika UNJ aktif menjadi penulis dimana lagi ?
Saya aktif menulis dan juga menjadi reporter lepas di Jakarta stage sebuah media massa yang mendedikasikan liputannya dalam bidang musik . jadi disana saya sering meliput acara-acara yang berkaitan dengan music seperti meliput konser-konser yang diadakan di Jakarta. Selain itu saya juga kini mulai menulis di blog-blog atau menjadi blogger  hal-hal yang saya tulis disana sepeti misalnya cerpen-cerpen yang saya buat sendiri dan beberapa puisi-puisi , tapi saya baru menjadi seorang blogger baru sekitar 1 bulan yang lalu.
5.       Karya-karya apa saja sih yang sudah dihasilkan ?
Sejauh ini saya telah membuat berbagai jenis cerpen yang diterbitkan di didaktika UNJ dan di blog saya, lalu saya telah membuat puisi dan beberapa journal lepas yang saya lakukan untuk Jakarta stage dalam bidang musik . Saya juga telah menulis macam-macam opini yang banyak mengkritik berbagai kebijakan pemerintah yang saya rasa menyimpang dan juga saya beberapa kali menulis rubric berita di didaktika UNJ.
6.       Kenapa memutuskan berada di didaktika UNJ ?
Pertama –tama saya merasa di didaktika UNJ tujuan organisasinya jelas dibandingkan dengan Unit Kegiatan Mahasiswa lainnya yang ada di UNJ, lalu keputusan saya bergabung di didaktika UNJ juga sebagai media saya dalam melihat kehidupan ini pada akhirnya saya memilih dengan  cara menulis seperti yang saya tekuni  agar apa yang ada dipikiran saya ini terwadahi  selain itu juga karena saya menaruh perhatian terhadap realita yang ada disekitar saya. Dan pada akhirnya dulu ketika saya memutuskan untuk bergabung di didaktika UNJ saya merasa disinilah tempat yang pas untuk saya dalam mengekspresikan diri saya melalui media menulis ini.
7.       Kenapa memilih aktif di didaktika UNJ dibanding di BEM Jurusan ?
Pertama-tama karena saya merasa membayar POM yang mana tujuannya untuk membiayai kegiatan kemahasiswaan jadi menurut saya , saya berhak untuk memaksimalkan dan memamfaatkan dana POM sebaik-baiknya selain itu saya merasa bahwa minat saya memang disini ketimbang saya bergabung di BEM Jurusan yang menurut saya ketika masih menjadi mahasiswa baru itu hanya sebagai euphoria senior dan junior.  Lagipula ketika saya masih menjadi mahasiswa baru saya tidak tahu bahwa di BEM Jurusan Sejarah ada suatu wadah yang bisa memfasilitasi saya dalam hal menulis itu, tapi belakangan ini saya juga sudah mulai aktif di kakiku BEM Jurusan Sejarah.
8.       Bagaimana kesan-kesan selama menjadi penulis di didaktika UNJ ?
Jujur saja dulu ketika saya belum masuk didaktika UNJ saya termasuk orang rumahan yang kegiatannya diluar terbatas dan sebenarnya pada awalnya kedua orang tua saya tidak merestui kegiatan saya di didaktika UNJ ini yang mana kegiatannya ini banyak memakan waktu dan kegiatannya berorientasikan lapangan karena alasan itu orang tua saya tidak menyetujui pada awalnya, namun setelah berjalannya waktu saya dapat membuktikan bahwa saya dapat membuktikan pada kedua orangtua bahwa saya mampu dalam bidang ini dengan menunjukkan karya-karya saya selama di didaktika UNJ seperti hasil liputan saya, cerpen saya, opini saya, puisi saya. Dan kini setelah saya menjadi wartawan di didaktika UNJ saya dapat melihat berbagai macam hal yang ternyata selama ini belum pernah saya lihat karena sebagai seorang wartawan di didaktika UNJ saya dituntut untuk meliput berita di berbagai  kondisi di lapangan seperti mewawancarai berbagai lapisan masyarakat.  karena itulah saya jadi banyak belajar dari pengalaman saya ini, lalu saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan disekitar saya. Dan akhirnya saya merasa menjadi lebih mandiri.


Keinginan dan minat adalah salah satu faktor terbesar untuk menjadi seorang penulis atau seorang sastrawan. Dengan adanya keinginan dan minat yang kuat karya-karya yang dihasilkan akan menjadi karya yang indah dan menarik. Menjadi seorang sastrawan tidak bisa karena paksaan, karena jiwa sastrawan adalah jiwa yang bebas dan tidak terikat. Selain dari hal-hal tersebut, untuk menjadi legenda dan orang besar yang di kenal oleh dunia sepanjang masa, sastrawan yang melahirkan karya-karya yang indah juga dapat diperhitungkan. Di Idonesia ada banyak sastrawan yang dapat diperhitungkan, diantaranya seperti yang telah di sebutkan oleh naasumber yang ada diatas : Muhidin M Dahlan dan W.S Rendra.

Muhidin M Dahlan, seorang novelis yang lahir pada tahun 1978. Mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), ini memang telah gagal dalam menyelesaikan studinya di Universitas Negeri Yogyakarta dan IAIN Sunan Kalijaga. Karya yang di hasilkannya di nilai sebagai karya yang berani danbanyak di kritik. Karya karyanya antara lain Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur (2003), Adam Hawa (2005), dan Kabar Buruk dari Langit (2005). Dengan segala kontroversinya, kehadiran Muhidin dengan karya-karya alternatifnya itu layak diapresiasi.

W.S Rendra, penyair ini telah tutup usia pada tanggal 6 April 2009. Dengan karya-karyanya yang hebat, lelaki ini di juluki dengan “Burung Merak”. Untuk pengabdiannya dalam bidang seni dan sastra W.S Rendra mendirikan Bengkel Teater yang berlokasi di kawasan depok. Bakat Rendra untuk menjadi sastrawan sudah terlihat sejak ia dudukdi bangku SMP, pada saat itu Rendra sudah sering menulis puisi dan cerpen. Beberapa karyanya yang telah ia hasilkan adalah drama orang-orang di tikungan jalan, SEKDA, selamatan anak cucu sulaiman, serta puisi seperti ballada orang-orang tercinta, sajak-sajak sepatu tua, nyanyian orang urakan dan masih banyak lagi karya-karya indah yang melegenda.

1 komentar: