TIO ULI PATRICIA 4423107036
PART V
Folklore
adalah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan turun
temurun tetapi tidak dibukukan; suatu budaya kolektif yang memiliki sejumlah
ciri khas yang tidak dimiliki oleh budaya lain (Laelasari & Nurlailah,
2006:100). Sedangkan menurut Kamus Besar Indonesia (2008:418), Folklor adalah
adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yang tidak dibukukan. Ilmu yang
menyelidiki adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yang tidak dibukukan.
Bisa dikata folklor adalah cerita rakyat yang masih dipercayai oleh masyarakat.
Manfaat
dari folklore yang diperoleh selain sebagai dokumen juga dapat dijadikan bacaan
bagi generasi muda. Di setiap daerah tentunya mempunyai ciri khas
tersendiri, sehingga antara satu daerah dengan daerah lain berbeda. Hal inilah
yang menjadi tantangan bagi kita semua untuk dapat menulis sejarah daerah
masing-masing. Tentunya
untuk mengumpulkan serpihan-serpihan cerita rakyat (folklor) tidak gampang.
Jika kita memiliki tekad dan bekerja keras
tentunya mampu untuk mendokumentasikan warisan leluhur. Begitu juga dengan
folklor, setiap daerah memiliki cerita rakyat tersendiri. Kita bisa
membayangkan kalau seandainya dari ujung Aceh hingga ujung Irian Jaya dapat
terdokumentasikan, berapa tebal dan jilidkah kalau dicetak menjadi buku.
Keberadaan folklor dijadikan bahan bacaan pelajar sebagai pemahaman akan cinta
kearifan lokal.
Sekarang
ini generasi muda sudah jarang yang mengetahui sejarah-sejarah daerahnya,
bahkan cerita rakyat yang ada di tempat tinggal mereka. Generasi muda
Indonesia untuk dapat mendokumentasikan maupun menuangkan dalam wujud tulisan.
Penulis dalam hal ini sudah mengumpulkan hampir seratusan folklor yang ada di
sekitar daerah Tulungagung. Sejarah merupakan khasanah intelektual yang
nantinya menjadi tolok ukur dalam menjalankan kehidupan dimasa depan, untuk
mewujudkan kearifan lokal pada masa moderniasai seperti sekarang ini.
Betapa
pentingnya folklore yang sekarang ini untuk pengetahuan generasi muda, agar
mereka dapat memahami identitas dearahnya. Khususnya untuk Pelajar, bisa
dijadikansebagai subjek untuk menulis
folkloer, terutama dalam bidang mata pelajaran IPS (Sejarah). Sehingga anak
didik yang ada di sekolah diberi tugas untuk menulis folklor yang terdapat di
daerahnya. Maka dari situlah anak didik dilatih untuk mampu mendokumentasikan
(menulis) keberadaan cerita rakyat yang ada di daerahnya masing-masing.
Terdapat segi estetika yang sangat mempengaruhi, kenapa kita harus mengetahui folklore dibalik dari penulisan folklore. Dengan bahasa yang dipakai pelajar, tentunya akan nampak khas dan masih murni tanpa dipengaruhi sudut pandanga politik atau kepentingan lainnya. Pentingnya menulis suatu peristiwa adalah dapat dijadikan medium yang akan datang. Selain itu, peserta didik juga dilatih agar tidak berbudaya meng-copy-paste. Melatih menulis sejak dini akan mengasah antara realita yang dihadapi, otak akan menangkap dan diaplikasikan oleh tangan yang menulis.
Semakin sering berlatih, akan semakin terampil lagi kita menulis dan semakin enak tulisan kita untuk dibaca. Sebagai catatan, renungilah bagaimana kita dahulu mempelajari kiat naik sepeda. Makin sering berlatih naik sepeda, makin paham kiat memulainya, akhirnya kitapun piawai dalam mengemudikannya (Wahyu Wibowo, 2008:131). Khususnya didalam penulisan folklore, anak didik juga harus mampu mencari sumber data yang akurat dan autentik, dari situlah dimulainya sifat mendidik kejujuran pada diri anak.
Dengan melakukan penelitian tentang cerita lokal (folklor), kita tidak hanya akan bisa memperkaya perbendaharaan Sejarah Nasional, tapi lebih penting lagi memperdalam pengetahuan kita tentang dinamika sosiokultural dari masyarakat Indonesia yang majemuk ini secara lebih intim. Dengan begini kita makin menyadari pula bahwa ada berbagai corak penghadapan manusia dengan lingkungannya dan dengan sejarahnya (Buku Petunjuk Seminar Sejarah Lokal, 1982:1-2).
Folklore
terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Folklore
lisan ialah Merupakan folkor yang bentuknya murni
lisan, yaitu diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan secara lisan.
- Bahasa rakyat., seperti: logat,dialek, kosa kata bahasanya,
julukan.
- Puisi rakyat., seperti: pantun, syair, sajak.
- Ungkapan tradisional. Seperti, peribahasa, pepatah.
- Pertanyaan tradisional (teka-teki)
- Nyanyian rakyat, seperti: lagu-lagu dari berbagai daerah.
- Cerita prosa rakyat. seperti: mite, legenda, dongeng.
2. Folklore sebagian
lisan adalah folklore yang bentuknya merupakan campuran
unsur lisan dan bukan lisan. Folklore ini dikenal juga sebagai fakta sosial.
Yang
termasuk dalam folklore sebagian lisan, adalah
- Kepercayaan rakyat (takhyul)
- Permainan rakyatTeater rakyat
- Tari Rakyat
- Pesta Rakyat
- Upacara Adat
3. Folklore bukan lisan adalah folklore
yang bentuknya bukan lisan tetapi cara pembuatannya diajarkan secara lisan.
Biasanya meninggalkan bentuk materiil (artefak).
Yang termasuk dalam folklore bukan lisan ialah:
- Kerajinan tangan rakyat, Awalnya dibuat hanya sekedar untuk
mengisi waktu senggang dan untuk kebutuhan rumah tangga
- Pakaian/perhiasan tradisional yang khas dari masing-masing
daerah
- Arsitektur rakyat (prasasti, bangunan-banguna suci)
- Obat-obatan tradisional (kunyit dan jahe sebagai obat masuk
angin)
- Masakan dan minuman tradisional
Manfaat pentingnya peran pemandu wisata lokal untuk menyampaikan
interpretasi folklore atau cerita rakyat di daerahnya, yang merupakan daerah
tujuan wisata atau objek wisata sebagai bekal informasi tour guide bagi
wisatawan dapat mewujudkan sumber pendapatan ekonomi yang lebih tinggi dapat
dimengerti wisatawan atau mendukung pengembangan pariwisata dan perekonomian
wilayah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Pengembangan
interpretasi folklore objek wisata untuk meningkatkan kualitas sadar wisata kepada
wisatawan sekaligus mengembangkan atraksi wisata yang dapat menjadi magnet yang
kuat untuk menarik para wisatawan agar mengunjungi objek dan daya tarik wisatanya. untuk
meningkatkan kualitas sadar wisata dengan memanfaatkan interpretasi folklor
lokal yang menggambarkan daerah yang mereka miliki. Tujuan khusus dari manfaat
ini adalah terwujudnya model interpretasi folklor sebagai sarana untuk
meningkatkan kualitas sadar wisata masyarakat Tour
guide juga memiliki pemahaman yang baik terhadap folklore di daerah mereka.
Sumber :
http://serbasejarah.blogspot.com/2011/12/peran-folklore-mitologi-legenda-dan.html
http://kiaibudaya.blogspot.com/2011/02/folklor-sebagai-simbol-identitas.html
http://lppm.uns.ac.id/tag/sosial/page/2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar