NAMA : PUGO SURYA
ADHITAMA
NIM : 4423107050
RUMAH
JOGLO
Rumah adat Joglo biasanya
terdapat pada daerah Jawa Timur bagian Barat (mendekati Jawa Tengah),seperti
Ngawi,Madiun,Magetan dan Ponorogo. Jika yang berada di sekitar Malang Surabaya,
bangunannya lebih mendekati ke Era Kolonial. Awalnya rumah beratap joglo hanya
dimiliki oleh kalangan bangsawan dan keturunannya, para kepala desa, sehingga
bentuk dari rumah ini tampak megah dan berwibawa.
Rumah Joglo terdiri
dari 2 bagian utama yakni pendapa dan dalam, bagian pendapa adalah bagian depan
joglo yang mempunyai ruangan luas tanpa sekat-sekat, biasanya digunakan untuk
menerima tamu atau ruang bermain anak dan tempat bersantai keluarga, tempat menerima tamu, tempat untuk mengadakan upacara
– upacara adat kemudian bagian dalam adalah bagian dalam rumah yang
berupa ruangan kamar,ruang kamar, dapur dan ruangan lainnya yang bersifat lebih
privasi seta ciri-ciri bangunan joglo adalah pada bagian atap pendapanya yang
menjulang tinggi seperti gunung. Sedangkan ruang utama
atau ruang induk pada rumah joglo dibagi menjadi 3 ruangan, yaitu : sentong kiwo (kamar kiri), sentong
tengan (kamar tengah), sentong
tangen (kamar kanan). Dalam rumah adat
joglo umumnya sebelum memasuki ruang induk kita akan melewati sebuah pintu yang
memiliki hiasan sulur gelung atau
makar dan hiasan ini digambarakn untuk menolak maksud – maksud jahat. Dalam
masyarakat Jawa kamar tengah merupakan kamar sakral dimana dalam kamar ini
pemiliki rumah biasanya menyediakan tempat tisur atau katil yang dilengkapi
dengan bantal guling, cermin dan sisir dari tanduk. Kamar tengah umumnya juga dilengkapi dengan lampu
yang menyala siang siang dan malam yang berfungsi sebagai pelita serta ukiran
yang memiliki makna sebagai pendidikan rohani. Di sebelah kiri (barat) terdapat dempil yang berfungsi sebagai tempat tidur orang tua
yang langsung dihubungkan dengan serambi belakang (pasepen) yang
digunakan untuk membuat kerjinan tangan.Sedangkan disebelah kanan (timur) terdapat dapur, pendaringan dan tempat yang
difungsikan untuk menyimpan alat pertanian.
Rumah tinggal
orang Jawa menjadi lebih sempurna bentuknya dibandingkan pada bentukan
sebelumnya. Bentuk sebelumnya sangat sederhana seperti bentuk bangunan
panggangpe, kampung dan limasan. Bangunan yang lebih sempurna secara struktural
adalah bangunan tradisional bentuk Joglo dan bangunan ini secara umum mempunyai
denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah
peruangannya yang kita sebut sebagai saka guru. Saka guru berfungsi untuk
menopang blandar tumpang sari yang bersusun keatas semakin keatas semakin
melebar dan biasanya berjumlah ganjil serta diukir dan ukiran pada tumpang sari
ini menandakan status sosial pemiliknya. Untuk mengunci struktur saka guru
diberikan sunduk yang disebut sebagai koloran atau kendhit. Letak koloran ini
terdapat di bawah tumpang sari yang berfungsi mengunci dan menghubungkan ke
empat saka guru menjadi satu kesatuan. Tumpang sari berfungsi sebagai tumpuan
kayu usuk untuk menahan struktur brunjung dan molo serta usuk yang memanjang
sampai tiang emper bangunan joglo. Dalam perkembangannya bangunan joglo ini
memiliki banyak variasi perubahan penambahan-penambahan struktur yang semakin
mempercantik rumah adat ini. Pada bangunan joglo limasan
bagian tengahnya terdapat sebuah bidang yang seakan memisahkan antara bagian
bawah dan bagian atap dan bagian bawah akan terkesan sangat lebar, hal ini juga
berkaitan dengan kebudayaan masyarakat jawa timur yang sangat menjaga tali
silaturahmi , dan biasanya di dalam rumah joglo terdapat kursi yang berbentuk
sangat panjang, yang dapat berisikan beberapa puluh orang sekaligus.
http://www.rumahjoglo.com/
http://dewikadjar.com/category/rumah-joglo/
http://kagama.fk.ugm.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=97&Itemid=189
http://kerockan.blogspot.com/2012/03/mengenal-nilai-sosiokultural-dan.html
http://www.anneahira.com/rumah-adat-jawa-timur.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar