Melihat perkembangan yang saat ini menggeliat pada
sektor pariwisata keberadaan folklore sebagai salah satu komoditi pemerkaya
khasanah produk keparwisataan menjadi penting kehadirannya. Bukan hanya
merupakan salah satu alat atau media yang bisa menyampaikan keunikan suatu
daerah bedasarkan berbagai ragam cerita yang telah ada sejak masa lampau namun
keberadaan folklore juga sedikit banyak dapat memberikan inspirasi bagi
masyarakat pada hari ini akan nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh kearifan
lokal dari tiap daerah.
Pada hari ini keberadaan folklore dihadapkan pada
sebuah kenyataan miris yaitu teriris eksistensinya oleh perkembangan zaman. Meskipun
pada kasus-kasus tertentu seperti folklore yang ceritanya telah melegenda dan
familiar akan terjaga eksistensinya namun keberadaan folklore dari
daerah-daerah yang belum begitu dikenali nyata-nyatanya harus diakui bahwa jika
tidak ada niatan pendokumentasian dari pihak-pihak yang mau peduli maka bisa
saja folklore itu menghilang dari perdaran.
Eksistensi folklore sangata erat kaitannya dengan
reputasi yang ia miliki, dalam hal ini jika sebuah cerita makin dikenali oleh
masyarakat luas maka keberadaannya pun akan senantiasa diingat dan tidak lekang
dari waktu. Mari tengok cerita mengenai malin kundang yang sangat terkenal itu.
Faktor kuncinya terletak pada seberapa besarkah reputasi yang dimiliki oleh
folklore itu untuk mencapai tingkat eksistensi yang baik.
Dampak yang nyata yang mana tentunya akan bisa dirasakan
oleh banyak pihak adalah meningkatnya rasa penasaran seseorang untuk mengetahui
lebih jauh dan tidak menutup kemungkinan seseorang akan mendatangi tempat
dimana terjadinya insiden itu. Dalam topik Suku Toraja cerita-cerita mengenai
upacara pemakaman yang telah dikenal seantero indonesia nyatanya berhasil
membuat mereka hidup dan ditopang oleh pendapatan dari sektor pariwisata.
Orang berbondong-bondong untuk mencoba mencari tahu
seperti apa yang sebenarnya terjadi di tempat asalnya. Faktor ketertarikan akan
suatu keunikan ini menjadi salah satu motivasi yang lumrah dan umum jika kita
melihat pangsa pasar wisata minat khusus. Upacara pemakaman yang begitu megah
juga menjadi salah satu daya pikat. Tentu sulit dipercaya jika halnya hanya
untuk memakamkan seorang jenazah dibutuhkan sebuah rangkaian ceremonial yang
amat megah. Hal ini terbukti dapat menjadi daya pikat utama dari intisari
kekuatan pariwisata Tana Toraja.
Cerita-cerita lainnya seperti kebiasaan masyarakat,
takhayul dan juga hal-hal yang memiliki keunikan dengan level tertentu nantinya
akan menjadi suatu produk komplementer dengan melengkapi sajian utama yang
merupakan jawaban dari motivasi pengunjung untuk mau datang ke Tana Toraja. Dan
dengan itu pula lah maka kekayaan khasanah budaya sebuah etnik akan semakin
tergali informasinya dan secara langsung akan mengakibatkan kemajuan
pariwisata. Karena tentu kita paham bahwasannya promosi yang baik adalah dengan
menyuguhkan informasi yang menarik, unik, dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Pengetahuan akan Folklore juga bisa berguna sebagai
penambah pengetahuan akan materi bila halnya pembaca berprofesi sebagai
pemandu. Dari sini Folklore tentu menawarkan pesona cerita yang unik dan
tersendiri dimana nantinya para wisatawan akan dibawa imajinasinya untuk bisa
segera bersahabat dengan calon destinasi yang akan ia kunjungi. Hal ini akan
sangat berguna untuk memprovokasi secara positif bagi para wisatawan yang
tengah pembaca tangani untuk nantinya kemudian memberikan sugesti yang cerdas
supaya wisatawan semakin bersemangat akan agenda perjalanan yang tengah ia
jalani.
Kiranya paparan diatas dapat membuat pembaca sedikit
terbuka pandangannya bahwasannya cerita-cerita yang sifatnya mengandung
keunikan serta memiliki daya tarik secara kehususan kelompok dapat menjadi
sebuah bekal yang layak untuk dapat dipresentasikan jika kalau-kalau pembaca
merupakan seorang guide profesional, sedang dalam tahapan menuju itu, ataupun
berpikir untuk menjadi guide.
terima kasih
Madito Mahardika
ijin share isi blognya ya kak
BalasHapusperbedaan tepung maizena dan tepung kanji