NAMA :
PUGO SURYA ADHITAMA
NIM :
4423107050
ASAL
USUL NAMA SURABAYA
Dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian
antara ikan hiu sura dengan buaya dimana mereka berkelahi hanya karena berebut
mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas, sama-sama cerdik, sama-sama
ganas dan sama-sama rakus dan sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah
ada yang menang atau pun yang kalah. Akhirnya mereka mengadakan kesepakatan,
"Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya," kata ikan sura dan buaya
menjawab sambil bertanya "Aku juga sura apa yang harus kita lakukan agar
kita tidak lagi berkelahi?". Ikan hiu sura sudah punya rencana untuk menghentikan
perkelahiannya dengan buaya dan segera menerangkan, "Untuk mencegah
perkelahian di antara kita sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua,
aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air,
sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di
daratan, sebagai batas antara daratan
dan air serta kita tentukan batasnyayaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada
waktu pasang surut!" "Baik aku setujui gagasanmu itu!" kata buaya.
Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak
ada lagi perkelahian antara sura dan buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati
wilayah masing-masing, akan tetapi pada suatu hari ikan hiu ura mencari mangsa
di sungai. Hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar buaya tidak
mengetahui mula-mula hal ini memang tidak ketahuan, tetapi pada suatu hari
buaya memergoki perbuatan ikan hiu sura ini. Tentu saja buaya sangat marah melihat
hiu sura melanggar janjinya dan berkata "hai sura, mengapa kamu melanggar
peraturan yang telah kita sepakati berdua? mengapa kamu berani memasuki sungai
yang merupakan wilayah kekuasaanku?" tanya buaya. Ikan hiu sura yang
merasa tak bersalah tenang-tenang saja "aku melanggar kesepakatan? bukankah
sungai ini berair, bukankah aku sudah bilang, bahwa aku adalah penguasa di air?
Nah, sungai ini kan ada airnya jadi juga termasuk daerah kekuasaanku, "
kata ikan hiu sura. "Apa? Sungai itu kan tempatnya di darat, sedang daerah
kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah darerah kekuasaanku!" buaya
ngotot. "Tidak bisa. Aku 'kan tidak pernah bilang kalau di air itu hanya
air laut, tetapi juga airsungai" jawab hiu sura? "Kau sengaja mencari
gara-gara, sura?". "Tidak! kukira alasanku cukup kuat dan aku memang
dipihak yang benar!" kata sura. "Kau sengaja mengakaliku dan aku
tidak sebodoh yang kau kira!" kata Buaya mulai ,marah. "Aku tidak
perduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah
kekuasaanku!" sura tak mau kalah. Karena tidak ada yang mau mengalah, maka
pertempuran sengit antara ikan hiu sura dan buaya terjadi lagi.
Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat, saling
menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap air
disekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang
tersebut. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali. Dalam
pertarungan dahsyat ini buaya mendapat gigitan hiu sura di pangkal ekornya sebelah
kanan. Selanjutnya ekornya itu terpaksa selalu membengkok kekiri dan sementara
ikan sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus lalu ikan sura kembali ke
lautan dan buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.
Pertarungan antara ikan hiu yang bernama sura dan buaya
ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu nama Surabaya
selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peritiwa inilah kemudian
dibuat lambang kota surabaya yaitu gambar "ikan sura dan buaya".
Namun ada juga sebahagian berpendapat asal usul surabaya berasal dari kata Sura
dan Baya. Sura berarti Jaya atau selamat dan Baya berarti bahaya, jadi Surabaya
berarti "selamat menghadapi bahaya". Bahaya yang dimaksud adalah
serangan tentara Tar-tar yang hendak menghukum Raja Jawa. Seharusnya yang
dihukum adalah Kartanegara, karena Kartanegara sudah tewas terbunuh, maka
Jayakatwang yang diserbu oleh tentara Tar-tar itu. Setelah mengalahkan
Jayakatwang orang Tar-tar itu merampas harta benda dan puluhan gadis-gadis cantik
untuk dibawa keTiongkok. Raden Wijaya tidak terima diperlakukan seperti itu.
Dengan siasat yang jitu, Raden Wijaya menyerang tentara Tar-tar di pelabuhan
Ujung Galuh hingga mereka menyingkir kembali ke Tiongkok. Selanjutnya, dari
hari peristiwa kemenangan Raden Wijaya inilah ditetapkan sebagai hari jadi Kota
Surabaya. Surabaya sepertinya sudah ditakdirkan untuk terus bergejolak dan tanggal
10 November 1945 adalah bukti jati diri warga Surabaya yaitu berani menghadapi
bahaya serangan Inggris dan Belanda. Di zaman sekarang setelah ratusan tahun
dari cerita asal usul Surabaya tersebut, ternyata pertarungan memperebutkan
wilayah air dan darat terus berlanjut. Di kalamusim penghujan tiba kadangkala banjir
menguasai kota Surabaya dan pada musim kemarau kadangkala tempat-tempat genangan
air menjadi daratan kering.
http://duniabaca.com/asal-usul-sejarah-kota-surabaya.html
http://dongeng.org/cerita-rakyat/nusantara/asal-nama-kota-surabaya.html
http://dongengssebelumtidur.blogspot.com/2011/12/asal-usul-surabaya.html
http://diajengsurendeng.blogspot.com/2012/01/asal-usul-surabaya-legenda-asal-usul.html
http://www.surabaya.go.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar