Senin, 02 Januari 2012


Kampung Naga
Kampung Naga, sebuah desa yang berada di Kampung Nagaratengah, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Kampung Naga merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Seperti permukiman Badui, Kampung Naga menjadi objek wisata yang mengenai kehidupan masyarakat pedesaan Sunda dimasa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di Jawa Barat.
Lokasi dan topografi
Kampung ini secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya. Untuk menuju Kampung Naga dari arah jalan raya Garut-Tasikmalaya harus menuruni tangga sebanyak 439 anak tangga yang sudah di tembok sampai ke tepi sungai Ciwulan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan jarak kira-kira 500 meter. Kemudian melalui jalan setapak menyusuri sungai Ciwulan sampai kedalam Kampung Naga.

Religi dan sistem pengetahuan
Seperti saya lihat waktu saya berkunjung ke Kampung Naga, pada tanggal 6-8 Desember 2011, disana penduduk Kampung Naga semuanya mengaku beragama Islam, akan tetapi sebagaimana masyarakat adat lainnya mereka juga sangat taat memegang adat-istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya. Artinya, walaupun mereka menyatakan memeluk agama Islam, syariat Islam yang mereka jalankan agak berbeda dengan pemeluk agama Islam lainnya. Bagi masyarakat Kampung Naga dalam menjalankan agamanya sangat patuh pada warisan nenek moyang. Umpanya sembahyang lima waktu: Subuh, Duhur, Asyar, Mahrib, dan salat Isa, hanya dilakukan pada hari Jumat. Pada hari-hari lain mereka tidak melaksanakan sembahyang lima waktu. Dan yang di sana  saya melihat ada tabu atau pantangan atau pamali yang benar-benar penduduk disana masih memegang pantangan tersebut seperti, rumah-rumah di sana tidak boleh dilengkapi perabotan, misalnya kursi, meja dan tempat tidur. Rumah tidak boleh mempunyai daun pintu di dua arah berlawanan. Karena menurut anggapan masyarakat Kampung Naga, rizki yang masuk kedalam rumah melaui pintu depan tidak akan keluar melalui pintu belakang. Untuk itu dalam memasang daun pintu, mereka selalu menghindari memasang daun pintu yang sejajar dalam satu garis lurus. Di kampung naga juga mempunyai tabu kesenian atau pantangan kesenian yang dari luar kampung naga di kampung naga tidak boleh mempertunjukkannya seperti, Wayang Golek, Pencak Silat, dangdut dan kesenian yang menggunakan waditra gong. Sedangkan kesenian yang merupakan warisan leluhur masyarakat Kampung Naga adalah terbangan, angklung, beluk, dan rengkong.
Ya, disini saya masih penasaran sekali sama tabu atau patangan yang unik yaitu pada hari Selasa, Rabu, dan Sabtu. Masyarakat kampung naga dilarang membicarakan soal adat-istiadat dan asal-usul kampung Naga. Tidak boleh berkata sembarangan, mematahkan ranting-ranting pohon, atau menganggu hewan-hewan yang ada disekitar. Ada juga Hutan Larangan, di sana sempat ada yang mengambil ranting apalagi menebang pohon akan dikenakan sangsi adat. Cerita lain dari keajaiban air terjun tersebut adalah, kita tidak diperbolehkan mandi di air terjun tersebut ketika menjelang waktu maghrib, pasti akan kesurupan, boleh percaya atau tidak.
Di kampung naga juga tidak ada listrik. Seperti saya dan teman-teman sewaktu kami mengadakan ODTW (tugas perkulihaan) kami mencari tahu tentang kampung naga. Sewaktu kami dikampung naga kami di sana dijamu dengan hangat oleh penduduk kampung naga. Di sana kami tidak menemui satupun arus litrik, tegangan listrik maupun kabel listrik. Kita disana selalu menggunakan senter atau lampu minyak. Sangat menyenangkan sewaktu mandi, di sana kita mandi tidak di kamar mandi tetapi kami dan penduduk kampung naga mandi di Jamban yang memaki bambu dan rotan. Itu sangat unik dan menyenangkan karena kapan lagi bisa merasakan mandi yng dibawahnya sungai, ikan-ikan mas yang sangat besar-besar, suara burung berkicau-kicau dan kiri kanan pemandangan indah yang dibentang pohon-pohon besar dan bukit-bukit kecil. Menyenangkan bukan?
Saya ingin rasanya kembali lagi ke kampung naga dan lebih tinggal lama disana.

CINDY APRINA MIRASARI
4423107052
Univ. NEGRI JAKARTA

Minggu, 01 Januari 2012


Kampung Naga Ceritaku
 (Abdul Aziz Muslim - 4423107029)


Sebuah perjalanan yang menyenangkan pada saat ODTW, ketika ingin mengunjungi Kampung Naga dari Jakarta.Entah kenapa saya begitu excited banget untuk melihat sebuah kampung adat sunda asli itu. Ternyata benar ketika sudah sampai disana,banyak pengalaman baru,hal yang baru yang bisa saya pelajari disana. Saya banyak belajar dari masyarakat sekitarnya tntang keramahan, adanya makna toleransi disana, saling gotong-royong itulah sosok masyarakat di Kampung Naga. Hal yang menarik menurut saya ketika saya melewati 349 anak tangga berbatu rapi harus dilalui untuk mencapai Kampung sunda tersebut. Kampung Naga yang berada di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya atau terletak sebelah kiri jalan utama Garut, Kampung ini dikelilingi bukit yang dipenuhi pohon albasia dan sungai ciwulan. Luas Kampung Naga sekitar 1,5 hektar dan dibagi menjadi hutan, sungai, daerah persawahan, dan daerah perkampungan yang memiliki 111 bangunan, terdiri atas 108 rumah, 1 balai pertemuan, 1masjid, dan 1lumbung(menghadap ke arah timur-barat). Meski masyarakatnya telah mengenal dunia modern sudah ada TV B/W, Radio yang dihidupkan dengan tenaga aki, tapi masyarakat Kampung Naga patuh mempertahankan adat dengan tetap menghormati para leluhur dan menabukan sesuatu yang datang bukan dari ajaran leluhur. Mereka percaya bila hal itu dilanggar akan menimbulkan petaka. Pedoman hidup mereka adalah “cara sabumi, cara sadesa” yang kurang lebih artinya hal yang baik di luar, belum tentu baik bila diterapkan di dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat setempat.


       Seluruh rumah di Kampung Naga tidak memakai listrik, rumahnya menghadap ke arah utara-selatan, jadi pada saat saya tidur, tidak boleh menghadap ke arah barat (kiblat) . Karena katanya nenek moyang mereka meninggal dan dikuburkan sejajar dengan arah barat (kiblat). Dinding rumah mereka terbuat dari anyaman bambu atau bilah-bilah kayu dan dicat dengan kapur putih. Atap rumah terbuat dari dua lapisan,yaitu tepus (alang-alang) di lapis bawah dan ijuk di lapis atasnya. Terdapat juga bak yang dibuat oleh Pemda setempat untuk warga membuang sampah-sampah organik dan Tempat MCK berada di luar rumah yang dibawahnya terdapat kolam ikan sperti ikan mas, gurame, lele. Kolam ikan itu milik bersama masyarakat, untuk makanan sehari-hari mereka.

       Banyak mitos yang dibicarakan tentang Kampung Naga di internet, tentang banyaknya mitos-mitos dan cerita aneh diKampung Naga, namun fakta asli dilapangan tidak sepenuhnya cerita itu benar. Karena saya dan teman-teman sudah menanyakan langsung kepada kepala suku Kampung Naga bahwa itu hanya isu-isu yang tidak benar. Begitu menarik dan sangat terkesan mengunjugi Kampung Naga, saya sendiri merasa betah dan nyaman menginap semalam disana. Pemandangan yang indah itu pada saat pagi hari yang membuat saya semakin betah disana. Pokoknya really really have fun jika kalian mengunjungi kesana. Jangan lupa beli buah tangan jika kesana, saypun membeli miniatur khas rumah Kampung Naga. pokoknya AWESOME KAMPUNG NAGA



(LIDYA NOVITA – 4423107048)

 KAMPUNG SAMPIREUN

Selasa, 6 Desember 2011 kami melakukan perjalanan ODTW ke Jawa Barat. Dari semua objek yang kami kunjungi, saya tertarik untuk membahas Kampung Sampireun. Kami ke Kampung Sampireun pada hari kedua ODTW, Kamis 7 Desember 2011. Kampung Sampireun ini merukan kampung buatan yang berisi resort dan spa. Kampung Sampiren Resort & Spa terletak di Jl. Raya Samarang Kamojang. Kp. Sukakarya Desa Ciparay, Kec. Samarang, Garut, West Java Indonesia. Kontak yang bisa dihubungi phone : +62 262 542 393 | 542 394 (95), fax : +62 262 542 188.
Kesan pertama ketika mengunjungi Kampung Sampireun adalah, sebuah kampung yang memiliki pemandangan yang indah, asri, sejuk dan tenang. Terdapat danau yang dikelilingi bungalaw-bungalaw, perahu-perahu kecil, dan rakitan bambu yang berada di tengah-tengah danau. Kebetulan pada saat hari ke2 ini saya mendapat tugas menjadi Team Leader (TL). Para TL dan sebagaian mahasiswa diberi kesempatan untuk dapat memasuki setiap bungalau-bungalau yang ada disana. Di sana saya memasuki bungalaw Kalapalua yang berisi 1 kamar tidur, toilet dan teras.
Setelah diajak berkeliling bungalaw yang ada di sana, kami semua di bawa ke sebuah aula besar, disana kami diberi informasi tentang Kampung Sampireun tersebut, terdapat sesi tanya-jawab kepada mahasiswa, juga kepada TL. Saya dan TL lainnya diberi duduk di depan, kami di tanya satu persatu tentang bungalaw yang kami lihat tadi. Setelah persentasi tentang Kampung Sampireun selesai, ada coffee break untuk kami semua. Hidangan es jeruk dengan cakenya sangat membuat kami menukmati suasana Kmapung Sampireun yang bernuansa sunda.
Setelah selesai seluruh acara, ishoma, dll, saatnya kami meninggalkan Kampung Sampireun itu. Tapi sebelum pergi kami mengabadikan foto-foto kami untuk kenang-kenangan. Foto dengan background danau dan bunglaw-bungalaw yang ada di sana. Untuk lebih jelasnya tentang Kampung Sampireun, saya akan menjelaskan sedikit Kampung Sampireun yang saya rangkum dari persentasi dan brosur yang saya dapat disana.

Gambaran umum:
Berkunjung ke kota Garut, kurang lengkap rasanya bila tidak mampir ke Kampung Sampireun. Liburan bernuansa alam bisa didapatkan disini. Kampung Sampireun merupakan sebuah Resort bernuansa Perkampungan Sunda. Hotel Kampung Sampireun mulai Beroperasi pada bulan Januari 1999 yang mana peresmiannya dilakukan oleh Menteri Pariwisata Seni dan Budaya Bapak Marzuki Usman pada tanggal 4 September 1999. Kampung sampireun ini merupakan resort pertama dan menjadi inspirasi resort-resort lain yang kini sudah banyak berada di jawa barat. Kampung sampireun merupakan kampung imitasi atau buatan yang dibangun untuk memberikan pelayanan bagi mereka yang ingin menikmati ketenangan dan bebas dari keramainan jalanan karena letaknya yang berada jauh dari keramaian kendaraan jalan jalanan besar. Kampung Sampireun sendiri diambil dari nama Situ yang artinya Danau, dan Sampireun yang dalam bahasa Indonesia berarti Tempat Singgah. Danau ini memiliki sumber mata air yang cukup besar yang di gunakan oleh masyarakat sekitar untuk mengairi sawah-sawah dan pemandian umum. Di salah satu sudut masih dipertahankan kebun bambu yang menambah nuansa sejuk dan tenang dengan suara gemericiknya. Tanaman Pinus yang rindang ditata dengan asri dengan temaTropical Gardenlust.  Kampung Sampireun menjadi tempat favorit bagi pasangan yang berbulan madu dan untuk liburan keluarga atau pribadi yang ingin meluangkan akhir pekan bagi  yang membutuhkan istirahat dari rutinitas sehari-hari di kota besar yang penuh dengan kesibukan. Dilengkapi dengan perahu untuk setiap bungalaw, tamu yang menginap dapat menikmati suasana Situ Sampireun ditemani dengan ribuan Ikan Mas yang akan menemani ketika berperahu di danau. Para tamu juga dapat menikmati acara “Calung”, yaitu kesenian tradisional yang dipentaskan setiap sore di deck utama danau. Dan pada malam hari para Tamu akan di suguhkan alunan Kecapi Suling yang dimainkan langsung oleh grup kesenian Kampung Sampireun. Setelah makan malam, ada karyawan dari resort yang akan mengelilingi danau dengan perahu untuk menyuguhi “Sekoteng”, minuman tradisional Sunda untuk menghangatkan tubuh. Untuk Tamu yang baru tiba akan dihidangkan “Welcome Drink” berupa “Bajigur”  minuman tradisional yang terbuat dari Santan, Gula Merah dan Daun Pandan dihidangkan hangat, serta makanan kecil berupa Rangginang. Setelah itu, Tamu akan diantar dari Lobby ke bungalow dengan cara yang unik yaitu dengan menggunakan Perahu atau Rakit.
Paket-paket yang ditawarkan:
Paket-paket yang ditawarkan pun cukup beragam. Mulai dari Paket Meeting, Paket Outing, dll. Paket yang istimewa di Kampung Sampireun adalah Paket Bulan Madu. Istimewa karena didukung oleh lokasi Resort yang dikelilingi pegunungan, taman – taman bunga hingga memberikan nuansa Kampung yang kental, asri dan eksotis, jauh dari keramaian kota. Dengan mengambil paket ini, tamu yang berbulan madu akan dimanjakan oleh berbagai servis seperti: floating Candle light dinner di atas rakit, floating Foot SPA di atas rakit, tretment SPA untuk berdua, wisata Kampung, buklet Bunga dan Gift, hiasan Kamar khas bulan madu, dan lain sebagainya. Bagi pasangan yang ingin menikah pun dapat memanfaatkan lokasi resort Kampung Sampireun untuk photo pre-wedding. Dengan menggunakan konsep outdoor photography para pasangan dapat menikmati cepretan kamera dengan background danau yang asri dan indah.
Terdapat juga paket meeting, Kampung Sampireun menyediakan ruang meeting untuk 45orang dengan standard meeting decoration dengan satu layar yang lebar, microphone, sound system, wi-fi, dan keperluan meeting lainnya.
Paket gathering pun tersedia di Kampung Sampireun. Paket untuk rombongan atau group ini minimal untuk 20orang. Fasilitas yang diperoleh dari paket ini adalah untuk hiburan rombongan dapat memilih hiburan yang telah disediakan seperti tarian jaipongan, karaoke dan akustik band, kemudian untuk games terdapat balap perahu, gebuk bantal, jalan di titian, tangga datar, balap sarung, tangkap belut, tarik tambang, dll. Terdapat juga api unggun bagi rombongan yang ingin menikmati hangatnya api di tengah malam yang dingin. Kampung sampireun juga menyediakan acara kembang api bagi tamu yang meminta disediakan acara tambahan, misalnya saat tahun baru.

Bungalow:
Bungalow di Kampung Sampireun ini dirancang dengan ciri khas Rumah Panggung Tatar Sunda Parahyangan. Kampung Sampireun memiliki 22 Bungalow terdiri dari 8 unit tipe Kalapalua Suite (Satu kamar tidur & teras), 4 unit tipe Kurjati Suite (Satu kamar tidur, ruang tengah, & teras), 6 unit tipe Waluran Suite (Dua kamar tidur, ruang tengah, & teras), 1 unit tipe Cikuray Suite (Dua kamar tidur, ruang tengah, & teras), 1 unit tipe Papandayan Suite (Dua kamar tidur, ruang tengah, & teras), dan 1 unit tipe Manglayang (Tiga kamar tidur, ruang tengah, & teras). Untuk dekorasi kamar, tamu bisa request atau meminta dekorasi ruang kamar sendiri sesuai dengan keinginan mereka, tapi dengan tetap menyajikan konsep sunda yang menjadi ciri khas resort ini.

Fasilitas:
Selain itu Kampung Sampireun memiliki fasilitas: Seruling Bambu Restaurant, Bale Putri Amantie, Waroeng Kopi ala kampung sebagai tempat interaksi Warga Kampung (Tamu dan Karyawan), tradisional Kiara Payung Meeting Room yang menampung hingga 45 orang, Taman Sanghyang Dayu Garden yang dapat dipergunakan sebagai tempat “Dinner Party”, Kolam Renang, dan Taman Sari Royal Heritage Spa yang berdiri pada tahun 2003. Peresmian pembukaan Spa tersebut dilakukan oleh Amelia Vega, Miss Universe 2003. Serta fasilitas Children Playground. Spa ini memiliki 2 Villa, 2 ruangan standard, 5 therapist, 1 ruang meditasi, 1 ruangan body sauna, jamu bar dan juga kolam renang mini.
Kampung Sampireun menyediakan “Liburan asyik ala kampung” dengan minimal 20 orang. Hiburan yang disediakan seperti mancing ikan, festifal surabi, games keluarga, family photo dan family spa yang tentunya semua hiburan ini dikenai biaya di luar dari harga penginapan.
Berikut adalah fasilitas yang tersedia di Kampung Sampireun Resort & Spa :
Taman Sari Royal Heritage Spa
Bale putri Amanti
Warung Kopi
Kiara Payung (Ruang Rapat)
Alun-Alun Pasir Angin
Seruling Bambu Restaurant
Kolam Renang Anak
Kolam Taman dengan Banyak Ikan Cantik
Akses Internet
Layanan Laundry
Canoe each room (perahu kano) & Raft
Plaza Lobby for Out door entertaint
Sanghiyang Dayu Garden
TV
Bale Bengong
Kolam Pemancingan
Taman Bermain Anak
Waterfall “Curug Geulis”
Gift Soft

Itulah gambaran tentang Kampung Sampireun yang dapat saya berikan. Terimakasih....