Sabtu, 31 Desember 2011

Tugas Pemanduan (UNIQUELY TRIP TP KAMPUNG NAGA - ANDINI B.)



OUR UNIQUELY TRIP TO KAMPUNG NAGA
By : Andini Binayuda Ekawati (4423107020)


Perjalanan Field Trip Jawa Barat dari D3Usaha Jasa Pariwisata pada hari pertama setelah mengunjungi Kp. Pulo dan Candi Cangkuang adalah bermalam di Kampung Naga. Mengunjungi Kampung Naga merupakan suatu hal menarik tersendiri untuk kami. Karena Kampung Naga merupakan sebuah daerah di Jawa Barat yang masih sangat memegang teguh kebudayaan mereka. Kampung yang terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Tasik Malaya, Jawa Barat ini dapat ditempuh sekitar 30 menit dari Tasik Malaya dan 26 menit dari kota Garut. Sesampainya disana kami benar-benar disuguhkan dengan pemandangan alam yang sangat indah dan masih sangat terjaga. Akses dari pintu luar untuk masuk ke daerah penduduk kami harus melewati sekitar kurang lebih 400 anak tangga dengan kemiringan 45 derajat dan jarak 500 meter per anak tangga. Bisa dibayangkan betapa lelahnya, namun kami tetap semangat karena rasa penasaran yang tinggi akan wilayah Kampung Naga itu sendiri.




Sampai di area penduduk kami benar-benar merasa berada dalam suatu wilayah adat yang sangat tenang. Perjalanan ke rumah warga kami mendengar gemericik suara air dari sungai Ciwulan yang membatasi Kp.Naga dari sisi sebelah utara dan selatan. Disebelah barat dari Kp.Naga sendiri dibatas oleh hutan keramat, mengapa disebut dengan hutan keramat ?! ini di karenakan hutan ini adalah tempat di makamkannya para leluhur mereka. Sedangkan sebelah selatan dari Kp.Naga dibatasi dengan hamparan sawah milik penduduk. Asal-usul nama Kampung Naga sendiri tidak ada kaitannya dengan hewan naga seperti yang dibayangkan orang kebanyakan. Melainkan, kata ‘Naga’ berasal dari nama desa mereka yaitu desa ‘Neglasari’.
        Kesunyian dan ketenangan benar-benar kami dapatkan dari desa ini, hal ini dikarenakan, masyarakat Kp. Naga menolak adanya listrik masuk ke daerah mereka. Jadi saat malam, mereka mengandalkan sinaran lampu minyak atau petromak sebagai pencahaayaan mereka pada malam hari. Kegiatan sanitasi juga dilakukan di luar rumah, diatas kolam ikan. Jadi untuk mandi atau kegiatan MCK lainnya kami lakukan di dalam gubuk bambu diatas empang ikan. Ini hal unik untuk kami semua.

Untuk bangunan di Kp.Naga sendiri terdiri dari 113 bangunan 3 diantaranya adalah masjid, sembah eyang Singaparna, dan Bumi Ageung serta sisanya adalah rumah adat yang dihuni oleh para penduduk asli. Keunikan lain juga bisa kita dapatkan dari arsitektur rumah adat masyarakat sekitar yang sangat unik. Setiap rumah tidak boleh di cat kecuali dikapur  dengan warna putih, bentuk rumah panggung dan terbuat dari kayu. Atap rumah haruslah terbuat dari nipah atau ijuk. Rumah mereka juga tidak boleh ditembok, tetapi harus di anyam dengan posisi rumah menghadap ke arah selatan dan memanjang kearah barat-timur.
        Satu hal yang menurut saya sangat menarik adalah kepercayaan mereka terhadap mitos makhluk halus seperti Jurig Cai atau hantu yang menjaga di sungai, Ririwa atau hantu yang akan menakut-nakuti manusia dikala malam hari, dan Kunti Anak yang akan mengganggu wanita hamil di daerah sekitar. 



Disana, kami tinggal dengan warga sekitar kami mengikuti tidur dirumah warga dan mencicipi makanan yang dimasa oleh sang pemilik rumah. Disana juga kami menyempatkan untuk oservasi kampung sekitar, bagaimana kegiatan mereka di sawah dan seperti apa mereka mengolah makanan dari hasil kolam atau ladang. Semuanya itu adalah hal menarik yang tidak akan kami temui ditempat lain dan merupakan hal yang berkesan dan tidak akan kami lupakan. NICE TRIP !!!! and UNFORGETTABLE TRIP !!!!!