Nama: Edwina Yustitya
No.Reg: 4423107030
Beberapa minggu yang lalu saya berkesempatan untuk
mengunjungi Kampung Naga. Kampung Naga ini terletak di desa Neglasari,
Tasikmalaya. Kampung Naga merupakan salah satu desa tradisional yang masih
bertahan di Indonesia di tengah gempuran arus globalisasi.
anak tangga Kp.Naga |
Saya dan rombongan tiba saat petang, walaupun badan sudah
terasa lelah kami masih harus menuruni lebih dari 350 anak tangga untuk mencapa
Kampung Naga. Pada kesempatan ini saya dan empat teman saya menginap di rumah
bu.Enih salah satu warga Kampung Naga. Rumah Bu.Enih dan warga Kampung Naga
lainnya terbuat dari kayu dan tidak menggunakan listrik. Alasannya, karena
rumah mereka terbuat dari kayu dan lebih beresiko untuk terbakar karena aliran
arus listrik, selain itu juga agar terhindar dari kesenjangan sosial antara
warga. Jadi untuk penerangan warga menggunakan lampu petromaks .
Malam harinya saya dan teman-teman tidur di tempat yang sudah
disiapkan. Bu Enih memberi tahu kami agar tidur dengan kepala di arah barat dan
kaki di lonjorkan kearah timur. Pantang bagi mereka untuk mengarahkan kaki kearah barat, selain arah barat merupakan arah kiblat, arah barat juga dipercaya
sebagai letak makam leluhur mereka.
Selain itu, saat malam hari setiap pergantian jam juga di
tandai dengan bunyi kentongan. Bunyi kentongan, jumlahnya akan sama dengan
keadaan jam pada saat itu. Misalnya jika waktu menunjukan pukul 11 malam, maka warga
yang saat itu sedang bertugas ronda akan memukul kentongan sebanyak 11 kali.
Hal ini sangat unik mengingat sudah jarang hal seperti ini dilakukan di
perkotaan.
Keesokan harinya, saya dan rombongan di ajak berkeliling
Kampung Naga oleh pemandu lokal. Seluruh pemandu yang ada di Kampung Naga
merupakan warga asli dari Kampung Naga. Keberadaan wisatawan menciptakan
lapangan kerja baru bagi warga lokal yaitu sebagai pemandu dan pengrajin
anyaman yang dijadikan souvenir khas dari Kampung Naga. Sedangkan mata
pencaharian utama warga Kampung Naga adalah
berkebun, mengolah sawah dan juga berternak ikan. Warga di sana memiliki kebun sendiri untuk
memenuhi kebutuhan hidup merekea sehari-hari, selain itu warga juga memiliki kolam ikan
bersama yang dapat dimanfaatkan sehingga mereka tidak harus keluar kampung
untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.
hasil panen |
kolam ikan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar