Minggu, 25 Desember 2011

KAMPUNG ADAT is a KAMPUNG NAGA


KAMPUNG ADAT is a KAMPUNG NAGA
Kampung Naga berada di Garut, Jawa Barat adalah sebuah kampung yang masih mempertahankan adat dan budayanya hingga zaman modern ini , desa yang seluas 1.5 Ha yang berada di pinggir aliran sungai Cibulan dan mereka hidup sangat rukun satu sama lainya.
gambar 1.  stratifikasi sosial
Desa yang dipimpin oleh kepala adat atau kuncen dengan stratifikasi  sosial  yang berbentuk seperti pada gambar disamping, pada tingkat atas yang dipimpin oleh kuncen atau kepala adat, Lebe atau pemimpin 
keagamaan, Punduh sebagai yang mengayomi warga dan di tingkat akhir yaitu lapisan masyarakat. Dalam hal politik masyarakat kampung adat netral dan tidak ikut dalam halnya seperti kampanye, namun hak memilih dalam pemilu mereka tetap ikut karena kewajiban sebagai warga negara. Mereka mayoritas memeluk agama islam. Asal usul Kampung Naga beritanya belum di ketahui secara pasti karena dahulu pemberontokan DI/TII memusnahkan sejarah asal-usul kampung naga sendiri sehingga penduduk kampong naga sendiri tidak tahu menahu asal usulnya. 

Gambar 2. Desa Naga
Masyarakat kampung naga tidak dapat dibedakan ciri khasnya dan mereka sama seperti masyarakat tradisional sunda lainya sangat ramah sekali saat saya dan kawan-kawan mampir berkunjung kesana. Mereka juga senang berkesenian namun untuk anak perempuan di kampung naga tidak di perbolehkan untuk berkesenian , hanya untuk membantu orang tua dalam rumah tangga. Masyarakat kampung adat ini hidup dengan cara  bergantung  dari alam mereka berladang dan juga bertambak ikan air tawar untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, berternak kambing dan domba untuk di jual di musim lebaran haji atau idul adha. Selain itu mereka juga menghasilkan kerajinan tangan/handcraft untuk di jual sebagai souvenir.  Sosok kearifan dari kampung adat yang bersahabat dengan alam dan menjaga serta tidak merusaknya dan bagi mereka dengan cara ini alam terus memberikan berkah bagi mereka, karena sikap mereka yang bersahabat. 
Gambar 3. Menikmati nuansa di desa Naga



pada gambar tersebut saya dan kawan saya sedang menikmati refleksi kaki di tambak ikan yang ada di Kampung Naga, jika anda yang pernah melakukan terapy kaki yang dilakukan di Mall-mall kota   yang biayanya relatif mahal dengan waktu terbatas, nah di desa naga ini anda juga bisa rasakan hingga anda puas.
Desa mereka tidak menggunakan listrik dari PLN karena mereka ingin tetap menjaga budaya mereka dari luar meskipun mereka pernah di tawarkan oleh pemerintah daerah mendapat listrik gratis namun desa mereka menolaknya, untuk menjaga budaya mereka dan juga kesenjangan social masyarakatnya, karena mereka berpendapat dengan listrik kehidupan modern akan tumbuh dan dapat memusnahkan budaya mereka. 



oleh : Tezar Arif 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar