Annas.Suryotoro
4423107032
Kampung naga adalah salah satu Kampung adat, yang ada dijawa
barat dan masih tetap melestarikan kebudayaan adat leluhurnya. Kampung naga
sendiri terletak didesa negalasari kecamatan salawu kabupaten tasikmalaya yang tepatnya
berada di antara jalan raya yang menghubungkan daerah Garut dengan tasikmalaya
yang berada tepat di sebuah lembah subur dan dilalui oleh sebuah sungai
ciwulan yang bermata air digunung
cikuray Garut.
Luas kampung naga
sekitar 1.5 hektar dan tidak bisa diperluas dikarenakan leluhur dikampung naga
tidak memberikan ijin kepada masyarakat naga sendiri Supaya bisa menjaga
kelestarian alamnya. terdapat 113 bangunan bale dan masjid,. 413 dari 118
kepala rumah tangga, mata pencarian masyarakat kampong naga sendiri meliputi
pedagang, petani dan peternak di dalam masa panen kampong naga 2x dalam
setahun.
Di dalam memelihara ternak dan tanam sebenarnya itu semua
dijadikan konsumsi sehari-sehari dan untuk kebutuhan upacara. Di kampung naga
sendiri juga terdapat : beberapa lembaga yaitu pemerintah dalam pengaturan
pendataan dan adminitrasi dan kuncen (sebagai pemangku adat dan keperluan
upacara) masyarakat kampong naga sendiri menganut agama islam dan tidak
mengikuti organisasi agama-agama yang ada.
Masyarakat kampong naga sangat menjaga kelestarian alam
misal, dikampung naga terdapat hutan larangan yang tidak boleh ditebang secara
sembarangan karena untuk menjaga kelestarian alam dan menghalau angin … sebagai
gantinya ada penanaman sendiri untuk dipersiapkan sebagai tanah garapan dan
bisa ditebang menurut keperluan masyarakat kampong naga, untuk tempat pemakaman
kampong naga terletak di pinggiran sungai tetapi kalau leluhur kampong naga
terdapat diatas kampong naga sehingga memudahkan untuk upacara adat.
Kampong naga sendiri adalah kampong yang bisa menjaga adat
dan budaya yang ada di Indonesia menurut saya masyarakat kampong naga bukanlah
kampong yang terbelakang atau tertinggal
melainkan kampong yang dapat melestarikan alamnya dan bersahabat dengan
alam, untuk masyarakat kampong naga sendiri adalah masyarakat yang mematuhi
peraturan adat dan peraturan adat itu sendiri bukan beban untuk mereka
melainkan sebagai pemersatu mereka diera jaman yang penuh persaingan dan masyarakat
kampong naga sangat menjaga itu sehinggga terjadi kemakmuran dikampung naga itu
dan mengedepankan toleransi antar masyarakat tersebut..misalnya setiap bangunan
rumah adat mereka terdapat dapur yang ada disamping pintu masuk bukan
dibelakang itu menunjukan rasa toleransi yang sangat besar, apabila salah satu
dari mereka tidak mempunyai sesuatu untuk dimasak maka mereka bisa berbagai
untuk sama lain.
Misalnya pada gambar dibawah ini:
Gambar 1
.
Gambar 2
Gambar ke dua alat untuk memisahkan padi dari kulitnya
setelah di tumbuk, untuk menghasilkan beras yang baik untuk bisa dikonsumsi
sehari-hari. dalam pemakainya padi yang udah di tumbuk ditaruh diatasnya
secukupnya lalu dalam bahasa sunda (digebriken) untuk memisahkan padi dari
kulitnya dari, sisa kulitnya bisa digunakan pupuk dan makanan ikan..begitulah
cara masyarakat kampong naga dalam perputaran rotasi makanan..
Gambar 3
Gambar 4
Gambar diatas adalah tempat beras sebagi penyembahan upacara dengan cara di kumpulkan setiap rumah, begitulah cara masyarakat kampong naga dalam mengadakan upcara dengan bergotong royong dalam melakukan setiap upacara dan melakukan kegiatan yang ada di kampong naga.
Dengan rasa toleransi yang tinggi begitulah kampung naga
dalam menghadapi era jaman yang penuh persaingan dengan tidak meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan yang sudah di jalani dengan berbagi dan saling menghargai
satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar