RIYANI ASTI ARAMI (4423107019)
Perjalanan hari pertama ODTW saya kali ini akan berakhir disuatu objek wisata budaya yaitu kampung naga. Ini adalah pengalaman pertama saya berkunjung dan dibolehkan untuk bermalam dikampung ini, karena tujuannya adalah untuk observasi dan membenarkan kabar-kabar seputar kampung naga yang tadinya hanya saya ketahui melalui internet. Sekitar pukul 05.00 wib rombongan saya sampai dikampung naga, disini kedatangan kami sudah ditunggu oleh mang eno dan mang ayo yang menyambut dan akan mengantar kami sampai dikampung naga. Untuk sampai ke kampung naga kami harus menuruni lebih dari dua ratus anak tangga, terbayang kan berapa banyak keringat yang harus keluar nanti ketika perjalanan pulang karna harus menaikinya. Setelah melewati tumpukan anak tangga, mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan kampong naga yang begitu asri dan begitu nyaman karena masih banyak pepohonan, sungai, kolam ikan dan persawahan.
Gambaran umum tentang
kampung naga yang bisa saya simpulkan adalah ternyata Kampung Naga bukan
berarti ada naga atau berasal dari hewan naga tetapi merupakan singkatan yang
berarti kampung na gawir. Dalam Bahasa Indonesia artinya kampung yang berada di
tebing, dan letak kampong naga sendiri memang berada di tebing atau lembah. Luas
kampung naga yang dijadikan pemukiman adalah 1.5 hektar dengan jumlah rumah 114
bangunan. Akibat dari kondisi geografis yang memang tidak memungkinkan untuk
masyarakatnya menambah jumlah bangunan, maka bagian atas kampong ini di batasi
oleh hutan larangan dan bagian bawah dibatasi sungai ci wulan. Semua bangunan rumah
yang terdapat dikampung naga adalah rumah panggung beratap ijuk dan berderet
rapi serta bersih. Dikampung naga ini memang tidak ada listrik karena itu adalah
permintaan dari masyarakat kampung naga ini sendiri untuk tidak menerima aliran
listrik. Walaupun sebenarnya ada beberapa rumah yang memiliki televisi namun
televisi yang tidak memiliki warna (hitam putih).
Pandangan hidup masyarakat
kampong naga yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya sebenarnya mengandung
kearifan lokal. Misalnya, hanya dengan pamali atau larangan, masyarakat kampong
naga ini mampu menahan diri untuk kelangsungan hidup mereka untuk tidak merusak
hutan. Padahal jika dilihat dari tuntutan kebutuhan dan keterbatasan sumber
daya alam yang dimiliki, desakan tuntutan tersebut jauh lebih kuat dibanding
tetap menjalankan pamalinya. Masyarakat kampung naga juga tabu membangun rumah
dengan menggunakan bahan bangunan industri, kecuali paku. Seperti yang sudah
saya katakana sebelumnya, atap rumahnya terbuat dari ijuk dan
dinding-dindingnya terbuat dari anyaman bambu. Seluruh tiang penyangga
menggunakan balok kayu. Bahan-bahan lokal tersebut berusaha dipenuhi sendiri
tanpa harus merusak kawasan hutannya.
Masyarakat kampung naga yang sejak dahulu hidup mengelompok tanpa mengisolasi diri dengan lingkungan dan kehidupan daerah sekitarnya ini akan tetap mempertahankan pandangan hidup dan tradisinya di tengah gelombang modernisasi. Seperti acara televisi dengan gempuran sinetron dan acara gosip, serta fasilitas komunikasi yang canggih. Ditambah lagi dengan kedatangan turis-turis asing maupun lokal dengan kebiasaan berpakaian mereka yang berbeda. Semua itu tidak membuat masyarakat kampung naga berubah, karena adat tetap jadi yang utama bagi mereka.
Masyarakat kampung naga yang sejak dahulu hidup mengelompok tanpa mengisolasi diri dengan lingkungan dan kehidupan daerah sekitarnya ini akan tetap mempertahankan pandangan hidup dan tradisinya di tengah gelombang modernisasi. Seperti acara televisi dengan gempuran sinetron dan acara gosip, serta fasilitas komunikasi yang canggih. Ditambah lagi dengan kedatangan turis-turis asing maupun lokal dengan kebiasaan berpakaian mereka yang berbeda. Semua itu tidak membuat masyarakat kampung naga berubah, karena adat tetap jadi yang utama bagi mereka.
Sedikit tips untuk berkunjung ke
kampung naga :
· Penduduk kampung Naga terkenal karena
keramahannya ketika menyambut wisatawan lokal maupun asing. Dijamin Anda akan
merasa betah menginap beberapa hari di sini. Sebelum menginap, Anda terlebih
dahulu harus meminta izin dari pejabat setempat beberapa hari sebelumnya.
· Dikarenakan tidak adanya aliran listrik
dikampung naga ini, sebaiknya anda membawa senter jika anda ingin berjalan
disekitar kampung pada malam hari.
· Seperti membawa jaket atau sarung juga sangat
diperlukan karena suasana dingin rumah panggung akan terasa setelah larut malam
hingga pagi hari sebelum matahari terbit.
· Untuk buah tangan dari kampung naga ini anda tidak perlu khawatir, karena pada saat
dikampung naga ada beberapa rumah yang menjual hasil kerajinan tangan
masyarakat sekitar dengan harga yang murah dan dengan pilihan yang beraneka
ragam.
· Dan yang terakhir dari saya, bersikaplah baik dan hormatilah masyarakat kampung
naga serta adat istiadatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar