NAMA : PUGO SURYA ADHITAMA
NIM : 4423107050
PESONA INDAH KAMPUNG NAGA
Kampung naga adalah sebuah
perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat. Kampung ini terletak di
Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.
Untuk menempuh ke kampung ini kita bisa melewati jalan yang menghubungkan kota
Garut dan Tasikmalaya. Apabila kita datang dari kota Garut ± 26 km sedangkan dari kota Tasikmalaya ± 30
km.
Pemandangan kampung naga |
Setelah sampai dikampung ini
pemandangan pertama yakni lahan parkir yang dimana terdapat toko-toko souvenir
dan rumah makan. Setelah itu kita harus melalui ± 444 anak tangga yang dimana
kita sangat membutuhkan stamina yang ekstra dan kemudian melewati jalan setapak
yang dimana sebelah kanan yakni sungai dan disebelah kiri persawahan milik
masyarakat kampung naga.
Masuk kampung naga |
Setelah sampai dikampung naga dapat
terlihat suasana rumah asli sunda dengan angn sejuk semilir berhembus angin. Kampung
ini jauh dari hiruk pikuk kota dan bernuansa alam yang masih perawan. Pesona
lamanya yang masih terpelihara dengan natural jauh dari polusi dan pencemaran
lingkungan. Kesederhanaan dan keteguhan mereka dalam memegang tradisi yang
menjadikan mereka dikenal sampai sekarang ini dan mereka pun mampu hidup
berdampingan dengan masyarakat yang jauh lebih modern. Ketika sampai disana
kita bertemu dengan masyarkat kampung naga dan mereka mengantarkan saya ke
rumah ibu sayiah untuk bermalam disana.Ketika malam hari sekitar pukul 7
malam saya memilih mandi karena saya mementingkan masyarakat kampung naga
terlebih dahulu untuk mandi. Saya cukup kaget dengan mck yang hanya terbuat
dari skat-skat dari bahan material bamboo. Setelah mandi saya berkumpul dengan pemangku
adat untuk menanyakan berbagai macam pertanyaan kepada mereka. Dan
kesimpulannya bahwa semua data yang ada di internet hanya 20 % yang bisa
dikatakan benar dan sisanya hanya asumsi oran-gorang yang datang kesana
sehingga masih perlu dipertanyakan kembali.
Pertemuan dengan pemangku adat |
Untuk asal-usul masyarakat kampung
naga ini sendiri terdapat berbagai asumsi namun setelah saya bertanya dengan
pemangku adat dan mereka menjawab “untuk sejarah dan asal-usul masyarakat
kampung naga ini telah hilang dikarenakan pada masa pemberontakan DI/TII mereka memusnakan semua sejarah dan asal-usul
kampung naga ini.” Masyarakat kampung naga ini juga memiliki pelapisan sosial
yakni kuncen sebagai pemangku adat, punduh sebagai penganyom masyarakat kampung
naga, lebe yang bertanggung jawab dan mengurus masyarakat kampung naga jika
meninggal. Masyarakat kampung naga juga memiliki pantangan yakni ngawadul
(berbicara yang tidak penting), ngadu (berjudi), ngamadat ( mabuk-mabukan) dan
ngawadon (berzina).
Masjid di kampung naga |
Untuk kepercayaan masyarakat kampung
naga sendiri menurut pemangku adat yakni beragama islam, namun dilihat-lihat
mereka masih berbau akan agama hindu yang dimana akan upacara adat dengan
adanya ziarah dan kemenyan. Tetapi mereka beranggapan asalkan dibakar dan tidak
dimakan menjadi suatu hal yang biasa dikampun ini. Mereka juga menolak untuk
mengikuti sebuah organisasi islam apapun seperti NU dan Muhammadiyah.
Alat Musik Tradisional |
Mereka juga mempunya alat-alat musik
tradisional yakni terebang gembrung dan terebang sejat. Dan adapula upacara adat mereka seperti
menyepi yakni upacara adat yang diserahkan kepada masing-masing individu yang
dilaksanakan setiap hari selasa, rabu dan sabtu dimana mereka pantang untuk
menceritakan asal-usul mereka untuk menghormati leluhur mereka. Selanjutnya
upacara kawinan yakni upacara perkawinan masyarakat kampung naga. Serta
terdapat upacara hajat sasih yakni ziarah dan membersihkan makam leluhur. Menurut kepercayaan kampung naga dengan menjalankan setiap perintah dan
menjauhi segala larangan akan membuat mereka jauh dari malapetaka dan
sebaliknya jika mereka tidak melaksanannya maka malapetaka akan datang
kekampung mereka.
Rumah-rumah di kampung naga |
Dikampung ini terdapat 111 bangunan
yakni 108 rumah dan 3 bangunan penting lainnya. Setiap bangunan tidak ada yang
terbuat dari bahan material seperti semen atapun pasir namun terbuat dari bahan
bambu ataupun kayu. Seperti atapnya yang terbuat dari ijuk dan dindingnya yang
terbuat dari anyaman bambu. Uniknya ukuran dari rumah kerumah hampir sama
begitu juga ukuran luas rumahnya. Dimana terdapat dua pintu dan ruangan tamu,
dapur serta ruangan keluarga untuk pencahayaan pada malam hari menggunakan
lampu tempel. Mereka menolak akan adanya listrik karena hal tiu dapat mendorong
masyarakat mereka memiliki tv, radio , dan alat elektronik lainnya. Sehingga
menimbulkan kecemburuan sosial dan timbul sebuah masalah baru yakni pencurian.
Kerajinan tangan masyarakat kampung naga |
Untuk mata pencaharian mereka yakni bertani
menanam padi serta membuat kerajinan dan beternak. Tingkat pendidikan mereka
mayoritas yakni sekolah dasar dan sekolah menengah tingkat pertama tetapi
adapula yang melanjutkan ketingkat menengah dan jenjang kuliah tetapi hanya
minoritas saja. Mereka juga memanfaatkan alam untuk berbagai kegiatan
sehari-sehari. Contohnya mereka menanam tanaman-tanaman yang produktif di hutan
garapan serta memanfaatkan tumbuhan-tumbuhan yang ada disekitar perkampungan
mereka untuk menjadi obat-obatan. Mereka juga memanfaatkan air sungai untuk
perairan sawah mereka, kolam mereka serta mck. Namun mereka tidak mau disebut
sebagai tempat tujuan wisata tetapi mereka selalu terbuka untuk siapa saja
dengan tujuan penelitian atau pengamatan. Mereka juga selalu memberikan pelajaran
kepada anak-anak mereka untuk bersyukur kepada alam dan hal itulah yang membuat
kampung naga ini tetap ada.
Anak-anak kampung naga berangkat ke sekolah |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar