Jumat, 30 Desember 2011

Kearifan Lokal Kampung Naga; Antara adat, tradisi atau kemajuan jaman.


Kearifan Lokal Kampung Naga;
          Antara adat, tradisi atau kemajuan jaman.
Nama       : Yessica
No Reg     : 4423107044

Dalam jadwal ittenary ODTW, kita diwajibkan untuk mengunjungi kampung adat Kampung Naga yang berada di kabupaten Tasikmalaya, tepatnya di desa Neglasari.  Jujur, ini adalah pengalaman pertama saya mengunjungi sebuah kampung adat. Jadi saya mempunyai expetasi yang besar terhadap kunjungan kali ini, kiranya saya mendapat pengalaman baru yang tidak pernah saya temui di kota-kota besar. Benar saja, sesampai di sana saya dan temen-teman sudah disambut dengan ratusan anak tangga yang wajib kami turuni untuk sampai ke pemukiman warga dan dengan kelelahan yang luar biasa akhirnya saya sampai di bawah dan langsung menuju ke rumah penduduk yang akan saya tempati.
Add caption
Di kampung naga tidak ada listrik, jadi kami harus bergantung pada lampu petromag saat malam tiba. Saya juga sangat terkesan saat saya melihat kamar mandi di kampung naga ini, dindingnya terbuat dari anyaman bambu dan terlebih dindingnya tidak sampai menutupi seluruh badan saya, tapi justru di situlah pengalaman saya mandi di tempat yang sangat alami seperti itu. Rumah-rumah penduduknya juga terbuat dari kayu-kayu pohon yang memang mereka tanam sendiri. Hal itu disebabkan karena kepercayaan leluhur mereka yang sangat menghormati alam sebagai sesuatu yang harus dijaga. Seperti larangan mereka untuk tidak memperbolehkan menebang pohon atau mengambil kayu yang sudah jatuh dengan sendirinya di hutan yang disebut sebagai hutan terlarang. Tak heran hutan terlarang tersebut sangat rimbun dan lebat. Keparcayaan mereka juga diilhami oleh kebutuhan mereka yang semuanya disediakan oleh alam, seperti jemuran mereka kering karena bantuan matahari, dan air yang terus melimpah dari sungai maupun air tanah yang masih terus mereka dapat nikmati. Kehidupan masyarakat di sana juga masih sangat natural, seperti bertani, petambak dan pengrajin yang lalu mereka jual hasil karya mereka seperti tas anyaman, sapu, kipas rotan, dan lain-lain. Anak-anak di kampung naga pun bersekolah seperti anak kota lainnya, bedanya kebanyakan dari mereka umumnya hanya sampai tingkat smp yang Karena alasan tidak adanya biaya dari orang tua mereka. Mengenai gaya hidup/ lifestyle mereka sudah sangat terpengaruh dengan kemajuan jaman seperti memakai jeans dan banyak yang sudah memiliki ponsel. Dan hal inilah yang membuat saya bertanya tanya, akankah masyarakat kampung naga bisa tetap mempertahankan adat dan tradisi mereka atau mereka akan tergerus oleh kemajuan jaman. Hanya masyarakat kampung naga sendiri yang tahu dan kesadaran mereka sendiri untuk tetap mempertahankan tradisi dari nenek moyang mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar