Kearifan
Lokal Kampung Naga;
Antara adat, tradisi atau kemajuan
jaman.
Nama : Yessica
No Reg : 4423107044
Dalam jadwal ittenary ODTW, kita
diwajibkan untuk mengunjungi kampung adat Kampung Naga yang berada di kabupaten
Tasikmalaya, tepatnya di desa Neglasari.
Jujur, ini adalah pengalaman pertama saya mengunjungi sebuah kampung
adat. Jadi saya mempunyai expetasi yang besar terhadap kunjungan kali ini,
kiranya saya mendapat pengalaman baru yang tidak pernah saya temui di kota-kota
besar. Benar saja, sesampai di sana saya dan temen-teman sudah disambut dengan
ratusan anak tangga yang wajib kami turuni untuk sampai ke pemukiman warga dan
dengan kelelahan yang luar biasa akhirnya saya sampai di bawah dan langsung
menuju ke rumah penduduk yang akan saya tempati.
Add caption |
Di kampung naga tidak ada listrik,
jadi kami harus bergantung pada lampu petromag saat malam tiba. Saya juga
sangat terkesan saat saya melihat kamar mandi di kampung naga ini, dindingnya
terbuat dari anyaman bambu dan terlebih dindingnya tidak sampai menutupi
seluruh badan saya, tapi justru di situlah pengalaman saya mandi di tempat yang
sangat alami seperti itu. Rumah-rumah penduduknya juga terbuat dari kayu-kayu
pohon yang memang mereka tanam sendiri. Hal itu disebabkan karena kepercayaan
leluhur mereka yang sangat menghormati alam sebagai sesuatu yang harus dijaga. Seperti
larangan mereka untuk tidak memperbolehkan menebang pohon atau mengambil kayu
yang sudah jatuh dengan sendirinya di hutan yang disebut sebagai hutan
terlarang. Tak heran hutan terlarang tersebut sangat rimbun dan lebat.
Keparcayaan mereka juga diilhami oleh kebutuhan mereka yang semuanya disediakan
oleh alam, seperti jemuran mereka kering karena bantuan matahari, dan air yang
terus melimpah dari sungai maupun air tanah yang masih terus mereka dapat
nikmati. Kehidupan masyarakat di sana juga masih sangat natural, seperti
bertani, petambak dan pengrajin yang lalu mereka jual hasil karya mereka
seperti tas anyaman, sapu, kipas rotan, dan lain-lain. Anak-anak di kampung
naga pun bersekolah seperti anak kota lainnya, bedanya kebanyakan dari mereka
umumnya hanya sampai tingkat smp yang Karena alasan tidak adanya biaya dari
orang tua mereka. Mengenai gaya hidup/ lifestyle mereka sudah sangat
terpengaruh dengan kemajuan jaman seperti memakai jeans dan banyak yang sudah
memiliki ponsel. Dan hal inilah yang membuat saya bertanya tanya, akankah
masyarakat kampung naga bisa tetap mempertahankan adat dan tradisi mereka atau
mereka akan tergerus oleh kemajuan jaman. Hanya masyarakat kampung naga sendiri
yang tahu dan kesadaran mereka sendiri untuk tetap mempertahankan tradisi dari
nenek moyang mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar