LIDYA NOVITA (4423107048)
Bali merupakan tujuan wisata yang telah masuk ke dalam kelas dunia Internasional. Bali yang merupakan bagian dari Indonesia ini banyak di minati sebagai tempat berwisata oleh para turis baik lokal maupun domestik . Ia merupakan pusat wisata utama di Indonesia yang sudah dikembangkan sebagai pusat wisata bertaraf internasional.
Pulau Bali adalah sebuah pulau yang indah kecil dan bagian dari kepulauan Indonesia. Hal ini memiliki panorama dan budaya yang unik yang membuat pulau ini adalah eksklusif dari yang lain. Hal ini terletak dalam situasi tropis yang telah menyatakan pulau ini sebagai Pulau Dream untuk berlibur. Sebagai salah satu tujuan wisata paling populer di dunia, Bali selama beberapa tahun penghargaan sebagai pulau terbaik dunia oleh International Travel Magazine. Di sana, bagaimanapun, adalah masih banyak orang yang tidak tahu secara mendalam tentang keunikan budaya Bali. Hidup di Bali selalu dikaitkan dengan "Tri Hita Karana" atau sebuah konsep tripartit yang meliputi hubungan rohani antara Allah dan manusia, dan lingkungan mereka. Pesatnya pertumbuhan pembangunan di pariwisata telah memberikan dampak besar dan berpengaruh terhadap tradisi Bali dan gaya hidup. Menariknya, budaya Bali masih seperti apa itu, tumbuh bersama dengan globalisasi. Ini adalah peradaban Bali yang membuat pulau yang berbeda dari tujuan lain.
Pulau Bali memiliki berbagai jenis tempat untuk dikunjungi seperti sawah, panorama yang indah , gunung yang menjulang setinggi melalui awan, kegiatan dan atraksi wisata, hutan tropis yang lebat , pantai berpasir yang panjang, air biru hangat, surfing menabrak dan orang-orang ramah yang tidak hanya memiliki budaya tetapi sebenarnya tinggal di sini, ritual masyarakat sehari-hari dan banyak hal yang membuat liburan Anda tak terlupakan. Di Bali, roh yang keluar untuk bermain di bawah sinar bulan, setiap malam festival dan bahkan pemakaman adalah kesempatan untuk bersenang-senang dan hari Anda akan mendapatkan menikmati dari angin laut dari air laut biru yang menyelesaikan liburan impian Anda. Bali adalah sebuah surga dalam Pulau Tuhan tujuan yang sempurna untuk liburan Anda, menikmati surga dengan keluarga dan kolase dan memenuhi Bali akan menawarkan sesuatu untuk semua orang. Surga tropis ini memiliki perpaduan unik dari fasilitas wisata modern yang dikombinasikan dengan belanja indah dan masa lalu yang kaya dan warisan. Para orang Bali bangga karena berhasil mempertahankan unik kebudayaan Hindu terhadap kemajuan Islam, agama yang dominan di seluruh Indonesia. Ini masih tercermin dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dilihat dari berbagai upacara, festival Bali dan kuil-kuil dan istana megah. Beberapa pantai surfing terbaik di dunia dapat ditemukan di sisi barat pulau sementara sebaliknya sisi timur adalah surga yang indah untuk keluarga, dengan pantai indah berpasir putih dan laut yang lembut.
Bali dalam Stories
Pulau Bali sendiri sesuai dengan prasasti kuno Blanjong tertulis 835 Saka atau 913 abad yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa Kerajaan yang Pulau Bali disebut 'Bali Dwipa' di mana artinya adalah Bali berarti kembali, penawaran, pastikan dan kata lain yang terkait untuk makna ini, sedangkan Dwipa berarti pulau. The Bali Dwipa mungkin diberikan oleh pedagang tradisional dari India dimana pertama kali mereka tiba di Bali mereka bertemu dengan penduduk lokal penuh dengan kegiatan keagamaan dengan menggunakan penawaran (banten).Berdasarkan acara yang mereka sebut Bali Bali Dwipa.
GEOGRAFIS
Menurut geografis , Pulau Bali terletak di daerah tropis dan sebagai pulau-pulau lainnya di Indonesia bahwa Pulau Bali terdiri dari daerah pegunungan, pesisir dan laut. lahan adalah sangat subur dan iklim tropis sendiri sehingga daerah ini sangat tepat sebagai daerah agraris.
ORANG BALI
orang Bali telah dikenal sebagai agraria dan orang-orang yang ramah .Mereka memegang kehidupan sosial yang kuat yang masih dipertahankan sampai sekarang dan menjadi benteng dari pengaruh tekanan eksternal yang kurang baik.
BUDAYA DAN AGAMA
Sebagian besar orang Bali yang Hindu, sedangkan yang lain beragama Islam, Kristen / Katolik dan Buddha di mana mereka hidup dalam damai dan saling mengasihi. Kita bisa melihat ritual kegiatan keagamaan oleh agama Hindu di Bali setiap hari sehingga pulau ini lebih dikenal sebagai pulau surga. Bali ditampilkan oleh budaya yang unik yang sebagian besar diadaptasi dari pengaruh Hindu yang masih eksis di era modern baru.
SEDERHANA etiket
Sebagai negara dimakan dan bagian dari Indonesia, tinggal di Bali sangat sederhana dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang ramah. Namun Bali sendiri sendiri etiket khusus yang perlu Anda ketahui sebelum mengunjungi pulau itu.
SISTEM MASYARAKAT
orang Bali memiliki sistem komunitas yang kuat dan baik organisasi. Nahorganisasi masyarakat mengatur setiap bagian wilayah di Bali dari yang kecil yang disebut Banjar, desa, kecamatan, dan kabupaten sampai provinsi.
Kosmogoni DAN Hita Karana TRI
Hindu Bali memiliki yang kuat konsep dalam kehidupan mereka yang didasarkan pada keseimbangan kehidupan alam. Konsep ini sekarang telah diadopsi oleh banyak negara di dunia untuk tetap mengamankan lingkungan dari pengaruh buruk.
Sejarah Pariwisata Bali
Kalau pada zaman Romawi orang melakukan perjalanan wisata karena kebutuhan praktis, dambaan ingin tahu dan dorongan keagamaan, maka pada zaman Hindu di Nusantara / Indonesia khususnya di Bali telah terjadi pula perjalanan wisata karena dorongan keagamaan.
Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad 11 kemudian Dang Hyang Nirartha (Pedanda Sakti Wawu Rawuh) pada abad ke 16 datang ke Bali sebagai misi keagamaan dengan titik berat pada konsep Upacara.
Perjalanan wisata internasional di Bali telah dimulai pada permulaan abad 20 dimana sebelumnya bahwa Bali diketemukan oleh orang Belanda tahun 1579 yaitu oleh ekspedisi (Cornellis de Houtman) dalam perjalanannya mengelilingi dunia untuk mencari rempah-rempah lalu sampai di Indonesia.
Dari Pulau Jawa misi tersebut berlayar menuju ke Timur dan dari kejauhan terlihatlah sebuah pulau yang merimbun. Dikiranya pulau tersebut menghasilkan rempah-rempah. Setelah mereka mendarat, mereka tidak menemukan rempah-rempah.
Hanya sebuah kehidupan dengan kebudayaannya yang menurut pandangan mereka sangat unik, tidak pernah dijumpai di tempat lain yang dikunjungi selama mereka mengelilingi dunia, alamnya sangat indah dan mempunyai magnet/daya tarik tersendiri. Pulau ini oleh penduduknya dinamakan Bali. Inilah yang mereka laporkan kepada Raja Belanda pada waktu itu.
Kemudian pada tahun 1920 mulailah wisatawan dari Eropa datang ke Bali. Hal ini terjadi berkat dari kapal-kapal dagang Belanda yaitu KPM (Koninklijke Paketcart Maatsckapy) yang dalam usahanya mencari rempah-rempah ke Indonesia dan juga agar kapal-kapal tersebut mendapat penumpang dalam perjalanannya ke Indonesia lalu mereka memperkenalkan Bali di Eropa sebagai (the Island of God).
Para Wisatawan asing yang sudah pernah ke Bali lalu menceritakan pengalaman kunjungannya selama di Bali kepada teman-temannya. Penyebaran informasi mengenai Bali baik karena tulisan-tulisan tentang Bali maupun cerita dari mulut ke mulut menyebabkan Bali dikenal di manca negara. Bahkan sampai saat ini nama Bali masih lebih dikenal umum dibandingkan dengan nama Indonesia di mancanegara.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka penyebaran informasi mengenai daerah tujuan wisata (DTW). Bali selalu mengutamakan nama Indonesia, baik itu penyebaran informasi melalui brosur-brosur maupun pada pameran-pameran yang diadakan di negara asing. Sehingga dengan demikian diharapkan nama Indonesia lebih dikenal dan dipahami bahwa Bali adalah salah satu propinsi yang ada di Indonesia dan merupakan bagian dari Indonesia, bukan sebaliknya.
Untuk menampung kedatangan wisatawan asing ke Bali maka pada tahun 1930 didirikanlah hotel yang pertama di Bali yaitu Bali Hotel yang terletak di jantung kota Denpasar, disamping itu juga ada sebuah pesanggrahan yang terletak di kawasan wisata Kintamani.
Pesanggrahan sangat strategis untuk dapat melihat pemandangan alam Kintamani yang unik dan mempunyai daya tarik tersendiri di mata wisatawan, bahkan pesanggrahan tersebut sangat strategis untuk menyaksikan saat Gunung Batur meletus maupun mengeluarkan asap.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, saat Gunung Batur meletus banyak roh-roh halus menyebar di sekitar Kintamani, karena itu masyarakat setempat membuat upacara agar ketentraman Desa terpelihara. Pada saat Gunung Batur meletus pada tahun1994 yang lalu kawasan Kintamani makin banyak dikunjungi wisatawan yang ingin menyaksikan atraksi kegiatan Gunung Batur. Dan masyarakat setempat pun kebagian rezeki dari kunjungan tersebut.
Nama Bali makin terkenal setelah pada tahun 1932 rombongan Legong Peliatan melanglang buana ke Eropa dan Amerika atas prakarsa orang-orang asing dan pada tahun berikutnya makin banyak saja seni tari Bali yang diajak melanglang buana ke mancanegara. Selama pementasan selalu pertunjukan tersebut mendapat acungan jempol.
Makin terkenalnya nama Bali di mancanegara, kunjungan wisatawan asing makin banyak datang ke Bali. Berbagai julukan diberikan kepada Bali antara lain :
The Island of Gods
The Island of Paradise
The Island of Thousand Temples
The Morning of The World oleh Pandit Jawahral Nehru
The Last Paradise on Earth dan lain sebagainya.
Kesemarakan Pariwisata Bali pernah terhenti karena meletusnya Perang Dunia I tahun 1939 - 1941 dan Perang Dunia II tahun 1942-1945 dan dilanjutkan dengan Revolusi Kemerdekaan RI tahun 1942-1949. Baru pada tahun 1956 kepariwisataan di Bali dirintis kembali. Pada tahun 1963 didirikan Hotel Bali Beach (Grand Bali Beach sekarang) dan diresmikan pada bulan November 1966. Hotel Bali Beach (Grand Bali Beach) mempunyai sejarah tersendiri dimana merupakan satu-satunya hotel berlantai 9 (sembilan) tingginya lebih dari 15 meter. Hotel ini dibangun sebelum ada ketentuan bahwa bangunan di Bali maksimal tingginya 15 meter, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kdh. Tk. I Bali tanggal 22 November 1971 Nomor 13/Perbang. 1614/II/a/1971. Isinya antara lain bahwa bangunan di Daerah Bali tingginya maksimal setinggi pohon kelapa atau 15 meter.
Hotel Bali Beach dibangun atas biaya dari rampasan perang Jepang. Hotel tersebut pernah terbakar pada tanggal 20 Januari 1993, pada saat hotel tersebut terbakar terjadi keanehan yaitu kamar nomor 327, satu-satunya kamar yang tidak terbakar sama sekali. Setelah Hotel Bali Beach diresmikan pada bulan November 1966 maka bulan Agustus 1969 diresmikan Pelabuhan Udara Ngurah Rai sebagai pelabuhan internasional. Kepariwisataan di Bali dilaksanakan secara lebih intensif, teratur dan terencana yaitu ketika dimulai dicanangkan Pelita I pada April 1969.
Seni Dari Persembahan ke Pertunjukkan
Sering dikatakan oleh para pakar seni budaya bahwa seni dan budaya Bali cenderung diciptakan sebagai suatu persembahan kepada maha pencipta diwarnai dengan rasa pengabdian yang tinggi terhadap seni tersebut. Jika suatu karya seni tradisional mampu menimbulkan getaran taksu atau memancarkan daya tarik maka hal itu bisa dipahami karena saat menciptakannya didorong oleh keinginan untuk mempersembahkan karya yang baik, jauh dari pikiran ego hak cipta dan nilai jual.
Karya seni dan budaya Bali pada awalnya muncul sebagai suatu kewajiban yang patut dilaksanakan oleh kelompok profesi tertentu dalam upaya mempersembahkan bakti yang sempurna kepada Tuhan lewat kegiatan keagamaan. Tarian dan karawitan diciptakan untuk mengungkap ekspresi kebahagiaan menyambut turunnya para Dewata disaat upacara di Pura, seni rupa yang diterjemahkan dalam lukisan dan pahatan selalu tampil dalam berbagai kelengkapan sajen sebagai media untuk menyambung komunikasi spiritual sedangkan nyanyian kidung dikumandangkan untuk mengungkapkan puja dan puji atas kesejahteraan yang dilimpahkan oleh para Dewata. Manusia Bali, selain pelaku seni, juga adalah penikmat seni yang amat fanatik pada keseniannya. Dalam seni teater, berbagai lakon yang melandasi penciptaan seni dikemas dengan baik sehingga mudah dinikmati dan disimak untuk mengisi wawasan berpikir mereka. Para pemimpin di maSa lalu pun sigap melihat kegiatan seni sebagai media yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kepada rakyat. Tak ayal seni sastra berkembang pesat memberi arah tujuan yang jelas kepada cabang seni lainnya. Karenanya, hampir di semua cabang seni, kemudian terjadi pemilahan secara jelas antara seni sakral hingga ke profan, dan seni persembahan ke seni pertunjukan.
Seni budaya Bali, sejak jaman sejarah, telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan keseharian masyarakat Bali. Ketika jaman kekuasaan raja-raja amat kuat, berbagai cabang seni budaya merupakan kelangenan raja dan keluarga istana. Saat pola pemerintahan dan kehidupan rakyat Bali semakin mantap pada dasar filosofi agama Hindu, seni budaya Bali pun bergeser ke arah seni persembahan. Dalam berbagai format keseharian penduduk Bali, seni budayanya senantiasa menandai jaman. Tak terpungkiri, pada akhrnya, seni budaya Bali mampu meredam dan mampu tetap tumbuh dalam berbagai gejolak jaman. Pada jaman penjajahan Belanda sekali pun, seni budaya Bali tetap tumbuh mengikuti jaman. Arsitektur, seni rupa, seni tari, seni karawitan dan berbagai cabang seni lainnya seolah tak luput dengan adanya perang Puputan di Badung, Klungkung dan Margarana di Kabupaten Tabanan.
Seni arsitektur Bali dengan ramah menenima pengaruh estetika luar. Bale Maskerdan di Puri Karangasem, Patra Wolanda, Patra Gina, dan Patra Kuta Mesir adalah bentuk-bentuk ornamen luar yang secara manis diserap oleh para undagi. Seni tari, seni karawitan dan seni rupa bahkan dikenal uleh dunia luar pada masa-masa penjajahan Belanda di Bali. Saat kontak dengan bangsa asing di Bali memasuki era pariwisata di pertengahan dasa warsa 1960, secara pelan tapi pasti berbagai sarana hiburan wisatawan mulai ditampilkan untuk kepentingan pariwisata. Seni budaya Bali pun dikembangkan dan di redesign lagi untuk kepentingan pariwisata. Kemasan seni pentas (tari dan karawitan), tak lagi mengacu pada pesan dan cerita yang hendak disampaikan namun bergeser pada kemasan yang berpacu dengan waktu.
SeniTari
Seni Tari di Bali benkait erat dengan prosesi keagamaan. Bahkan layak dipercaya bahwa usia pakem tari sama tuanya dengan penetapan tatanan agama Hindu. Dewa Ciwa yang dipercaya oleh umat Hindu sebagai Sang Hyang Tunggal digambarkan pula sebagai. “Dewa Tari” dengan gelar Ciwa Nataraja dalam sikap gerakan tari yang diartikan sebagai gerakan kekuatan mengisi ruang saat menciptakan alam semesta. Pada awalnya, tari-tarian yang ditekuni oleh para pragina (penari) adalah jenis tarian sakral sebagai bagian tak tenpisahkan dengan prosesi upacara dan hanya dipegelarkan tatkala diselenggarakan upacara keagamaan di Pura. Selanjutnya tumbuh pula jenis tarian yang merupakan pelengkap suatu prosesi keagamaan dan bahkan lebih jauh berkembang menjadi media komunikasi masyarakat sekaligus sebagai sarana hiburan.
Seni Kerajinan
Bergelut di bidang seni ternyata tak hanya semata berputar di sekitar rasa puas melakukan persembahan. Secara pasti seni rupa dan kriya menjadi seni terapan yang akhirnya dibutuhkan oleh masyarakat dan juga oleh wisatawan sebagai cinderamata. Kerajinan anyaman, ukiran dan pahatan kian lama semakin menjadi kebutuhan dalam keseharian masyarakat Hindu di Bali. Sokasi dufang, bokor, gerabah, dan juga berbagai perlengkapan upacara lainnya kini menjadi ladang penghidupan bagi sebagian masyarakat Bali. Di sisi lain, kreasi dan pengembangan barang-barang seni tersebut ternyata amat diminati oleh wisatawan yang datang ke Bali. Kerajinan emas, perak, patung dan ukiran kayu bahkan sejak lama sudah mampu menembus pasar internasional. Dengan sentuhan artistik Bali, berbagai jenis barang seni dan barang kerajinan memang mampu memberi peluang peningkatan perekonomian masyarakat Bali
Bali memiliki keanekaragaman daya tarik wisata yang mengagumkan. Tidak heran jika pulau yang indah ini sanggup menarik jutaan wisatawan baik asing maupun domestik setiap tahunnya. Hampir semua media internasional yang berhubungan dengan pariwisata dunia menempatkan Bali pada tempat teratas tujuan wisata tropis yang paling diminati. Bali terkenal dengan daya tarik tradisi dan budayanya. Banyak wisatawan datang untuk mengunjungi berbagai pura dan menyaksikan tari-tarian yang masing-masing memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri. Namun, sebagai surga wisata tropis yang lengkap dengan pegunungan, lembah, ngarai, tanah pertanian, pantai, bahkan sampai panorama yang cantik didasar laut, Bali juga menawarkan banyak hal lain yang tidak kalah menarik. Bangunan pura, adat istiadat serta kebiasaan masyarakat Bali yang sangat kental dengan budayanya menjadikan Bali selalu hidup untuk Pariwisata Nasional.
sumber:
http://www.balitourismboard.org/
http://www.balichemist.com
http://baliantiqueco.tripod.com
http://www.balistarisland.com
http://www.balistarisland.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar