Nama : YULI HADI
No reg : 4423107053
MENGENAL JAKARTA
Jakarta adalah ibukota dari Indonesia yang terkenal sangat padat akan penduduknya yang merupakan multi etnis. Jakarta sendiri berasal dari kata “jayakarta”, “jaya” yang berarti kemenangan dan “karta” yang berarti kota. Jadi jayakarta berarti kota kemenangan. Jakarta sendiri sudah beberapa kali mengalami perubahan nama.
Nama Jayakarta sendiri diberikan oleh pendirinya Sultan Fatahillah pada 22 juni 1527 yang sekaligus menjadi hari jadi kota jakarta. Suku asli jakarta disebut betawi. Nama betawi sendiri berasal dari Batavia yang merupakan nama Jakarta pada masa pendudukan Belanda. Keberadaan kesenian Betawi yang merupakan kesenian “tuan rumah” di Jakarta mempunyai berbagai keanekaragaman.
Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta agak tersingkirkan oleh penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan pindah ke wilayah-wilayah yang ada di provinsi Jawa Barat dan provinsi Banten. Budaya Betawi pun tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ Babakan.
ASAL USUL MASYARAKAT BETAWI
Kemunculan masyarakat betawi baru terdengar secara nasional pada saat MH. Thamrin mendirikan “Perkoempoelan Kaoem Betawi”. Sebelumnya warga betawi hanya menyebutkan diri mereka berdasarkan tempat tinggal mereka, seperti orang condet, orang kemayonan, orang tanah abang, orang rawa belong dsb.
Munculnya budaya betawi dimulai dari kota Jakarta saat menjadi pelabuhan internasional yang ramai dikunjungi kapal-kapal asing pada abad ke-14 – 15 yang dikuasai oleh portugis. Mereka banyak memberikan pengaruh budaya yang kuat pada saat itu. Pada tahun 1956, Pangeran Fatahillah menyerbu Sunda Kelapa dan mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Sejak itu Jayakarta banyak dihuni oleh orang Banten, Demak dan Cirebon.
Ketika Jan Pieterzoon Coen menguasai Jayakarta dan mendirikan Batavia, ia mulai mendatangkan etnis Tionghoa yang terkenal rajin dan ulet dalam bekerja untuk membangun ekonomi batavia. Ia juga mendatangkan banyak budak dari Asia Selatan dan Bali. Perlahan Batavia semakin ramai karena setiap etnis membawa dan mempengaruhi kebudayaan setempat. Ditambah lagi budak yang didatangkan adalah pria jadi di sini mereka kemudian menikah dengan wanita setempat. Di saat yang sama para saudagar Arab dan India juga berdatangan, oleh Belanda mereka ditempatkan di daerah Pekojan. Makin lama makin banyak para saudagar Arab dan India yang datang dan oleh pemerintah Belanda di pindahkan di kawasan Condet, Jatinegara, Tanah Abang. Oleh karena itu, sampai sekarang masih banyak dapat dilihat para keturunan Arab di daerah tersebut.
Sementara itu para peranakan portugis yang berada di kampung tugu, Jakarta Utara menambah maraknya etnis yang ada di Jakarta. Hal tersebut mempengaruhi setiap perayaan etnis betawi. Seperti budaya petasan, lenong, cokek, hingga pakaian pernikahan adat betawi yang berwarna merah pengaruh kuat dari budaya Tionghoa.
Etnis arab sangat mempengaruhi musik gambus dalam warna musik marawis dan tanjidor. Tanjidor sendiri merupakan perpaduan budaya eropa, cina, melayu dan arab. Di kampung tugu sendiri terkenal dengan budaya kroncong yang berasal dari Portugis.
KESENIAN TRADISIONAL BETAWI
Budaya betawi merupakan budaya mestizo atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Karena sejak zaman Belanda Jakarta sudah menjadi ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Banyak sekali suku-suku yang mendiami Jakarta, antara lain Jawa, Sunda, Minang, Batak. Selain itu , budaya betawi juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti Budaya arab, Tiongkok, India, dan Portugis.
Ada berbagai jenis kesenian tradisional Betawi yang ada di masyarakat dan perlu dipertahankan untuk dilestarikan. Dari seni musik Betawi : 1. Gambang Kromong 2. Gambang Rancag 3. Gamelan Ajeng 4. Gamelan Topeng 5. Keroncong Tugu 6. Tanjidor 7. Orkes samrah / Sambrah 8. Rebana 9. Orkes Gambus 10. Sampyong 11. Marawis. Dalam musik betawi terdapat pengaruh Eropa, Tionghoa, Arab, Melayu, Sunda dan lain-lain.
Bentuk-bentuk tari lama yang ada di Betawi mendapat pengaruh kuat dari Sunda. Terutama pada tarian yang biasa dibawakan dalam pertunjukkan Topeng Betawi, Tari Blenggo (Blenggo Rebana maupun Blenggo Ajeng), dan tari Uncul yang biasa diselipkan dalam pertunjukan Ujungan Betawi. Di kalangan masyarakatBetawi Santri kegiatan menari yang dilakukan perempuan kurang dikehendaki. Karena itulah Tari Japin, Samrah dan Blenggo dilakukan oleh lelaki. Dementara dikalangan masyarakat Betawi abangan tarian dengan penari perempuan merupakan kelaziman. Jika dikalangan Santri penari pada umumnya bersifat amatir, menari sekedar memenuhi kesenangan belaka, dikalangan kelompok abangan menari merupakan profesi. Tari tersebut adalah 1. Tari Topeng 2. Tari Cokek 3. Tari Blenggo 4. Tari Samrah 5. Tari Uncul 6. Tari Pencak Silat 7. tari Kreasi Baru 8. Tari Yapong.
Betawi juga memiliki kesenian teater. Teater Tradisional Betawi merupakan pertunjukan yang membawakan lakon atau cerita, baik dengan atau tanpa tutur kata. Ondel-ondel dan gemblokan termasuk teater tanpa tutur kata. Sementara teater dengan tutur kata bisa dibedakan antara teater atau lakon yang dituturkan oleh seorang atau lebih, seperti sahibul hikayat, dan teater yang ceritanya dimainkan oleh sejumlah pemain atau boneka seperti wayang dan lenong. Bermacam teater betawi diantaranya 1. Ondel-ondel 2. Gemblokan 3. Gambang Rancag 4. Wayang Kulit 5. Wayang Golek 6. Topeng 7. Lenong 8. Jipeng 9. Jinong 10. Blantek 11. Tonil Samrah 12. Ubrug 13. Wayang Si Ronda 14. Wayang Dermuluk 15. Wayang Senggol 16. Wayang Sumedar 17. Wayang Wong.
Cerita rakyat yang terkenal dari betawi adalah kisah Si Pitung, Si Jampang, Nyai Dasimah, Kramat Tunggak dsb.
BELENGGO
Belenggo adalah salah satu jenis musik dan tari dari betawi. belenggo telah dikenal di Batavia sejak zaman penjajahan Belanda yang merupakan suatu pementasan khas betawi dengan pengaruh cina yang mirip tari ronggeng. Belenggo biasanya diiringi dengan tiga rebana dengan ukuran yang berbeda, satu atau dua rebab yang lazim digunakan dalam gamelan Sunda terkadang diganti dengan biola dan alat musik seperti kecapi yang disebut sampan cina. Gerak tarian ini sangat terbatas dan semua pemainya adala laki-laki. Gerakkannya pun mirip dengan tarian Melayu dan Gambus Zapin. Pakaian yang digunakan oleh penarinya seragam hitam seperti yang biasa dipakai pemain pencak silat karena tariannya sendiri mengambil gerakan dari pencak silat.
Tari Belenggo di bagi menjadi dua, yaitu Belenggo Rebana dan Belenggo Ajeng. Belenggo rebana yang dimainkan oleh anggota grup rebana biang secara bergantian. Dahulu rebana biang baru di mainkan ketika malam telah larut dan sebelumnya hanya dimainkan lagu dzikir dan lagu-lagu Sunda gunung, seperti kangaji, anak ayam dsb. Apabila telah banyak yang mengantuk baru diaminkan tari belenggo. Umumnya tarian ini dimainkan oleh petani. Sedangkan Belenggo Ajeng diiringi oleh gamelan ajeng. Penari dalam Belenggo Ajeng bukan hanya anggota rombongan Ajeng, tetapi orang-orang luar terutama yang bermaksud membayar kaul. Belenggo Ajeng dimainkan setelah 'nyapun', yaitu menaburi kedua mempelai dengan beras kuning, uang, dan bunga-bunga diiringi lagu khusus semacam kidung. Siapa saja yang berminat, dengan mendahulukan yang berkaul, dipersilakan untuk menari. Tari ini bersifat improvisatoris dan tidak membawa tema cerita ataupun melukiskan sesuatu. Tari ini telah diwariskan turun temurun dan tontonan yang digemari oleh masyarakat di ciganjur, Jakarta Selatan. Masyarakat pendukung tari Belenggo Ajeng dengan sendirinya menjadi pendukung Gamelan Ajeng. Masyarakat tersebut adalah Kelapa Dua Wetan, Gandaria, dan Cijantung (Jakarta Timur).
SEMPYONG
Sempyong sebagai orkes tanpa laras, sampyong merupakan musik rakyat Betawi pinggiran yang paling sederhana dibandingkan dengan musik betawi lainnya. Nama musik ini berasal dari satu alat musik yang bernama Sampyong (semacam kordofan bambu berdawai dua utas). Di Pasundan alat musik ini disebut celembung, di Jawa tengah dinamakan gumbreng dan di Jawa Timur disebut gunlang. Alat musik lainnya adalah sejenis gambang empat bilah terbuat dari bambu kayu dan ancaknya (talam dibuat dari anyaman bambu, lidi atau lidi nyiur) terbuat dari gedebong pisang. Ada pula yang menambahnya dengan dua buah tanduk kerbau yang dibunyikan dengan cara digesek-gesekan.
Orkes ini biasa digunakan untuk mengiringi pertandingan ujangan, yaitu dua orang bertanding saling memukul dengan rotan sebesar ibu jari kaki yang didahului dengan tarian uncul.
GAMELAN AJENG
Salah satu musik folklorik di wilayah Betawi. Jenis musik ini diperkirakan berasal dari daerah Pasundan, tetapi dalam perkembangannya mengalami perubahan-perubahan yang membedakan dengan Gamelan Ajeng Sunda. Perbedaan ini antara lain terletak pada repertoar, lagu pada Gamelan Ajeng Sunda tidak terdapat dalam Gamelan Ajeng Betawi. Di samping pengaruh Sunda, Gamelan Ajeng juga mendapat pengaruh Bali.
Musik gamelan merupakan musik khas Betawi perpaduan musik gamelan Sunda, Jawa, Melayu, dan Cina. Musik gamelan ini dimainkan bersama-sama dan digunakan untuk mengiringi pertunjukan topeng serta tari-tarian selain sebagai pengiring lagu-lagu Betawi.
Alat musik Gamelan Ajeng terdiri dari sebuah kromong sepuluh pencon, sebuah terompet, gendang (dua gendang besar dan dua kulanter), dua buah saron, sebuah bende, sebuah cemes, sebuah kecrek, dan kadang-kadang ada yang menggunakan dua buah gong; gong laki-laki dan perempuan. Dewasa ini berkembang di daerah pinggiran Kota Jakarta dan sekitarnya dan masyarakat pendukungnya adalah kelompok masyarakat petani.
Konon, gamelan ini dianggap sakral karena hanya dimainkan pada saat acara pernikahan. Gamelan Ajeng dilambangkan dengan dua gong besar yang disebut gong lanang dan gong wadon, memiliki kekhususan hanya dapat ditabuh pada tempat tertentu, yaitu pajengan (sebuah panggung setinggi dua meter). Jenis gamelan itu masih ada di beberapa tempat, seperti Ciputat, Depok, dan Bogor. Di kedua daerah tersebut sering dinamakan gamelan gong atau eukup gong saja.
Pada awalnya gamelan ini merupakan musik upacara, dalam perkembangannya biasa dipergunakan untuk mengiringi tarian yang disebut Belenggo Ajeng atau tari Topeng Gong. Selain itu, juga berfungsi sebagai pengiring wayang kulit atau wayang wong Betawi, salah satu unsur kesenian Jawa yang diadaptasi oleh masyarakat Betawi terutama pinggiran Jakarta.
Gamelan Ajeng biasanya digunakan untuk memeriahkan hajatan keluarga seperti khitanan, perkawinan, dan sebagainya. Akhir-akhir ini digunakan sebagai pengiring Jaipong dengan menambahkan repertoar lagu-lagu Pop Sunda.
ONDEL – ONDEL
Tidak diketahui mengapa bisa diberi nama ondel-ondel tetapi yang jelas setiap ada hajatan, baik hajatan besar ataupun kecil arak-arakan ondel-ondel ini tak pernah ketinggalan untuk ditampilkan.
Ondel-ondel adalah sebuah boneka besar yang tingginya sekitar 2m tersebut memang dipercaya sebagai simbol nenek moyang yang menjaga anak-cucunya yang masih hidup. Ondel-ondel juga dipercaya untuk mengusir roh jahat setiap ada hajatan. Bagian-bagian dari ondel-ondel adalah wajah yang berupa toping, pada wajah topeng laki-laki berwarna merah dan wanita berwarna putih dengan rambutnya yang dibuat dari ijuk.
Ondel-ondel sendiri keadaannya sekarang hanya dijadikan sebagai hiasan pada hotel, kantor-kantor serta tempat-tempat umum mejelang bulan juli tepatnya pada ulang tahun jakarta berlangsung.
GAMBANG KROMONG
Gambang keromong adalah seni musik perpaduan antara kesenian betawi dengan kesenian cina. Dapat dikatakan demikian karena pada kesenian gambang kromong ini menggunakan alat musik gesek berupa konghyan, tehyan dan skong. Sementara alat musik asli pribumi adalah gambang, kromong, kemor, krecek, gendang kempul dan gong. Terbentuknya orkes gambang kromong ini tidak lepas dari seorang pimpinan golongan cina yang bernama Nie Hu-Kong.
Gambang kromong sendiri biasanya dipadukan dengan tarian cokek oleh para peranakan cina karena dulu pada abad ke-18 warga jakarta sangat menyukai musik.
LENONG BETAWI
Lenong merupakan teater rakyat khas betawi yang telah dikenal sejak 1920-an. Lenong betawi sejak awal keberadaannya diringi dengan musik gambang kromong. Ada dua jenis lenong yang dikenal dengan lenong denes yang bercerita tentang kerajaan atau kamu bangsawan, serta lenong preman yang berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari ataupun dunia para jagoan betawi. Lenong denes adalah perpaduan dari bermacam bentuk teater rakyat betawi yang sudah punah, seperti wayang sumedar, wayang senggol serta wayang atau wayang dermuluk. Sedangkan lenong preman dikatakan sebagai perkembangan dari wayang sironda.
Perbedaan yang terlihat jelas antara lenong denes dengan lenong preman adalah lenong denes yang menggunakan bahasa melayu halus, sedangkan lenong prean menggunakan bahasa betawi yang digunakan sehari-hari.
H. Bokir (alm), Mpok Nori sampai Mandra dan tokoh dalam bidang ini H.M. Nasir T (Bang Nasir), mereka adalah beberapa seniman yang terkenal lewat lenong betawi ini.
TANJIDOR
Di mulai sejak abad ke-18, orkes tanjidor konon oleh seorang Gubernur Jenderal Belanda bernama Valckenier yang menggabungkan romongan 15 orang pemain alat musik tiup Belanda dengan pemain gamelan, pesuling cina dan penabuh tambur Turki untuk memeriahkan pesta. Jadi orkes tanjidor sendiri memiliki pengaruh dari budaya cina, timur tengah, budaya eropa dan betawi sendiri.
Oleh karena itu, permainan orkes tanjidor sendiri sangat mirip dengan lagu-lagu dlam kelompok marching band, tetapi lagu-lagu barat yang berirama imarsi maupun wals sudah sulit di lacak asal usulnya. Saat ini tanjidor biasanya di tampilkan pada saat penyambutan tamu ataupun untuk memeriahkan suatu pesta. Pada HUT kota jakarta biasanya juga sering ditampilkan orkes tanjidor ini pada pasar festifal. Salah satu tokoh yang tekenal adalah Marta Nya’at.
KERONCONG TUGU
Keroncong tugu adalah musik betawi dengan mendapat pengaruh dari Eropa Selatan. Sejak abad ke-18 musik ini telah berkembang pada kalangan msayarakat tugu. Mereka merupakan keturunan Mardijkers atau bekas anggota tentara portugis yang di bebaskan dari tawanan belanda. Mereka di tempatkan di kampung tugu setelah memeluk agama kristen. Kampung tugu saat ini masuk wilayah koja Jakarta Utara. Di sana terdapat sebuah gereja yang didirikan sekitar tahun 1600-an.
Musik keroncong tugu biasanya dibawakan oleh warga tugu setiap bulan purnama di pinggir sungai atau dibawakan untuk mengiringi lagu gereja saat kebaktian. Alat-alat musik tugu dari awal di bentuknya adalah keroncong, biola, okulele, banjo, gitar, rebana, kempul dan selo.
ORKES SAMRAH
Orkes samrah merupakan kesenian betawi yang mendapat pengaruh budaya suku mleayu. Lagu yang biasa dibawakan dalam orkes samrah, seperti lagu burung putih, pulo angsa dua, sirih kuning, cik minah. Orkes samrah juga biasa mengiringi lagu khas betawi, seperti kicir-kicir, jalijali, lenggang kangkung dll.
Orkes samrah biasanya diringi dengan tari samrah yang ditarikan secara berpasang-pasangan, dengan gerakan tari bermacam-macam yang di pengaruhi oleh gerak silat. Tokoh dalam bidang musik samrah adalah Ali Sabni.
TARI SILAT
Tari silat merupakan tarian yang keseluruhan gerakanya diambil dari gerak penck silat. Tarian ini diiringi oleh tabuhan khusus yang disebut gendang pencak, gambang kromong, gamelan topeng dll. Aliran yang dikenal oleh masyarakat betawi adalah aliran kwitang, aliran kemayoran serta aliran tanah abang. Gaya dalam tari silat ini yang paling terkenal adalah gaya seray, gaya pecut, gaya rompas dan gaya bandul. Tari silat betawi sendiri menunjukkan aliran yang diikutin oleh masing-masing penari.
TARI TOPENG
Tari topeng merupakan tarian yang memiliki pengaruh budaya sunda, namun memiliki ciri khasnya adalah selancar. Tarian ini merupakan visualisasi gerak yang diciptakan oleh nenek moyang tanpa melalui konsep. Topeng yang digunakan oleh para penari ini mirip dengan topeng banjet karawang jawa barat. Dalam tari topeng ini mengandung tiga unsur, yaitu musik, tari dan teater. Salah seorang seniman betawi yang telah membawa kesenian ini ke mancanegara adalah Entong Kisam. Ia telah berkeliling ke 5 benua 33 negara untuk mementaskan kesenian ini. Dan negara yang paling sering didatangi oleh grupnya adalah Perancis, Cina dan Thailand.
TOPENG BETAWI
Topeng betawi merupakan kesenian betawi berupa teater rakyat betawi yang dipengaruhi oleh budaya sunda. Topeng betawi sangat digemari oleh masyarakat betawi karena dapat digunakan untuk menyampaikan kritik sosial. Salah satu lakon yang terkenal adalah berjudul Bapak Jantuk. Lakon ini memiliki banyak petuah seperti nasehat-nasehat tentang kehidupan berumah tangga. Biasanya teater ini diiringi dengan gamelan topeng. Mpok nori merupakan seorang tokoh dalam topeng betawi ini.
TARI COKEK
Tari cokek merupakan salah satu hiburan unggulan masyarakat betawi dan di gemari oleh masyarakat betawi kota sampai pinggiran. Pada kurun awktu itu hampir di setiap acara hajatan dari perkawinan hingga pesta sunatan selalu dihadirkan tari cokek ini serta acara yang bersifat pesta rakyat. Dengan perkembangannya para penari cokek tidak hanya harus pintar menari tetapi juga harus pintar menyanyi dengan suara merdu dengan diiringi alunan musik gambang kromong.
Dalam buku “Ikhtisar Kesenian Betawi” edisi November 2003 terbitan dinas kebudayaan dan permuseuman prov DKI Jakarta ditulis oleh H. Rachmat Ruchiyat, Drs. Singgih Wibisono dan Drs. H. Rachmat Syamsudin tidak menyebutkan kapan tarian cokek ini muncul dan siapa tokoh yang terkenal dari tari cokek ini. Para penari yang menarikan tari ini dengan menggoyanggakan pinggul yang kenes sambil memunculkan kegenitan lain untuk menarik lawan jenisnya, ditambah dengan kerlingan mata sang penari yang indah memikat para tamu pria untuk ikut ngibing berpasangan di panggung. Orang betawi menyebutkan ngibing cokek, sembari ngibing merekan juga disuguhkan minuman tuak agar lebih bersemangat.
WAYANG BETAWI
Wayang betawi adalah hasil akulturasi dari budaya jawa dan sunda. Namun pengaruh sunda lebih tampak dalam kesenian ini. Dalam pewayangan bwtawi dikenal dikenal dua jenis wayang, yaitu wayang kulit dengan dalang yang terkenal H. Surya Bonang alias Ki Dalang Bonang, serta wayang Golek dengan dalang yang terkenal Tizar Purbaya. Musik yang digunakan untuk mengiringi wayang betawi sama halnya dengan gamelan topeng yang berupa musik gamelan sunda campur betawi dengan diri khas alat musik tehyan yang disebut gamelan ajeng. Biasanya wayang betawi menampilkan lakon tentang kehidupan kerajaa. Ada pula tokoh komedi Udel yang sama seperti cepot dalam pewayangan sunda.
SUMBER
http://senibudayabetawi.blogspot.com/2011/02/budaya-betawi.html
http://riyn.multiply.com/journal/item/35/Kesenian_Betawi
http://www.rumbia.co.cc/2010/07/asal-mula-orang-betawi.html
http://gambang.wordpress.com/2008/02/21/tari-cokek-betawi-dulu-dibina-oleh-para-cukong-peranakan-cina
http://www.majalahpotretindonesia.com
http://prov.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/147
Tidak ada komentar:
Posting Komentar