Sebagian lisan dalam hal ini folklore jenis ini
merupakan bentuk campuran antara unsur lisan dan bukan lisan. Perpaduan ini
memadu-padankan akan hubungan bahwa kaitannya dengan pengklasifikasiannya
berhubungan dengan Fakta sosial.
a.
Kepercayaan
rakyat (takhayul): kepercayaan ini banyak dimiliki oleh raga etnik di seluruh
dunia. Kepercayaan yang bersifat takhayul sering dianggap tidak bedasarkan
logika karena keberadaannya tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah,
menyangkut kepercayaan dan kebiasaan dalam prakteknya, serta diwariskan melalui
media verbal.
b.
Permainan
rakyat: keberadaannya disebarkan melalui tradisi lisan yang berkembang di dalam
sebuah komunitas etnik. Sementara untuk persebarannya dilakukan tanpa bantuan
orang dewasa. Contohnya seperti congklak, teplak, main tali, dan gobak slodor.
c.
Teater
Rakyat: biasanya mengisahkan tentang sebuah cerita kolosal yang mengisahkan
tokoh-tokoh tertentu. Dalam penyelenggaraannya sebuah teater memilki makna
dalam penyebaran nilai-nilai arif dalam kehidupan. Media penyebaran yang
dilakukan pada masa lampau terbatas pada tradisi lisan saja.
d.
Tari
Rakyat: sebuah pertunjukan yang mengandalkan gerakan-gerakan padu, terstruktur,
serta molek dari para penarinya. Pagelaran tari umumnya dilakukan untuk
acara-acara penting seperti upacara adat maupun jamuan tertentu. Pada prosesnya
persebarannya dilakukan secara lisan.
e.
Pesta
rakyat: yang satu ini merupakay perayaan yang biasanya dilakukan untuk
memperingati suatu hal yang sifatnya adalah keberkahan dan kebahagiaan. Tujuan
utama diadakannya penyelenggaraan pesta rakyat adalah untuk mensyukuri nikmat
ataupun merayakan suatu kegemilangan tertentu.
f.
Upacara
adat: prosesi upacara yang berkembang di masyarakat didasarkan dengan adanya
keyakinan agama ataupun kepercayaan masyarakat setempat akan suatu hal yang
dianggap agung ataupun memiliki sesuatu yang tidak biasa. Upacara adat biasanya
dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan yang
dianggap memberikan perlindungan dan kesejahteraan pada komunitas mereka.
Maka dari penjelasan diatas berikut ini adalah
penjelasan dari beberapa ragam bentuk Folklore sebagian lisan dari masyarakat Suku
Toraja :
-
Kepercayaan
Rakyat.
Ø Lahir, masa bayi, dan masa kanak-kanak
1.
Wanita
yang tengah mengandung anaknya dilarang untuk duduk di pintu, hal ini
dikarenakan kalau duduk di pintu menurut kepercayaan masyarakat suku toraja ia
akan didorong hingga jatuh ke tanah oleh makhluk halus.
2.
Ketika
seorang bayi baru lahir maka ia tidak boleh untuk ditegur dengan kata-kata yang
berisi sindiran mengenai bagian tubuhnya
3.
Ketika
seorang bayi ditidurkan dalam sebuah ayunan maka kepalanya harus ditutupi
dengan kain sarung, hal ini dikarenakan menurut kepercayaan masyarakat suku
toraja jika tidak ditutupi dengan kain sarung maka kepala sang bayi akan dipegangi
oleh makhluk halus.
4.
Ketika
sang istri sedang mengandung, suaminya tidak boleh memangkas rambutnya. Hal ini
disebabkan apabila ia mencukur rambut nanti bayinya akan terlahir dengan tidak
ada rambut atau dengan kata lain akan terlahir botak secara permanen.
Ø Tubuh manusia, dan obat-obatan rakyat.
1.
Orang
yang terlahir memiliki tanda bawaan tahi lalat pada telapak tangannya tidak
boleh secara sembarangan memukul orang lain. Menurut kepercayaan masyarakat
suku toraja hal ini disebabkan karena pukulan orang tersebut akan mengakibatkan
orang lain menjadi sakit.
2.
Apabila
suatu saat seseorang terkena penyakit mata maka cara mengobatinya ialah mata
ditutupi dengan kain hitam kemudian ditiup oleh salah seorang sepupunya dalam
keadaan dekat penyakitnya akan sembuh seketika.
Ø Rumah dan pekerjaan rumah tangga
1.
Ketika
membangun sebuah rumah, disarankan didirikan atau dibangun pada pagi hari tepat
ketika ayam tengah berkokok.
2.
Dilarang
menyapu rumah di malam hari karena diyakini akan membawa sial dan semua rejeki yang
akan masuk akan keluar.
3.
Ketika
seorang ibu rumah tangga sedang memasak di dapur tidak boleh ada beras atau
nasi yang jatuh kedalam dapur karena hal ini akan membawa malapetaka dan nasi
yang disajikan akan terasa tawar.
Ø Mata pencaharian dan hubungan sosial.
1.
Apabila
seseorang ingin melakukan aktifitas mandi atau mencuci ke sumur, dianjurkan
orang ini untuk melihat teliti apakah di sumur itu ada orang lain atau tidak.
Ketika ada orang di sumur tersebut sebaiknya jangan kesana. Terlebih kalau yang
disana adalah lawan jenis. Bila tanpa sengaja kita kesana dan ternyata disana
ada orang dan yang dilihat adalah lawan jenis maka orang ini akan dinikahkan.
Sementara itu apabila yang didapati di sumur adalah kerabat atau orang yang
telah berumah tangga maka kita akan dikenakan sanksi sesuai denga ketentuan
adat yang berlaku.
2.
Dalam
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Suku Toraja ketika seorang suami pergi
untuk berjudi atau sabung ayam, sang istri wajib hukumnya untuk tidak berdandan
di rumah karena hal ini diyakini akan membawa sial bagi sang suami sehingga
pada arena perjudian ia akan kalah.
Ø Perjalanan dan perhubungan
1.
Ketika
akan menempuh perjalanan menuju tempat diadakannya sabung ayam dan dalam
perjalanan secara tanpa sengaja kita bertemu dengan ular atau binatang
sejenisnya maka sebaiknya ular yang kita temui itu kita tangkap dan tidak boleh
dibunuh. Menurut masyarakat Suku Toraja jika hal ini kita lakukan maka
kesempatan kita untuk menang akan semakin terbuka.
2.
Bila
seorang laki-laki bersama rombongannya hendak melamar kerumah seorang gadis dan
dalam perjalanannya tanpa sengaja mereka mendapati seorang anak kerbau yang
sedang menyusui, maka sebaiknya laki-laki yang hendak melamar ini mengambil
sedikit air susu induk kerbau itu, menurut kepercayaan masyarakat Suku Toraja
hal ini merupakan pertanda bahwa lamarannya akan diterima dengan baik dan kelak
rumah tangga yang akan dibinanya akan mendapat berkah serta rejeki yang banyak.
Ø Cinta, pacaran, dan menikah
1. Menurut
orang toraja ketika seseorang jatuh cinta tetapi orang yang dicintainya tidak
merespon rasa cintanya maka dapat di taklukhkan dengan cara ilmu gaib dengan cara
di bantu oleh seorang dukun.
2. Apa
bila seorang suami atau istri selingkuh dan pasangannya tidak merelekan apa
bila keduanya bercerai,maka hal ini dapat di atasi dengan ilmu gaib,yakni
dengan cara bantuan seorang dukun,dan dukun tersebut dapat membuat rupa/wajah
selingkuhan pasangannya tidak sesuai dengan rupa sebenarnya atau sekligus
berwujud seperti binatang di mata pasangannya.
Ø Kematian dan adat pemakaman.
1. Menurut
kepercayaan orang toraja,ketika seseorang meninggal dan dalam upacara
pemakamannya tidak di potongkan babi atau kerbau maka arwahnya tidak akan di
terima di alam puyo.
2. Apa
bila seorang bayi yang berumur di bawa satu minggu meninggal dunia,maka dia
tidak boleh dikubur pada siang hari,sebaiknya dikubur pada malam hari karena
menurut orang toraja bayi ini belum berdosa dan seolah – olah belum ada di
dunia ini.
Ø Takhayul mengenai alam ghaib
1.
bombo
(setan yang menyerupai manusia dan menurut orang toraja sering menyerupai
bentuk wajah orang yang akan meninggal,jadi apa bila seseorang telah keluar
bombonya berarti orang ini dalam waktu dekat akan meninggal)
2. Batitong
(adalah hantu yang meyerupai manusia,orang yang batitongan adalah orang yang
mendapat mejik yang tidak sempurna dari
si pemberi mejik.jadi batitongan juga termasuk salah satu penyakit.orang yang
batitongan sering memakan katak,kotoran binatang,dan ada api keluar dari
hidungnya.batitong ini keluar pada malam hari.
3.
pakonian
(setan yang sejenis batitong tetapi yang
membedakan pakoni dengan batitong ialah ,batitong hanya keluar pada malam hari
sedangkan pakoni juga keluar pada siang hari.).
-
Takhayul
terciptanya alam semesta dan dunia
Ø Takhayul mengenai gejala alam.
1.
bosi
bulan (bosi bulan sama dengan gerhana bulan,menurut orang toraja ketika hal ini
terjadi semua kegiatan yang berkaitan dengan pertanian tidak bolh dikerjakan
karena tidak akan menghasilkan hasil panen yang bagus).
2.
bongi’
– bongi’ (bongi’- bongi’ sama dengan gerhana mata hari,ketika hal ini terjai
menurut orang toraja pertanda akan terjadi mala petaka yang besar).
Ø Takhayul mengenai cuaca.
1. ma’pamanta’
(ma’pamanta’ adalah sebuah takhayul yang dilakukan ketika musim hujan,hal ini
dilakukan seorang pawang hujan,ma’pamanta’ dilakukan dengan berbagai
cara,contohnya : merebus batu asa/batu gosok didalam keramik)
2.
melambe
uran (melambe uran adalah hal yang dilakukan oleh seorang pawang ketika musim
kemarau berkepanjangan.dalam ritual melambe uran hal –hal yang disiapkan adalah
ayam yang bulunya berwarna merah dan berbintik – bintik putih dan hitam atau
dalam bahasa toraja dikenal dengan nama seppaga atau rame.)
Ø takhayul mengenai binatang dan peternakan
1. tedong
bulan (tedong bulan atau kerbau albino menurut orang toraja tidak boleh dimakan
bahkan tidak boleh di pelihara karena akan membawa malapetaka bagi tuannya dan
bagi ternak lainnya,jadi ketika kerbau
ini lahir kerbau ini langsung di bunuh).
2.
manuk
ma’sissik lalo (ayam ini tidak boleh di aduh karena dia tidak akan menang).
Ø Takhayul mengenai tanaman dan pertanian
1. ma’kombongan
(ma’kombongan adalah sebuah acara yang dilakukan ketika hamah menyerang
padi,dalam acara ma’kombongan masyarakat akan mencari tau siapa yang melakukan
kesalahan sehingga dewa marah dan berakibat tanaman/padi terserang hamah,ketika
orang yang melakukan kesalahan telah di ketahui maka orang ini akan di kenakan
sanksi/denta tertentu,misalnya disuruh potong babi atau ayam ).
2. ‘ma’pesung /ma’pakande deata (hal ini dilakukan ketika
para petani akan menanam padi.ritual ini dilakukan untuk memberi makan kepada
dewata dengan harapan dewata akan melindungi tanaman yang akan ditanam agar
kelak menghasilkan hasil panen yang melimpah.
terima kasih
Madito Mahardika
sumber penulisan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar