UAS
Tradisi Etnik Nusantara
Nama : Drieka Kesuma Putri
No.reg : 4423107033
Keunikan
Tari Kecak Dalam Menghadapi Era Globalisasi
SIAPA
yang tidak tahu tari Kecak dari Bali? Tarian ini pernah memecahkan
rekor dunia ketika ditarikan sekitar lima ribu orang beberapa tahun lalu. Tapi
tahukah Anda, siapa pencipta dan mengapa tari itu diciptakan?
Tersebutlah
nama Wayan Limbak yang menciptakan tarian kecak. Sebelumnya sudah banyak tarian
terkenal Bali lainnya. Tahun 1930 Limbak sudah mempopulerkan tarian ini ke
manca Negara dibantu oleh pelukis asal Jerman Walter Spies.
Adalah
puluhan laki-laki yang duduk berbaris melingkar. Mereka memakai kain penutup
kotak-kotak berbentuk papan catur, yang pada akhirnya kain kotak-kotak itu pun
menjadi kain ciri khas Bali.
Tarian
ini sebenarnya berasal dari ritual Sanghyang. Ketika menari, mereka dalam
kondisi tidak sadar, dimana dalam kondisi itu diyakini mereka dapat
berkomunikasi dengan Tuhan atau roh leluhur, guna menyampaikan harapan-harapan
mereka.
Para
lelaki ini mengangkat tangan mereka seraya meneriakan kata “cak cak cak. Dan
boleh jadi dari situlah muncul nama “Kecak”. Yang unik dari tarian ini, tidak
digunakan alat musik sama sekali. Alunan menyerupai musik murni keluar dari
teriakan cak cak tadi dan suara kincringan yang diikatkan pada kaki para penari
pemeran tokoh-tokoh Ramayana.
Sementara
itu di dalam lingkaran, para penari lainnya pun beraksi. Biasanya mereka
memainkan tarian yang diambil dari episode cerita Ramayana. Mereka memerankan
tokoh Rama yang dibantu pasukan kera berusaha menyelamatkan Shinta dari tangan
jahat Rahwana.
Kini, tarian ini menjadi daya tarik turis baik asing maupun domestik. Bahkan kadang-kadang mereka dilibatkan dalam tarian ini. Belum lengkap kayaknya kalau ke Bali tapi tidak menyaksikan tarian yang satu ini
Kini, tarian ini menjadi daya tarik turis baik asing maupun domestik. Bahkan kadang-kadang mereka dilibatkan dalam tarian ini. Belum lengkap kayaknya kalau ke Bali tapi tidak menyaksikan tarian yang satu ini
Tari
kecak atau Seni tari Kecak merupakan sebuah seni tari yang berasal dari Bali
Indonesia, Seni Tari Kecak ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih)
para penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu
dan sambil menyerukan “cak” serta mengangkat kedua lengan. Para penari yang
duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur
melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain
yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman,
dan Sugriwa.
Tari
Kecak
menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan
Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi
tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan
komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan
harapan-harapannya kepada masyarakat.
Berdasarkan
referensi dari wikipedia, meskipun Tari kecak ini seni tari Khas Bali, tapi
tari kecak ini diciptakan bersama dengan seniman luar negeri, iya adalah Walter
Spies yaitu pelukis dari Jerman. Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja
sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan
tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan
tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
Cak..cak…cak…cak…
itu adalah sepenggal nyanyian para penari Kecak. Sebuah tarian yg sangat
menarik dengan ratusan orang penari dan menyanyikan lagu2 bernada unik dan
teratur.
Tari
Kecak yang sering disebut “The Monkey Dance” bagi kalangan wisatawan merupakan
tari dalam bentuk drama relative baru tetapi telah menjadi pertunjukkan yang
sangat populer/terkenal dan telah menjadi pertunjukkan yang mesti ditonton baik
bagi wisatawan domestik maupun luar negeri. Adegan-adegan tari kecak telah
dipromosikan di beberapa poscard, buku petunjuk pariwisata dan lain-lainnya.
Nama
Kecak adalah adalah sebuah nama yang secara langsung diambil setelah suara
“cak, cak” yang di ucapkan secara terus menerus sepanjang pertunjukan. Ada
beberapa yang menerangkan bahwa kata atau suara “cak” sebenarnya mempunyai arti
yang sangat penting dan significant di dalam pertunjukan.
Perkembangan Tari Kecak
Di
Bali Tari kecak di Bali mengalami terus mengalami perubahan dan perkembangan
sejak tahun 1970-an. Perkembangan yang bisa dilihat adalah dari segi cerita dan
pementasan. Dari segi cerita untuk pementasan tidak hanya berpatokan pada satu
bagian dari Ramayana tapi juga bagian bagian cerita yang lain dari Ramayana.
Kemudian
dari segi pementasan juga mulai mengalami perkembangan tidak hanya ditemui di
satu tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa desa yang lain di Bali
mulai mengembangkan tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group
kecak dimana anggotanya biasanya para anggota banjar. Kegiatan kegiatan seperti
festival tari Kecak juga sering dilaksanakan di Bali baik oleh pemerintah atau
pun oleh sekolah seni yang ada di Bali. Serta dari jumlah penari terbanyak yang
pernah dipentaskan dalam tari kecak tercatat pada tahun 1979 dimana melibatkan
500 orang penari. Pada saat itu dipentaskan kecak dengan mengambil cerita dari
Mahabarata. Namun rekor ini dipecahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan yang
menyelenggarakan kecak kolosal dengan 5000 penari pada tanggal 29 September
2006, di Tanah Lot, Tabanan, Bali.
Keunikan.
Tidak seperti tari bali lainnya menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam pementasan tari kecak ini hanya memadukan seni dari suara - suara mulut atau teriakan - teriakan seperti "cak cak ke cak cak ke" sehingga tari ini disebut tari kecak.
Keistimewaan
Keunikan.
Tidak seperti tari bali lainnya menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam pementasan tari kecak ini hanya memadukan seni dari suara - suara mulut atau teriakan - teriakan seperti "cak cak ke cak cak ke" sehingga tari ini disebut tari kecak.
Keistimewaan
Berbeda
dengan jenis seni pertunjukan Bali lainnya, Tari Kecak memiliki keunikan karena
tidak mengandalkan istrumen alat musik untuk mengiringi tarian, melainkan
paduan suara para penarinya. Irama bunyi “cak, cak, cak...” ditata sedemikian
rupa, sehingga menghasilkan suatu paduan yang sangat harmonis, diselingi dengan
beberapa aksen dan ucapan-ucapan lainnya. Para penari yang membunyikan suara
“cak, cak, cak...” tersebut biasanya bertelanjang dada dan hanya mengenakan
kain kotak-kotak seperti papan catur yang melingkari pinggang mereka. Sementara
tokoh Rama, Sinta, Rahwana, Hanoman, maupun Sugriwa memakai pakaian seperti
umumnya pada pertunjukan ketoprak.
Dalam
tarian ini, ritme bebunyian yang diucapkan oleh para penari cukup menghadirkan
aura mistis bagi penonton. Apalagi setelah cerita Ramayana dalam tarian ini
selesai dipentaskan, pertunjukan disambung dengan tarian Sanghyang Dedari dan
Sanghyang Jaran yang para penarinya diyakini kemasukan roh halus, sehingga
kebal ketika menari di atas bara api.
Tarian
Sanghyang Dedari merupakan tarian untuk mengusir roh-roh jahat yang dipentaskan
oleh dua gadis yang masih perawan. Sementara Sanghyang Jaran adalah tarian yang
dibawakan oleh lelaki kesurupan yang berjingkrak-jingkrak seperti tingkah laku
seekor kuda dan menari di atas bara api. Karena ciri khas dari Tarian Sanghyang
Jaran ini, Tari Kecak juga dikenal dengan sebutan Tarian Kecak dan Api (Kecak and
Fire Dance). Pertunjukan terakhir ini semacam bonus yang dapat mengundang decak
kagum para penonton. Usai pertunjukan, penonton juga dipersilahkan untuk
mengambil gambar bersama para penari
Tari Kecak Dalam
Menghadapi Arus Globalisasi
Indonesia
mempunyai begitu banyak kesenian yang berasal dari berbagai daerah. Dimana setiap
kesenian yang ada mempunyai ciri khas masing-masing. Salah satu kesenian yang
berasal dari Indonesia adalah tari kecak.
Tari
Kecak terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak tahun 1970an.
Perkembangan yang biasa adalah dari segi cerita dan pementasan. Dari segi
cerita untuk pementasan tidak hanya berpatokan pada satu bagian dari Ramayana,
akan tetapi bagian cerita yang lain dari Ramayana.
Kemudian
dari segi pementasan, saat ini pementasan Tari Kecak tidak hanya berada di satu
tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa-desa yang lain di Bali mulai
mengembangkan Tari Kecak, sehingga diseluruh Bali terdapat puluhan grup Kecak,
dimana anggotanya biasanya anggota Banjar. Kegiatan-kegiatan festival Tari
Kecak juga sering dilaksanakan di Bali baik oleh pemerintah maupun oleh sekolah
seni yang ada di Bali. Serta dari jumlah penari terbanyak yang pernah
dipentaskan dalam Tari Kecak tercatat pada tahun 1979 diamana melibatkan 500
orang penari. Pada saat itu dipentaskan Kecak dengan mengambil cerita dari
Mahabarata. Namun rekor ini dipecahkan oleh pemerintah Kabupaten Tabanan yang
menyelenggarakan Kecak Kolosal dengan 5000 orang penari pada tanggal 29
September 2006, di Tanah Lot, Tabanan, Bali.
Salah
satu upaya pemerintah Tabanan, Bali, untuk mengembangkan Tari Kecak sehingga
lebih dikenal di dalam maupun luar negeri adalah dengan adanya program
CAKolosal, yaitu sebuah gagasan penting yang memiliki dimensi spiritual,
budaya, dan ekonomi dimana momentum penyelenggaraannya diharapkan menjadi
pemantik terbentuknya semangat, inisiatif dan kebersamaan guna menggulirkan
dinamika pembangunan berbasis masyarakat yang kini tengah diperlukan.
Penggalian ini diyakini juga sebagai pemberdayaan local genius yang akan
melandasi sebuah pembangunan berkelanjutan secara bijak.
Tari
kecak dalam era globalisasi seperti saat ini bukannya menjadi tenggelam ditelan
zaman dan teknologi akan tetapi eksistensinya tetap berkumandang di seluruh
dunia. Apalagi Bali yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata yang banyak
dikunjungi oleh banyak wisatawan mancanegara, tentunya tidak menjadi hal yang
sulit untuk memperkenalkan dan mempopulerkan Tari Kecak ke seluruh dunia. Eksistensi
Tari Kecak di mancanegara terbukti dengan tampilnya tari kecak di beberapa
Negara, seperti :
1.Tampilnya
Tari Kecak di Lebanon Selatan pada hari Sabtu, 10 Maret 2007 oleh 80 prajurit
TNI. Acara ini mengundang tepuk tangan para tamu undangan dari kontingen
Malaysia, Nepal, dan Spanyol.
2.Pagelaran
Tari Kecak yang ditampilkan di Moskow pada 17 Agustus 2005, yang merebut
perhatian banyak kalangan, termasuk para diplomat asing yang berada di ibu kota
Rusia. Banyak diplomat di Moskow yang meminta agar Tari Kecak ini di adakan
kembali.
Dua
contoh di atas menunjukkan bahwa tari Kecak sudah sangat populer di mancanegara
sampai-sampai membuat semua penontonnya terpikat dan ketagihan untuk
menyaksikan Tari Kecak. Hal ini juga tidak lepas dari partisipasi pemerintah
dan para duta besar yang di tempatkan di luar negeri untuk ikut mempopulerkan
Tari Kecak.
Maka
dari itu, kita sebagaipenerus bangsan harus tetap melestarikan kesenian serta
kebudayaan Indonesia.
Sumber
:
http://ridwanaz.com/umum/seni-budaya/tari-kecak-seni-tari-dari-bali-budaya-indonesia/
Ke
Secara umum artikel ini sudah cukup bagus karena memberikan penjelasan secara rinci menegenai tari kecak. Namun ada tiga hal yang akan saya kritisi di bawah ini:
BalasHapus1. Penggunaan blog seseorang sebagai sumber referensi. Sumber referensi seperti ini dikhawatirkan tidak dapat dipertanggungjawabkan keabsahan informasinya. Akan lebih baik jika Drika menggunakan buku sebagai sumber referensi utama atau beberapa laman resmi. Penggunaan blog sebagai sumber hanya dapat dijadikan referensi tambahan.
2. Penulisan tulisan dalam artikel ini banyak mengalami kesalahan atau tidak sesuai dengan EYD. Misalnya tulisan "The Monkey Dance" harus dicetak miring karena merupakan serapan bahasa asing. Sebaiknya Drika perlu berhati-hati dalam penulisan.
3. Saya melihat kurang kuatnya relevansi antara judul dan isi dari artikel ini. Saya rasa Drika lebih fokus pada usaha pemerintah memperkenalkan budaya kecak ini kepada dunia internasional bukan kepada generasi muda Indonesia. Saya merasa bahwa Drika kurang mengeksplorasi terlalu jauh usaha pemerintah dalam melestarikan kebudayaan kecak. Kurangnya relevansi dari isi dan judul artikel ini membuat benang merah dari isi artikel susah ditarik dan disimpulkan. Drika harus mengerti dulu perumusan masalah, apa masalah yang akan diangkat, dan penyelesaiannya. Drika juga harus memutuskan apakah anda lebih fokus pada usaha Kecak dalam melawan globalisasi apa usaha pemerintah dalam mengenalkan kebudayaan tersebut ke luar negeri? Masalah pengenalan kebudayaan tentunya tidak dapat diartikan sebagai upaya perlawanan terhadap arus globalisasi. Akan lebih baik jika ditambahkan definisi globalisasi dan efeknya terhadap kebudayaan Indonesia.
maaf, aku mau tanya kalo makna dari pemakaian kain kotak-kotak yang dipakai oleh penarinya itu apa ya? soalnya ini buat tugas sekolah, makasih sebelumnya
BalasHapus