NIM : 4423107046
Usaha Jasa Pariwisata 2010
"Tradisi Etnik Nusantara"
Keberadan Folklore dan Fungsi Folklore Bagi Para Tour Guide
Keberadaan folklore itu sendiri menurut
saya saat ini dan saya rasa masih kurang karena tidak sedikit kita-kita ini
krang menyadari akan pentingnya sebenarnya jika kita bisa mengetahui tentang
berbagai macam folklore yang ada di Indonesia, yang di tiap daerah dari Sabang
sampai Merauke itu berbeda-beda. Kita seakan acuh tak acuh dan menganggap itu
hal yang biasa atau tidak penting. Padahal kalau bukan dari kita para generasi
muda siapa lagi yang akan membantu teteap menjaga dan melestarikan semua
folklore yang ada. Folklore saat ini itu banyak yang terpinggirkan dan
terasingkan.
Pengertian folklore itu sendiri adalah
bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik
dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat
pembantu pengingat. Jadi bisa dikatakan folklore merupakan bagian dari tradisi
bangsa Indonesia. Secara garis besar folklore dapat dibagi menjadi tiga jenis
yaitu folklore lisan, folklore sebagian lisan dan folklore bukan lisan.
Folklore terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Folklor Lisan
Merupakan folkor yang bentuknya murni
lisan, yaitu diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan secara lisan.
Folkor jenis ini terlihat pada:
a.
Bahasa
rakyat adalah bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi diantara rakyat dalam
suatu masyarakat atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana pergaulan dalam
hidup sehari-hari. Seperti: logat,dialek, kosa kata bahasanya, julukan.
b.
Ungkapan
tradisional adalah kelimat pendek yang disarikan dari pengalaman yang panjang.
Peribahasa biasanya mengandung kebenaran dan kebijaksanaan. Seperti,
peribahasa, pepatah.
c.
Pertanyaan
tradisional (teka-teki). Menurut Alan Dundes, teka-teki adalah ungkapan lisan
tradisional yang mengandung satu atau lebih unsur pelukisan, dan jawabannya
harus diterka.
d.
Puisi
rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah memiliki bentuk tertentu.
Fungsinya sebagai alat kendali sosial, untuk hiburan, untuk memulai suatu
permainan, mengganggu orang lain. Seperti: pantun, syair, sajak.
e.
Cerita
prosa rakyat, merupakan suatu cerita yang disampaikan secara turun temurun
(dari mulut ke mulut) di dalam masyarakat.Seperti: mite, legenda, dongeng.
f.
Nyanyian
rakyat, adalah sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan
melalui nyanyian atau tembang-tembang tradisional. Berfungsi rekreatif, yaitu
mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari kesukaran
hidup sehingga dapat manjadi semacam pelipur lara. Seperti: lagu-lagu dari
berbagai daerah.
2) Folklor Sebagian Lisan
Merupakan folklor yang bentuknya merupakan
campuran unsur lisan dan bukan lisan. Folklor ini dikenal juga sebagai fakta
sosial. Yang termasuk dalam folklor sebagian lisan, adalah:
a.
Kepercayaan
rakyat (takhyul), kepercayaan ini sering dianggap tidak berdasarkan logika
karena tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, menyangkut kepercayaan
dan praktek (kebiasaan). Diwariskan melalui media tutur kata.
b.
Permainan
rakyat, disebarkan melalui tradisi lisan dan banyak disebarkan tanpa bantuan
orang dewasa. Contoh: congkak, teplak, galasin, bekel, main tali,dsb.
c.
Teater
rakyat
d.
Tari
Rakyat
e.
Pesta
Rakyat
f.
Upacara
Adat yang berkembang di masyarakat didasarkan oleh adanya keyakinan agama
ataupun kepercayaan masyarakat setempat. Upacara adat biasanya dilakukan
sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan yang dianggap
memberikan perlindungan dan kesejahteraan kepada mereka.
3) Folklor Bukan Lisan
Merupakan folklor yang bentuknya bukan
lisan tetapi cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Biasanya meninggalkan
bentuk materiil(artefak). Yang termasuk dalam folklor bukan lisan:
a.
Arsitektur
rakyat (prasasti, bangunan-banguna suci),Arsitektur merupakan sebuah seni atau
ilmu merancang bangunan.
b.
Kerajinan
tangan rakyat, Awalnya dibuat hanya sekedar untuk mengisi waktu senggang dan
untuk kebutuhan rumah tangga.
c.
Pakaian/perhiasan
tradisional yang khas dari masing-masing daerah
d.
Obat-obatan
tradisional (kunyit dan jahe sebagai obat masuk angin)
e.
Masakan
dan minuman tradisional
Agar dapat membedakan antara folklor dengan kebudayaan
lainnya, harus diketahui ciri-ciri utama folklor. Folklor
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
§ Penyebaran
dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yaitu melalui tutur kata dari
mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya
§ Bersifat
tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk
standar.
§ Berkembang
dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan penyebarannya secara lisan
sehingga folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap
bertahan.
§ Bersifat
anonim, artinya pembuatnya sudah tidak diketahui lagi orangnya.
§ Biasanya
mempunyai bentuk berpola. Kata-kata pembukanya misalnya. Menurut sahibil
hikayat (menurut yang empunya cerita) atau dalam bahasa Jawa misalnya dimulai
dengan kalimat anuju sawijing dina (pada suatu hari).
§ Mempunyai
manfaat dalam kehidupan kolektif. Cerita rakyat misalnya berguna sebagai alat
pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam.
§ Bersifat
pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum.
Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan.
§ Menjadi
milik bersama (colective) dari masyarakat tertentu.
§ Pada
umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatannya kasar atau
terlalu sopan. Hal itu disebabkan banyak folklor merupakan proyeksi (cerminan) emosi
manusia yang jujur.
Tradisi yang seharusnya tetap terjaga dan
banyak diketahui oleh kita, tetapi justru sebaliknya, seiring dengan perkembangan zaman dan juga
arus era globalilasai kemodernan yang ada, membuat follore itu sendiri terasa
hilang atau tidak hidup, memang tidak semuanya karena masih banyak khususnya di
kota-kota besar yang masih sangat terjaga dalam melestarikan folklore itu
sendiri. Tetapi banyak atau sedikitnya tradisi yang sebenarnya mengandung
banyak nilai-nilai tradisional dan norma-norma yang begitu baik yang seharusnya kita ketahui, lestarikan dan
teruskan kepada generasi selanjutnya nanti, dengan haapan atau tujuan
supaya kita bpalingvtidak menghargai
sesuatu yang sudah menjadi bagian dari tradisi dan kebudayaan bangsa Indonesia
yang menjadi identitas bagi bangsa yang kesemuanya itu telah hidup dan berkembang
sejak ribuan tahun yang lalu.
Dilihat dari sisi pendukungnya folklor
mempunyai beberapa fungsi. Menurut Wiliam R. Borton melalui Danandjaja (1991 :
19) fungsi folklor ada empat yaitu:
Ø Sebagai sistem proyeksi, yaitu sebagai
pencerminan angan-angan suatu kolektif.
Ø Alat pengesahan pranata-pranata dan
lembaga-lembaga kebudayaan.
Ø Alat pendidik anak
Ø Alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma
masyarakat selalu dipatuhi anggota kolektifnya.
Untuk itu perlu diadakanya usaha untuk
melestarikannyya, karena pada dasarnya dari kita masing-masing masih belom muncul
rasa kecintaan kepada negara sendiri bahwa mereka itu seharusnya memiliki
kewajiban dan ikut serta dalam melestarikan kebudayaan tersebut khususnya akan
folklore yang ada. Kalopun memang ada itu hanya sebagian kecil dari mereka yang
memang asli dari daerah masing-masing. Maka dari itu menurut saya akan sulit
dan merupakan pr yang sangat besar karena kita kesulitan dari diri
masing-masing karena kurangnya kesadaran itu tadi. Khususnya bagi mereka yang
tinggal di metropolitan atau kaum modern ittu sendiri untuk ikut serta dalam
usaha mempertahankan folklore.
Dengan ini pentingnya sejak dini para orang
tua menjelaskan atau hanya menceritakan dongeng-dong, mengajarkan mereka untuk
memperdalam tari-tarian misalkan sangat berpengaruh besarsebenarnya walau
mungkin akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Kemudian dengan memberikan
pelaharan tentang sejarah kesenian dan kebudayaan Indonesia juga bisa
dilakukan. Selain itu juga kita bisa membuat suatu komunitas-komunitas pecinta
folklore indonesia misalkan, dari berbagai pelosok indonesia mereka bergabung
untuk sharing, mempromosikan daerah masing-masing, mengembangkannya,
mempubblikasikan, sehingga dampak poitifnya tentu bukan hanya bagi mereka
sendiri tapi bagi negara ini sendiri karena dengan begitu menambah potensi atau
daya tarik wisata dengan keberanekaragaman folklore yang ada. Cara lainnya
adalah dari pemerintah sendiri seharusnya bisa lebih menaruh perhatian lebih ke
dalam hal ini, jika pemerintah sendiri saja tidak mendukung bagaimana semua ini
akan bisa berjalan dengan baik dan juga dari pemerintah atau mereka yang
bergerak dalam bidang pariwisata dan seni itu sendiri, mereka yang seharusnya
memperjuangkan dan terus bertanggung jawaab untuk berperan serta melestarikan
ini semua. Dan yang paling penting adalah kesadaran dari diri kita senidiri
apakah membiarkan arus modernisasi yang terus maju dan membuat kita goyah dan
masuk jauh lebih dalam atau kita masih
bisa mencegah dan bisa menerima dengan seimbang arus modern itu sendiri baik
dalam hal positifnya maupun negatifnya sehingga kita tidak kakan membiarkan kebudayaan
folklore kitapunah atau akan terus menghilang, hilang dan hilang.
Untuk cara lain yang lebih konkret
adalahdengan menerbitkan buku-buku cerita rajyat, dongeng, berbagai macam aneka
permainan tradisional, dan lain-lain. Delain
itu bisa juga dengan mmemberikan siaran ditelevisi tentang cerita dongeng itu
sendiri api dalam bentuk atau yang memerankan adalah manusia sehingga akan
lebih kelihatana nyata dan hidup, kemudian dengan adanya pertunjukkan atau
event-event besar yang menampilkan berbgai tari tradisional atau musik
tradisional dan sebagainya.
Bicara fungsi foklore itu sendiri bagi para
pemadu wisata, kita bisa melihat dari fungsi seorang tourguide itu sendiri yang
antara lain itu adalah mereka menjadi sumber informasi, atau mereka itu adalah
sesorang dimana mereka akan menjelaskan dan memberitahukan juga menceritakan
beberapa informasi mengenai objek-objek wisata yang akan wiisatawan kunjungi,
atau bercerita temntang keunikan di tiap daerah, menceritakan saat perjaanan di
bis. Oleh karena itu, fungsi foklore itu sendiri merupakan salah satu cara
dalam melestarikan ke generasi penurus akan pentingnya warisa budaya kita. Karena
dengan folklore ini adalah menjadi suatu bahan informasi atau menjadi sebuah
pengetahuan baru yang akan di bicarakan oleh pemandu wisata kepada para
wisatawan yang akan mereka bawa, dan juga memperkenalkan, sekaligus
mempromosikan kelebihan, kekuatan keunikan dari berbagai macam foklore yang ada
yang begitu beraneka ragam dengan harapan bahwa wisatawan dapat mengenal lebih
jauh mengenai foklore yang ada yang di tiap daerah bebeda-beda dan mempunyai
ceita masing-masing tersendiri. Sehingga diharapkan pula bagi para pemandu
wisata alangkah lebih baik dan memang wajib seharusnya bagi mereka untuk bisa
menguasai dan memperdalam berbagai macam folklore yang ada dari Sabang sampa
Merauke dengan begitu baik para pemadnu wisata dan wisatawan sendiri akan
memperoleh banyak pengetahuan yang baru, menambah wawasan dan menjadi suatu
daya tarik tersendiri. Dan yang lebih utama adalah kita ikut beperan serta
karena telah menjaga, dan juga mewariskan agar supaya nilai-nilai dan
norma-norma yang terkandung di foklore baik foklore lisan, sebgaian lisan atau
bukan lisan itu bisa sangat relevan untuk mendukung kehidupan masyarakat secara
kolektif, dan menjadi pengukur terhadap pengaruh-pengaruh negatif akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi atau era globalisasi.
Sumber Seluruh Artikel
- http://serbasejarah.blogspot.com/2011/12/peran-folklore-mitologi-legenda-dan.html
- http://legendaku.wordpress.com/nanggroe-aceh-darussalam/raja-parakeet/
- http://uun-halimah.blogspot.com/2008/04/pepatah-orang-aceh.html
- http://lidahtinta.wordpress.com/2009/04/04/permainan-tradisional-aceh/
- http://acehmagazine.com/?p=495
- http://www.tanohaceh.com/?cat=357
- http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Potret-Negeriku/Seni-Budaya/Baju-Adat-Nanggroe-Aceh-Darussalam
- http://acehtourismagency.com/index.php/plan-your-holiday/culinary/120-perkembangan-masakan-tradisional-aceh.html
- www.jkma-aceh.org/haba/?p=1384
- http://acehpedia.org/Lonceng_Cakra_Donya
- http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/sejarah-kota-banda-aceh/
- http://blog.re.or.id/sejarah-aceh.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar