Minggu, 12 Juni 2011

UAS Kebudayaan dan Kesenian Indonesia- Reo Andhika-4423077222

UAS
Kesenian Kebudayaan Indonesia
“Puri Anyar Kerambitan Tabanan-Bali”
(Reo Andhika 4423077222)
Universitas Negeri Jakarta

 Sejarah Puri Anyar Kerambitan

Pulau bali yang terkenal dengan sebutan “Pulau Seribu Pura” memiliki banyak peninggalan bangunan bersejarah yang memiliki arsitektur yang sangat menarik. Diantaranya adalah bangunan berupa Puri yang merupakan peninggalan istana kerajaan zaman dahulu. Salah satu puri yang sangat terkenal di Bali dan menjadi objek wisata yang patut di kunjungi adalah Puri Anyar Kerambitan. Puri Anyar Kerambitan dulunya merupakan istana kerajaan Tabanan yang dibangun pada abad ke-17. Walaupun sudah sangat lama berdirinya keadaan Puri Anyar Kerambitan ini masih terawat dengan baik dengan bentuk bangunan berciri khas Balinya. Di dalam objek wisata puri ini terdapat peninggalan purbakala dan lukisan-lukisan terkenal yang dibuat pada zaman kerajaan dahulu. Wisatawan yang berkunjung ke Puri Anyar Kerambitan akan disambut dengan berbagai macam atraksi kesenian Bali seperti Tektekan, Joged Bumbung, Andir dan Tarian Legong Leko serta dilengkapi dengan penyungguhan santap malam ala kerajaan sesuai dengan pesanan para tamu yang datang.
Kata kerambitan berasal dari bahasa Sanskerta karawitan yang artinya seni, musik dan tari. Well, no hip metal or sort after all. Anyway, kebayang kan keunikan nya. Makanya begitu ada upacara di daerah ini bergegaslah ke sana. Di jamin kamu akan menjumpai sesuatu yang lebih unik di banding daerah lain. Sayang di sini susah mencari losmen yang murah padahal daerah ini merupakan pusat terdekat untuk mencapai Tanah Lot, Mengwi, Gunung Batukaru, Pejaten, Alas Kedaton dan Bedugul.
Daerah di terkenal karena kesusastraan klasik mereka, Tari Legong, lukisan bertemakan wayang, ukiran baik batu maupun kayu dan tektekan (semacam orkestra tradisional) yang dipercaya mempunyai kekuatan magis. Di tempat ini juga msih terdapat bangunan-bangunan kuno dari abad ke 17. Bagunan tersebut berupa semacam istana yang oleh masyarakat setempat disebut puri, Puri Gede dan Puri Anyar. Juga terdapat sebuah pura dari jaman neolithicus yaitu Pura Ulun Desa, kamu bisa bertanya jalan pada penduduk di sana, mereka ramah kok.
Satu km sebelah barat Kerambitan terdapat Desa Tista yang terkenal dengan tarian Legong Legong Leko, yaitu tarian legong yang hanya terdapat di daerah Tabanan. Dua km selatan Kerambitan terdapat Desa Panarukan yang terkenal sebagai desa para pemahat. Ukiran kayu maupun patung dari pahatan batu bisa kamu temui disini. Belom puas? Kamu bisa mengikuti jalan ke arah barat daya dari Kerambitan. Sembilan km kemudian kamu akan tiba di Pantai Pasut dengan hamparan pasir hitamnya. Apabila kamu berjalan sepanjang 20 km ke arah tenggara kamu akan tiba di Tanah Lot.

Keberadaan Puri Anyar Kerambitan, tidak terlepas dari kisah Kerajaan Tabanan dan Puri Gede Kerambitan. Raja Tabanan ke XII yang bergelar Si Magada Sakti, karena lama tak memiliki keturunan berjanji akan mengangkat putra siapapun dari istri-istrinya, yang lahir pertama sebagai penerus kerajaan Tabanan. Putra pertama akhirnya lahir dari salah seorang selir. Sementara putra berikutnya lahir dari permaisuri. Karena janji, raja pun menetapkan putra dari selir tersebut sebagai penerus tahta. Sedangkan putra mahkota yang lahir dari permaisuri memilih pergi berguru pada seorang pendeta sakti di wilayah Banjar Singaraja Buleleng.
Sekembalinya dari Banjar, Putra mahkota tidak mau tinggal di Kerajaan tabanan. Akhirnya setelah memilih wilayah di Kerambitan, rajapun akhirnya membuatkan istana yang sama dengan istana atau puri agung tabanan, dengan luas wilayah yang hampir sama. Putra mahkota kemudian bergelar Tjokrda Gede Banjar, dan purinya bernama Puri Ageng Kerambitan.
Tjokorda Gde Banjar berputra 2 dari permaisurinya. Putra pertama Ida Tjokrda Gde Selingsing berstana di Puri Ageng, sementara sementara adik beliau, Tjokorda Ngurah Made Dangin mendirikan sebuah puri baru yakni Puri Anyar Krambitan. Kini dari 5 bersaudara keturunan Tjokorda Ngurah Made Dangin yang menghuni Puri Anyar Kerambitan, tersisa dua saudara kembar yakni AA Ngurah Oka Silagunadha dan AA Ngurah Rai Girigunadi , bersama ibunda beliau AA sagung Raka. Merekalah kini yang bertindak sebagai kepala keluarga atau penglingsir puri.

Profil Puri Anyar Kerambitan

Objek wisata Puri Anyar Kerambitan terletak di Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan sekitar 7 km dari Kota Tabanan. Jarak tempuh objek wisata puri ini dari kota Denpasar adalah sekitar 28 km dan membutuhkan waktu sekitar 80 menit dari Bandara Ngurah Rai dengan menggunakan kendaraan bermotor. Sepanjang perjalanan saat memasuki Kecamatan Kerambitan anda akan melihat rumah-rumah penduduk beserta kehidupannya yang masih tradisional bali, dengan keadaan jalan yang beraspal dengan baik perjalanan anda akan terasa semakin nyaman. Bila anda ingin menyewa kendaraan di daerah Tabanan ini, anda dapat mengunjungi rentcar-rentcar yang berada di dekat Kota Tabanan.
Puri Anyar Kerambitan terletak dekat dengan Puri Agung Kerambitan yang juga merupakan peninggalan zaman kerajaan di Bali terdahulu. Di depan Puri Anyar Kerambitan terdapat satu pohon beringin besar yang telah ditanam pada tahun. Lalu memasuki ke dalam Puri, anda akan melihat bangunan-bangunan yang terbagi menjadi beberapa bagian yang disebut palebahan. Beberapa palebahan tersebut adalah Cangem Kodok, Bencingah Puri, Jaba Tengah, Tandakan Puri, Seren Agung, dann Pemerajan Agung. Areal suci di Puri Anyar Kerambitan ini adalah Merajan Agung dengan dekorasinya yang unik berupa piring-piring kuno yang berasal dari Belanda dan Cina.
Banyak orang terkenal yang pernah datang ke objek wisata Puri Anyar Kerambitan ini, diantaranya adalah King Hussein, Prince Bartiel of Sweden, Kurt Waldheim, Mick Jagger, dan David Bowie. Anda dapat melihat foto-foto tamu terkenal tersebut yang terpajang pada ruang tamu puri. Menurut Bapak Agung Ngurah Oka Silagunadha (generasi kesembilan Raja Tabanan) awal mulanya dibuka puri ini menjadi objek wisata di Bali pada tahun 1967. Bermula dari ide beliau untuk membuat program penyambutan dan penyuguhan santap malam ala tamu kerajaan yang di iringin dengan kegiatan kesenian kepada para tamu yang datang. Lalu beberapa bulan kemudian setelah puri ini dibuka untuk umum banyak wisatawan lokal maupun asing yang datang mengunjungi objek wisata Puri Anyar Kerambitan. Di antara tamu yang datang tersebut, terdapat kru dari radio BBC London, televisi Perancis, televisi Jepang dan beberapa wartawan dari Eropa. Sejak saat itu objek wisata Puri Anyar Kerambitan menjadi semakin populer di manca negara untuk kunjungan wisata, acara budaya dan makan malam. Dengan keunikan dan pelayanan khusus yang diberikan kepada tamunya dari Puri Anyar Kerambitan ini, menjadikannya salah satu objek wisata di Bali yang patut untuk di kunjungi.
  
Arsitektur Bangunan Puri Anyar Kerambitan Tabanan

 
Struktur Puri Anyar Kerambitan sampai saat ini masih tetap terjaga dan lestari. Puri anyar terbagi kedalam beberapa palebahan. Diantaranya cangkem kodok, bencingah puri, jaba tengah, tandakan puri, Saren, saren Agung, dan pemerajan agung.
Dari jaba tandakan ini, terdapat 3 pintu unuk masuk ke masing asing saren yakni saren kelod, saren kangin, saren kauh, saren tengah dan saren kaja. Jumlah saren ini ditunjukan untuk ke empat istri leluhur Puri Anyar kerambitan yang selanjutnya menurunkan 5 putra yang kemudian masing asing ditempatkan di saren2 tersebut.
Areal suci di Puri anyar kerambitan ini adalah merajan agung. Dengan dekorasi unik yang merpakan ciri khas mrajan2 di tabanan, yakni berupa puring-piring kuno.
Selanjutnya pada 04 Juli 1967, puri anyar kerambitan membuka diri untuk kunjugan wisatawan manca Negara. Apalagi, mengingat Bali dalam perkembagannya bergantung pada dunia pariwisata.tercatat puri anyarlah yang pertama kali membuka pintu puri untuk kepentingan parawisata. Pihak puri tentunya ingin mengenalkan budaya puri pada turis tanpa mengganggu aktivitas dan kelestarian puri.
Puri ini berada di area seluas satu setengah hektar. Awal mula dibukanya puri ini untuk mendukung kepariwisataan di Kabupaten Tabanan tahun 1967. Bermula dari ide bapak Agung Ngurah Oka Silagunadha (generasi kesembilan Raja Tabanan) membuat program penyambutan dan penyuguhan santap malam kepada tamu yang datang ala tamu kerajaan yang di iringin dengan kegiatan kesenian. Beberapa bulan kemudian setelah puri ini dibuka untuk umum banyak wisatawan lokal maupun asing yang datang mengunjungi Puri Anyar Kerambitan. Di antara tamu yang datang terdapat kru dari radio BBC London, televisi Perancis, televisi Jepang dan beberapa wartawan dari Eropa. Sejak saat itu Puri Anyar Kerambitan menjadi populer di manca negara untuk kunjungan wisata, acara budaya dan makan malam.
Masyarakat sekitar pada rata-rata bermata pencaharian sebagai petani, namun sejak puri ini buka untuk umum berdampak fositif terhadap perekonomian. Fasilitas yang terdapat di area puri; tempat parkir dan toilet, sedangkan untuk akomondasi anda bisa menyewa kamar yang berada dilingkungan puri.
Areal suci di Puri anyar kerambitan ini adalah merajan agung. Dengan dekorasi unik yang merpakan ciri khas merajan-merajan di tabanan, yakni berupa puring-piring kuno.

Untuk mendukung aktivitas kepariwisataan puri, maka dihadirkanlah sejumlah atraksi wisata yang khas, seperti tektekan, okokan, sendratari cetrung, obor dll. Tentunya dengan melibatkan masyarakat disekitar puri. dan ini adalah bagian dari pesan atau amanat dari para leluhur puri.
Puri saat ini memang bukan lgi sebagai pusat kekuasaan. Namun keberadaan puri adalah salah satu tiang penyangga penting bagi kelestarian kebudayaan Bali. Mengingat, sebagian besar puri puri dibali hingga kini masih setia pada tradisi dan budaya yang diwariskan leluhur mereka. Apalagi masih banyak pula masyarakat yang setia dan percaya bahwa mengabdi pada puri adalah sebuah bentuk penghormatan bagi Leluhur Bali.
Kerambitan terletak 6 km barat daya Tabanan, dan merupakan kawasan pertanian kecil dengan hijau, sawah subur. Desa yang paling penting di sini adalah juga disebut Kerambitan, dikenal karena tua, bangunan istana yang indah termasuk Puri Anyar Kerambitan, tarian tradisional dan musik dan juga ukiran kayu dan batu.
Nama Kerambitan mungkin berasal dari "karawitan" kata Sansekerta yang berarti "seni, musik dan tari". Kerambitan memiliki tarian yang unik dan musik, paling dikenal sebagai "tektekan" dan orkestra ini diyakini memiliki kekuatan magis.
Kerambitan adalah mantan kursi cabang keluarga kerajaan di Kabupaten Tabanan, Arya kenceng. Beberapa lama tinggal lakukan masih ada dan juga istana baik dikembalikan dari abad ke 17 Puri Anyar Kerambitan. Keturunan kerajaan yang masih menghuni istana. Anak Agung Ngurah Oka Silagunadha atau "Pak Oka" adalah raja-an yang memimpin istana. Istana ini sekarang digunakan untuk tarian tradisional suci dan pertunjukan musik dan hosting upacara pernikahan kerajaan. Hal ini dimungkinkan untuk menghabiskan malam di istana dengan permintaan di muka.

 Koleksi di Puri Anyar Kerambitan Tabanan

Puri Anyar Kerambitan, Puri ini banyak menyimpan benda-benda seni dan bahkan ada yang keramat. Seperti koleksi keris, topeng keramat, koleksi alat-alat musik tradisional dan bale gong (semacam pentas, tepatnya tempat untuk menyimpan gong=gamelan dan memainkannya). Di sebelah kanan pintu masuk  akan dijumpai tempat suci puri yang dihiasi dengan keramik Belanda dan Cina. Dan disini terdapat sebuah delft biru (sebutan barang pecah belah buatan Delft) dari jaman Napoleon. Tampak jelas gambar Napoleon Bonaparte  diatas kuda tunggangannya. Di Puri ini juga sering ditampilkan Kesenian Tektekan,Tektekan sebenarnya bukan merupakan tarian, tapi lebih tepat merupakan orkestra tradisional dimana para pria memakai kalung sapi, tentu saja di leher, dan membawa semacam kentungan dari bambu. Menurut kepercayaan Tektekan ini dilakukan masyarakat setempat untuk mengusir roh-roh jahat yang menyebabkan kekeringan dan wabah penyakit. Sekarang ini Tektekan diadakan setahun sekali yaitu sehari sebelum Tahun Baru Hindu (Nyepi) berupa arak-arakan keliling desa. Dibeberapa daerah kegiatan ini melibatkan ogoh-ogoh sehingga lebih dikenal dengan ogoh-ogoh. tektekan ini juga diadakan apabila raja memerintahkan untuk menyambut tamu. Jadi kalo ada rombongan wisatawan (biasanya macanegara) datang ke Kerambitan (bakal mengunjungi daerah puri) maka Tektekan ini akan diadakan, juga. Kegiatan yang dulu diadakan untuk mengusir kekeringan dan penyakit sekarang diadakan untuk menyambut tamu sehingga baik tamu maupun tuan rumah dan sekitarnya terbebas dari dua hal tersebut. Selain kedua Puri tersebut di Wilayah Kerambitan juga terdapat Pantai yang dapat dijadikan tempat berwisata yaitu Pantai Pasut dan Pantai Kelating yang saat ini telah dibangun beberapa Villa mewah dikawasan tersebut.

Arsitektur Kota Tabanan yang Terpendam
Pada masa jaman kerajaan, Tabanan adalah salah satu kerajaan kecil yang memiliki luas lahan pertanian yang sangat melimpah dan produktif. Tidak salah maka kerajaan ini memiliki arsitektur yang khas, memiliki ciri yang menonjol, baik dari segi proporsi dan perletakannya.
Setelah masa pendudukan Belanda, salah satu wantilan kerajaan dihancurkan. Yang sekarang tempat dibangunnya bangunan seba guna yang dinamakan Gedung Maria, salah satu seniman tari yang lahir dan terkenal dari Tabanan, Ketut Maria.
Kolonial Belanda kemudian memetakan area kota sehingga dengan existing yang ada pola kota menjadi mengkotak, atau pola papan catur. Mengingat dari segi pengawasan kota akan lebih mudah bagi pihak Belanda. Namun seiring dengan system itu, kerajaan Tabanan akhirnya ikut terpecah pula, yang dibelah oleh jalan.
Dari penarapaan pola kota oleh Kolonial Belanda, Kota Tabanan secara langsung menjadi lebih tertata, lebih bersih dan terencana. Pada zaman itu pula, Belanda membangun parit-parit kota sebagai bagian dari perencanaan drainage kota. Mengingat Kota Tabanan adalah kota yang relatif kecil, maka sempadan kota pun tidak sebesar perencanaan Kota Malang dijamannya Kota kuno yang menjadi pusat kerajaan, masih menimpan bangunan-bangunan lama walaupun sudah ada yang direnovasi. Hal ini bukan saja bisa dilihat di area dalam kerajaan atau puri, bisa pula dilihat di dalam pura atau rumah-rumah penduduk. Bekas bangunan-bangunan komersil juga memperlihatkan corak arsitektur yang khas, walaupun sekarang sudah terkesan suram. Keragaman arsitektur lama, bisa ditangkap dari arsitektur Art Deco beberapa bagian kota. Hal ini menjadi harta terpendam di kota tua ini.
Karena kurangnya dana, dan tidak terencananya perencanaan kota di periode masa kini, arsitektur kota tua semakin tidak tersentuh. Namun hal ini menjadi keunikan tersendiri dari Kota Tabanan, deretan-deretan bangunan yang lebih modern akibat laju prekonomian kota, dapat jelas terlihat dijeda oleh monumen arsitektur yang kusam. 
·        Wisata Kota
Di salah satu bagian dari kerajaan kecil di area Puri Tabanan, sudah timbul kesadaran untuk pelestarian yang kemudian dikembangkan untuk wisata. Salah satunya adalah Puri Anom, di sebelah utara dari Gedung Maria. Dan dibeberapa posisi sudut kota, pemerintah daerah juga telah memancangkan monumen-monumen penghias kota.
Secara geografis, Kota Tabanan memiliki kontur yang unik, Kota Tabanan terletak di area yang lebih tinggi, dan memiliki lembah di sebelah timur dan barat kota. Hal ini juga telah disadari oleh pemerintah kota dengan membuat area hijau ujung timur dan barat kota, sebagai area tangkapan menuju dan dari kota. Pedestrian di area hijau kota juga sudah diperhatikan.
·        Arsitek Daerah
Dari informasi yang didapat dari berbagai penduduk kota jaman lama yang masih hidup sampai sekarang. Setelah era Belanda habis, yang telah menanamkan tata ruang kota, arsitek yang ada setelah jaman itu adalah lebih kearah peniruan. Kemiripan yang ada seperti bentuk bangunan sudut sudut kota seperti ciri khas bangunan di Bandung di jaman Soekarno. Hal ini terjadi setelah wajah kota dirancang setelah terbentuk pemerintahan provinsi Bali, di kisaran tahun 50an. 
Era pun mulai berganti, arsitektur lama mulai terlupakan, dan menjadi cerminan yang biasa oleh penduduk kota. Padahal disanalah asal muasal dari arsitektur kota yang sekarang ini.
Sudah saatnya, kota mesti mulai dibenahi, wajah arsitektur kota mesti mulai ditata kembali. Bangunan-bangunan lama mesti di konservasi dan dijadikan museum kota. Contoh kota yang telah mengkonservasi aset arsitektur kotanya telah banyak, Singapura adalah salah satu contohnya. Tidak salah kiranya kita sudah menuju kearah itu pula. Kepribadian penduduk kota bisa terlihat dari sikap pelestarian aset sejarah kotanya.

     Tarian-tarian Puri Anyar Kerambitan Tabanan
 
Keunikan lain yang ditonjolkan  oleh Puri Gede dan Anyar adalah kesenian khasnya, seperti Tari Tektekan dan Joged Bumbung. Pergelaran kedua kesenian tersebut menyesuaikan diri dengan permintaan dari tamu atau travel agent, yang dilengkapi dengan suguhan santap malam ala Puri. Khusus untuk Tari Tektekan, para wisatawan tidak henti-hentinya berdecak kagum, terutama pada adegan kerauhan (trans) para penarinya. Mata wisatawan sering tidak berkedip dan tidak percaya, kalau penari itu sedikit pun tidak terluka mesti ditusuk dengan keris yang sangat tajam. Malah sejumlah wisatawan ada yang sampai datang empat kali, hanya semata-mata ingin menuntaskan rasa penasarannya.
Tarian joged bumbung juga sangat digemari oleh kalangan wisatawan. Biasanya mereka mau saja disuruh menari, mesti tangannya sedikit kaku dalam mengikuti gemulainya liukan penari joged.
Di lihat dari kunjungan jumlah wisatawan, memang pasca bom Legian sangat turun drastis. Puncak keemasannya diperkirakan tahun  2001, yang pertahunnnya mencapai  4.352 orang. Tahun sebelumnya mencapai 3.443 orang.  Sementara pada dua tahun terakhir, kunjungan wisman turun drastis.
Kadisbudpar Tabanan Wayan Diarsa mengakui, bom Legian memberikan dampak luar biasa terhadap kunjungan wisatawan asing. Khusus untuk wisata Puri, biasanya wisatawan yang antusias adalah Amerika dan Eropa. Seiring banyaknya travel warning yang muncul silih berganti, objek wisata puri juga mendapatkan imbas yang luar biasa. ''Wajar kalau terjadi penurunan. Bagaimana mungkin wisatawan bisa kami raih, kalau jumlah mereka ke Bali saja turun,'' katanya.
Diarsa menegaskan, penurunannya bukan karena daya pikat yang ditampilkannya terlalu monoton. Tapi lebih banyak pada faktor eksternal. Para pemilik puri sepanjang yang diketahuinya telah membuat inovasi dan terobosan, sehingga dipastikan tetap menjadi daya tarik baru.
Selain membuat inovasi dan terobosan, pemerintah juga tidak tinggal diam. Saat ini pangsa pasarnya sudah dilebarkan. Kalau sebelumnya peminatnya lebih banyak wisatawan Eropa dan Amerika, ke depan diharapkan wisatawan dari kawasan Asia juga menggembari objek wisata Puri. Pihaknya sangat yakin hal itu terlaksana, mengingat beberapa waktu yang lalu sejumlah wisatawan dari Cina dan Korea dibuat terkesima menyaksikan atraksi khas Puri Gede dan Puri Anyar Kerambitan.

·         Upacara adat Puri Anyar Kerambitan Tabanan

Puri Anyar Kerambitan Tabanan menggelar sebuah tradisi tua bernama Tigang Sasihan. Upacara ini untuk mengupacarai cucu laki-laki pertama Raja Puri Anyar Kerambitan yang baru berumur tiga bulan. Upacara yang tergolong langka ini menghabiskan dana hingga ratusan juta rupiah.

Upacara Tigang Sasihan (bayi umur tiga bulan) di Puri Anyar Kerambitan Tabanan ini dimulai dengan upacara Peed (pawai) Agung dari Merajan (pura) Alit Puri menuju Merajan Agung Puri Anyar Kerambitan. Cucu laki-laki raja yang akan diupacarai dibawa menuju lokasi upacara dengan atribut kebesaran Puri Anyar Kerambitan.

Untuk menuju lokasi upacara Tigang Sasihan di Merajan Agung Puri, cucu raja yang diberi nama Anak Agung Ngurah Agung Rama Putra ini melewati lantaran atau alas dari tikar pandan dan kain cepug.

Saat menuju merajan agung, cucu raja yang akan diupacarai ini juga dikawal penari Palawaktia, yang melambangkan kejantanan atau keperkasaan seorang pria dewasa.

Setibanya di Merajan Agung puri, cucu laki-laki pertama Raja Puri Anyar Kerambitan ini mulai menjalani prosesi upacara Tigang Sasihan. Upacara ini dipimpin oleh seorang pedanda atau pendeta Hindu dibantu beberapa orang pemangku Hindu.

Dalam upacara di Merajan Agung ini, bayi yang diupacarai menjalani beberapa prosesi seperti memakai pakaian dan aneka perhiasan, upacara menginjakkan kaki pertama kali di tanah atau turun tanah, hingga ditidurkan di dalam ayunan.
Semua prosesi upacara ini bermakna mengenalkan anak pada kehidupan duniawi agar nantinya bisa berjuang dan menjalani kehidupan dengan baik, kata Raja Puri Anyar, Anak Agung Ngurah Oka Silagunada.
Di akhir upacara, seluruh keluarga puri berdoa bersama untuk kesehatan dan keselamatan bayi yang diupacarai.
Upacara tigang sasihan di Puri Anyar Kerambitan ini tergolong langka karena amat jarang digelar di puri ini.

·        Sejarah Kerajaan Tabanan
Di Bali, rumah jabatan tempat tinggal raja disebut "Puri Agung". Keberadaan Puri Agung Tabanan berkaitan dengan tokoh Arya Kenceng, yang dipercaya ikut datang bersama Gajah Mada ketika Majapahit menaklukkan Kerajaan Bedulu di Bali pada tahun 1343.

Setelah dapat menaklukkan, Dalem Sri Kresna Kepakisan yang menjadi Raja Bali dengan kedudukan di Samprangan kemudian memberikan kekuasaan kepada Arya Kenceng untuk memerintah Tabanan, dengan pusat kerajaan atau Puri Agung yang terletak di Pucangan (Buahan), Tabanan.

Arya Kenceng adalah Raja Tabanan I, yang Kerajaannya berada di Pucangan/Buahan mempunyai putra :
  1. Dewa Raka /Sri Megada Perabhu
  2. Dewa Made /Sri Megada Natha
  3. Kiayi Tegeh Kori
  4. Nyai Tegeh Kori.

Sri Megada Natha, Raja Tabanan II, berputra :
  1. Sirarya Ngurah Langwang
  1. Ki Gusti Nyoman Pascima
  2. Ki Gusti Wetaning Pangkung
  3. Ki Gusti Nengah Samping Boni
  4. Ki Gusti Batan Ancak
  5. Ki Gusti Ketut Lebah
  6. Kiyai Ketut Pucangan/Sirarya Ketut Notor Wandira.
Puri Tabanan Tahun 1906 pada Saat Ekspedisi Belanda
 
Akhirnya Arya Ngurah Langwang mendapat pewisik, dimana ada asap (tabunan) mengepul agar disanalah membangun puri. Setelah melakukan pengamatan dari Kebon Tingguh, terlihat di daerah selatan asap mengepul ke atas, kemudian beliau menuju ke tempat asap mengepul tersebut, ternyata keluar dari sebuah sumur yang terletak di dalam area Pedukuhan yaitu Dukuh Sakti( di Pura Pusar Tasik Tabanan sekarang ).
Akhirnya ditetapkan disitulah beliau membangun Puri, setelah selesai, dipindahlah secara resmi Puri Agung / Kerajaannya beserta Batur Kawitannya dari Pucangan ke Tabanan ( Sekitar Abad 14 ). Oleh karena asap terus mengepul dari sumur seperti tabunan sehingga puri beliau diberi nama Puri Agung Tabunan, yang kemudian pengucapannya berubah menjadi Puri Agung Tabanan, sedangkan Kerajaannya disebut Puri Singasana dan Raja bergelar Sang Nateng Singasana.

Denah Puri Tabanan tahun 1900 Masehi
 

Selanjutnya Puri Agung Tabanan ditempati oleh Raja-Raja Tabanan berikutnya, yang juga menurunkan Pratisentana Arya Kenceng di berbagai Jero / Puri yang ada di Tabanan, sebagai berikut :
  • Raja Tabanan ke : IV. Sirarya Ngurah Tabanan / Prabu Winalwan / Betara Mekules.
  • V. Ki Gusti Wayahan Pemadekan
  • VI. Ki Gusti Made Pemadekan Pura Batur Wanasari di Wanasari Tabanan
  • VII. Sirarya Ngurah Tabanan / Prabu Winalwan / Betara Mekules. ( Pelinggih / Tempat memuja dan mengaturkan sembah bakti kepada Beliau ada di Pura Batur Wanasari di Wanasari Tabanan. Petoyan / Odalan pada dina Anggara/Selasa Kliwon Dukut )
  • VIII. Sirarya Ngurah Tabanan / Betara Nisweng Penida
  •  IX. Ki Gusti Nengah Malkangin dan Ki Gusti Made Dalang 
Zaman penjajahan Belanda Pada 27 September 1906, jaman penjajahan Belanda, Kerajaan Tabanan dikuasai oleh Belanda, Raja Tabanan saat itu, Cokorda Ngurah Rai Perang beserta Putra dan Saudara-Saudaranya ditawan oleh Belanda di Puri Denpasar.
Tanggal 28 September Puri Agung Singasana, Puri Mecutan Tabanan, Puri Dangin 
Perang beserta Putra dan Saudara-Saudaranya ditawan oleh Belanda di Puri Denpasar.
Tanggal 28 September Puri Agung Singasana, Puri Mecutan Tabanan, Puri Dangin Tabanan, Puri Denpasar Tabanan dan beberapa yang lainnya dihancurkan oleh Belanda. Raja Tabanan Cokorda Ngurah Rai Perang dan seorang Putra Beliau ( I Gusti Ngurah Gede Pegeg ) dengan keberaniannya melakukan puputan(bunuh diri ) di Puri Denpasar, karena tidak mau tunduk atau menjadi tawanan Belanda.

Tanggal 29 September 1906 putra dan saudara-saudaranya di Puri Dangin Tabanan, Puri Pemecutan Tabanan dan Puri Denpasar Tabanan diselong / diasingkan ke Sasak Lombok. Setelah beberapa tahun diselong di Lombok, masih dalam masa penjajahan Belanda, putra dan saudaranya Alm. "Cokorda Ngurah Rai Perang" lagi dikembalikan ke Tabanan.

Dalam rangka memilih Kepala Pemerintahaan di Tabanan, Belanda juga mencari dan menerima saran-saran dari beberapa Puri / Jero yang sebelumnya ada dalam struktur kerajaan, tentang bagaimana tatacara memilih seorang raja di Tabanan sebelumnya. Setelah mempertimbangkannya, pada tanggal 8 Juli 1929, diputuskan sebagai Kepala / Bestuurder Pemerintahan Tabanan dipilih I Gusti Ngurah Ketut putra I Gusti Ngurah Putu ( putra Sirarya Ngurah Agung Tabanan, Raja Tabanan ke XX ) dari Puri Mecutan, dengan gelar Cokorda.
·         Setelah kemerdekaan sampai sekarang
Cokorda Ngurah Ketut berada di Puri Agung Tabanan bersama putra dan saudaranya ( I Gusti Ngurah Wayan, I Gusti Ngurah Made, Sagung Nyoman, Sagung Rai dan Sagung Ketut ). Pada jaman kerajaan, hanya raja dan putera mahkota saja yang menempati Puri Agung Tabanan, sedangkan putra-putra lainnya, oleh raja dibuatkan Puri / Jero baru beserta kelengkapannya. Seiring dengan terjadinya perubahan jaman dan pemerintahan, hal tersebut tidak berkelanjutan, dimana tidak dibangun lagi Puri Pemecutan Tabanan dan Puri-Puri/Jero-Jero baru.
Sekarang yang berada di Puri Agung Tabanan adalah kelanjutan keturunan Cokorda Ngurah Ketut dan Saudaranya, yang merupakan putera I Gusti Ngurah Putu ( Putera Sirarya Ngurah Agung Tabanan, Raja Tabanan ke XX ) yang berasal dari Puri Pemecutan Tabanan.
  • Cokorda Ngurah Ketut berputera :
    • 1. I Gusti Ngurah Gede
    • 2. I Gusti Ngurah Alit Putra
    • 3. Sagung Mas
    • 4. I Gusti Ngurah Agung
Selanjutnya I Gusti Ngurah Gede, putera sulung Cokorda Ngurah Ketut menjadi Cokorda Tabanan, bergelar Cokorda Ngurah Gede, Raja Tabanan XXIII Maret 1947 s/d 1986 dan beliau menjabat Bupati Tabanan Pertama tahun 1950, tempat tinggal Beliau disebut Puri Gede / Puri Agung Tabanan.
Cokorde Ngurah Gede (Raja Tabanan ke XXIII)
  •  
  • Cokorda Ngurah Gede, Berputra :
    • .1. Sagung Putri Sartika
    • .2. I Gusti Ngurah Bagus Hartawan
    • .3. Sagung Putra Sardini
    • .4. I Gusti Ngurah Alit Darmawan
    • .5. Sagung Ayu Ratnamurni
    • .6. Sagung Jegeg Ratnaningsih
    • .7. I Gusti Ngurah Agung Dharmasetiawan
    • .8. Sagung Ratnaningrat
    • .9. I Gusti Ngurah Rupawan
    • 10. I Gusti Ngurah Putra Wartawan
    • 11. I Gusti Ngurah Alit Aryawan
    • 12. Sagung Putri Ratnawati
    • 13. I Gusti Ngurah Bagus Grastawan
    • 14. I Gusti Ngurah Mayun Mulyawan
    • 15. Sagung Rai Mayawati
    • 16. Sagung Anom Mayadwipa
    • 17. Sagung Oka Mayapada
    • 18. I Gusti Ngurah Raka Heryawan
    • 19. I Gusti Ngurah Bagus Rudi Hermawan
    • 20. I Gusti Ngurah Bagus Indrawan
    • 21. Sagung Jegeg Mayadianti
    • 22. I Gusti Ngurah Adi Suartawan
Sumber :
§        http://wisatadewata.com
§        http://tourdebali.com
§        http://www.network54.com
§        http://www.balihub.com
§        http://www.arcamaya.com
§        http://logku.blogspot.com
§        http://www.balipost.co.id

1 komentar:

  1. Assalamualaikum wr.wb,saya WIWI ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada eyang guntur atas bantuan eyang. kini impian saya selama ini sudah jadi kenyataan dan berkat bantuan eyang guntur pula yang telah memberikan angka ritual kepada saya yaitu 4D dan alhamdulillah berhasil..sekali lagi makasih yaa eyang karna waktu itu saya cuma bermodalkan uang cuma 100rb dan akhirnya saya menang. Berkat angka GAIB hasil ritual eyang guntur saya sudah bisa melanjutkan kulia saya lagi dan kini kehidupan keluarga saya jauh lebih baik dari sebelumnya,bagi anda yg ingin seperti saya silahkan HUB eyang di nomor hpnya: 0823-3744-3355 atau dan ramalan eyang guntur memang memiliki ramalan GHOIB” yang dijamin 100% tembus.

    BalasHapus