Minggu, 17 Juni 2012

Eksistensi Folklore sebagai produk parwisata serta perannya sebagai modal pemandu


Melihat perkembangan yang saat ini menggeliat pada sektor pariwisata keberadaan folklore sebagai salah satu komoditi pemerkaya khasanah produk keparwisataan menjadi penting kehadirannya. Bukan hanya merupakan salah satu alat atau media yang bisa menyampaikan keunikan suatu daerah bedasarkan berbagai ragam cerita yang telah ada sejak masa lampau namun keberadaan folklore juga sedikit banyak dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat pada hari ini akan nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh kearifan lokal dari tiap daerah.

Pada hari ini keberadaan folklore dihadapkan pada sebuah kenyataan miris yaitu teriris eksistensinya oleh perkembangan zaman. Meskipun pada kasus-kasus tertentu seperti folklore yang ceritanya telah melegenda dan familiar akan terjaga eksistensinya namun keberadaan folklore dari daerah-daerah yang belum begitu dikenali nyata-nyatanya harus diakui bahwa jika tidak ada niatan pendokumentasian dari pihak-pihak yang mau peduli maka bisa saja folklore itu menghilang dari perdaran.

Eksistensi folklore sangata erat kaitannya dengan reputasi yang ia miliki, dalam hal ini jika sebuah cerita makin dikenali oleh masyarakat luas maka keberadaannya pun akan senantiasa diingat dan tidak lekang dari waktu. Mari tengok cerita mengenai malin kundang yang sangat terkenal itu. Faktor kuncinya terletak pada seberapa besarkah reputasi yang dimiliki oleh folklore itu untuk mencapai tingkat eksistensi yang baik.
Dampak yang nyata yang mana tentunya akan bisa dirasakan oleh banyak pihak adalah meningkatnya rasa penasaran seseorang untuk mengetahui lebih jauh dan tidak menutup kemungkinan seseorang akan mendatangi tempat dimana terjadinya insiden itu. Dalam topik Suku Toraja cerita-cerita mengenai upacara pemakaman yang telah dikenal seantero indonesia nyatanya berhasil membuat mereka hidup dan ditopang oleh pendapatan dari sektor pariwisata.

Orang berbondong-bondong untuk mencoba mencari tahu seperti apa yang sebenarnya terjadi di tempat asalnya. Faktor ketertarikan akan suatu keunikan ini menjadi salah satu motivasi yang lumrah dan umum jika kita melihat pangsa pasar wisata minat khusus. Upacara pemakaman yang begitu megah juga menjadi salah satu daya pikat. Tentu sulit dipercaya jika halnya hanya untuk memakamkan seorang jenazah dibutuhkan sebuah rangkaian ceremonial yang amat megah. Hal ini terbukti dapat menjadi daya pikat utama dari intisari kekuatan pariwisata Tana Toraja.

Cerita-cerita lainnya seperti kebiasaan masyarakat, takhayul dan juga hal-hal yang memiliki keunikan dengan level tertentu nantinya akan menjadi suatu produk komplementer dengan melengkapi sajian utama yang merupakan jawaban dari motivasi pengunjung untuk mau datang ke Tana Toraja. Dan dengan itu pula lah maka kekayaan khasanah budaya sebuah etnik akan semakin tergali informasinya dan secara langsung akan mengakibatkan kemajuan pariwisata. Karena tentu kita paham bahwasannya promosi yang baik adalah dengan menyuguhkan informasi yang menarik, unik, dan memiliki nilai jual yang tinggi.

Pengetahuan akan Folklore juga bisa berguna sebagai penambah pengetahuan akan materi bila halnya pembaca berprofesi sebagai pemandu. Dari sini Folklore tentu menawarkan pesona cerita yang unik dan tersendiri dimana nantinya para wisatawan akan dibawa imajinasinya untuk bisa segera bersahabat dengan calon destinasi yang akan ia kunjungi. Hal ini akan sangat berguna untuk memprovokasi secara positif bagi para wisatawan yang tengah pembaca tangani untuk nantinya kemudian memberikan sugesti yang cerdas supaya wisatawan semakin bersemangat akan agenda perjalanan yang tengah ia jalani.

Kiranya paparan diatas dapat membuat pembaca sedikit terbuka pandangannya bahwasannya cerita-cerita yang sifatnya mengandung keunikan serta memiliki daya tarik secara kehususan kelompok dapat menjadi sebuah bekal yang layak untuk dapat dipresentasikan jika kalau-kalau pembaca merupakan seorang guide profesional, sedang dalam tahapan menuju itu, ataupun berpikir untuk menjadi guide.


terima kasih

Madito Mahardika

1 komentar: