Kamis, 14 Juni 2012

FOKLORE SEBAGIAN LISAN – Tari Tortor Batak Toba

TIO ULI PATRICIA 4423107036 
Part III




Tor-tor adalah tarian seremonial yang disajikan dengan musik gondang. Secara fisik tortor merupakan tarian, namun makna yang lebih dari gerakan-gerakannya menunjukkan tor-tor adalah sebuah media komunikasi, dimana melalui gerakan yang disajikan terjadi interaksi antara partisipan upacara. Tor-tor dan musik gondang ibarat koin yang tidak bisa dipisahkan.

Sebelum acara dilakukan terbuka terlebih dahulu tuan rumah (hasuhutan) melakukan acara khusus yang dinamakna Tua ni Gondang, sehingga berkat dari gondang sabangunan. Dalam pelaksanaan tarian tersebut salah seorang dari hasuhutan (yang mempunyai hajat akan memintak permintaan kepada penabuh gondang dengan kata-kata yang sopan dan santun sebagai berikut :
“Amang pardoal pargonci"
1- “Alu-aluhon ma jolo tu omputa Debata Mulajadi Nabolon, na Jumadihon nasa adong, na jumadihon manisia dohot sude isi ni portibion.”
2- “Alu-aluhon ma muse tu sumangot ni omputa sijolo-jolo tubu, sumangot ni omputa paisada, omputa paidua, sahat tu papituhon.”
3- “Alu-aluhon ma jolo tu sahala ni angka amanta raja na liat nalolo.”

Setiap selesai satu permintaan selalu diselingi dengan pukulan gondang dengan ritme tertentu dalam beberapa saat. Setelah permintaan/ seruan tersebut dilaksanakan dengan baik maka barisan keluarga suhut yang telah siap manortor (menari) mengatur susunan tempat berdirinya untuk memulai menari. Adapun jenis permintaan jenis lagu yang akan dibunyikan adalah seperti : permohonan kepada Dewa dan pada ro-roh leluhur agar keluarga suhut yang mengadakan acara diberi keselamatan kesejahteraan, kebahagiaan, dan rezeki yang berlimpah ruah, dan upacara adat yang akan dilaksanakan menjadi sumber berkat bagi suhut dan seluruh keluarga, serta para undangan.

Setiap penari tor-tor harus memakai Ulos dan mempergunakan alat musik/Gondang. Ada banyak pantangan yang tidak diperbolehkan saat menari tari tor-tor, seperti tangan sipenari tidak boleh melewati batas setinggi bahu keatas, bila itu dilakukan berarti sipenari sudah siap menantang siapapun dalam bidang ilmu perdukunan, atau adu pencak silat, atau adu tenaga batin dan lain lain. 

Tari tor-tor digunakan sebagai sarana penyampaian batin baik kepada Roh-roh leluhur dan maupun kepada orang yang dihormati (tamu-tamu) dan disampaikan dalam bentuk tarian menunjukkan rasa hormat.

Dalam hal ini, konsep margondang pada masa sekarang dapat dibagi dalam tiga bagian besar, yaitu :

a. Margondang pesta, suatu kegiatan yang menyertakan gondang dan merupakan suatu ungkapan kegembiraan dalam konteks hibuan atau seni pertunjukkan, misalnya : gondang pembangunan gereja, gondang naposo, gondang mangompoi jabu (memasuki rumah) dsb.

b. Margandang adat, suatu kegiatan yang menyertakan gondang, merupakan aktualisasi dari system kekerabatan dalihan na tolu, misalnya : gondang mamampe marga (pemberian marga),gondang pangolin anak (perkawinan), gondang saur matua (kematian), kepada orang diluar suku Batak Toba, dsb.




Gambar : Tari Tortor  saat pesta pernikahan 

c. Margondang Religi, upacara ini pada saat sekarang hanya dilakukan oleh organisasi agamaniah yang masih berdasar kepada kepercayaan batak purba. Misalnya parmalim, parbaringin, parhudamdam Siraja Batak. Konsep adat dan religi pada setiap pelaksanaan upacara oleh kelompok ini masih mempunyai hubungan yang sangat erat karena titik tolak kepercayaan mereka adalahmulajadi na bolon dan segala kegiatan yang berhubungan dengan adat serta hukuman dalam kehidupan sehari-hari adalah berdasarkan tata aturan yang dititahkan oleh Raja Sisingamangaraja XII yang dinaggap sebagai wakil mulajadi na bolon.



MUSIK YANG DIPAKAI SAAT MARGONDANG

Pada masyarakat Batak Toba terdapat dua ensambel musik tradisional yang sering dipakai dalam acara Margondang, yaitu : ensambel gondang hasapi dan ensambel gondang sabagunan. Selain itu ada juga instrument musik tradisional yang digunakan secara tunggal.

Ensambel Gondang Hasapi

Ensambel gondang hasapi memiliki beberapa instrument yang dapat diklasifikasikan menurut instrumentasinya. Hasapi ende (pluked lute dua senar) adalah instrument pembawa melodi dan merupakan instrument yang dianggap paling utama dalam ensambel gondang hasapi. Klasifikasi instrument ini termasuk ke dalam kelompok chordophone. Tune atau system dari kedua senarnya adalah dengan interval mayor yang dimainkan dengan cara mamiltik (memetik).

1. Hasapi doal (pluked flude dua senar), instrumen ini sama dengan hasapi ende namun dalam permainannya hasapi doal berperan sebagai pembawa ritem konstan. Ukuran instrument hasapi doal lebih besar sedikit dari hasapi ende.

2. Sarune etek (shawn), adalah instrument pembawa melodi yang memiliki reed tunggal (single reed). Klasifikasi ini termasuk dalam kelompok aerophone yang memiliki lima lobang nada (empat dibagian atas, satu di bagian bawah) dimainkan dengan cara mangombus marsiulak hosa10.Garantung, adalah instrument pembawa melodi yang terbuat dari kayu dan memiliki lima bilah nada. Klasifikasi instrument ini termasuk ke dalam kelompok xylophone. Selain berperan sebagai pembawa melodi, juga berperan sebagai pembawa ritem variable pada lagu-lagu tertentu. Dimainkan dengan cara mamalu.

3. Mengmung (bamboo idiochordo) adala instrument pembawa melodi konstan yang memiliki tiga senar. Senarnya terbuat dari kulit bamboo tersebut. Klasifikasi instrument ini bisa dimasukkan kedalam kelompok idiochordophone.

4. Hesek, adalah instrument pembawa tempo (ketukan dasar) yang terbuat dari pecahan logam atau besi dan kadang kala dipukul dengan botol kosong. Instrumen ini dimainkan dengan cara mengadu pecahan logam tersebut sesuai dengan irama dari suatu lagu. Klasifikasi ini termasuk kedalam kelompok idiophone.

Bentuk Penyajian Gondang Hasapi

Sampai sejauh ini, mengenai konsep yang berhubungan dengan aturan dan bentuk penyajian gondang hasapi belum dapat dijelaskan secara pasti.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa untuk melihat dan mengetahui secara umum suatu bentuk penyajian dan komposisi insrumen yang dipergunakan pada Gondang Hasapi, dapat ditinjau berdasarkan tiga konteks penyajian, yaitu religi, adat dan hiburan. Prinsipnya instrument yang ditambah karakter suaranya dapat disesuaikan dengan kondisi instrument yang telah ada. Dari ketiga penyajian bentuk Gondang Hasapi, terdapat suatu hal yang spesifik sifatnya, hal ini akan terlihat pada saat penyajian Gondang Tersebut, dimana Gondang tersebut akan dimainkan secara Heterofonis. Sedangkan hal-hal yang berhubungan dengan tempat pertunjukkan Gondang Hasapi yaitu : dimana unsur-unsur yang bersifat spontanitas dari para pemusik, yaitu pada saat pertunjukkan Gondang, dimana salah satu pemusik (tanpa terkecuali) memberikan suatu teriakan, yag bertujuan agar pemain dan orang-orang yang sedang menortor agar lebih semangat. Sedangkan hal-hal pendekatan yang bersifat instrumentalia (tanpa vokal) Namun gondang hasapi yang disajikan dalam konteks hiburan seperti tradisi opera batak, unsur-unsur vocal sering dipakai, sehingga bisa dikatakan Gondang Hasapi dalam konteks “opera batak” sebagai pengiring vocal ataupun penggiring tarian, seperti Tumba dan tor-tor.

Fungsi Instrumen Hasapi di Dalam Gondang Hasapi

Hasapi adalah salah satu instrumen pokok didalam Gondang Hasapi, oleh karena disamping sebagai pembawa melodi, juga nama dri instrument hasapi dapat dipakai untuk mewakili instrument lain yang ada dalam Gondang Hasapi. Disamping itu merupakan hasil pengamatan dilapangan bahwa instrument hasapi adakalanya dipakai untuk memulai dan mengakhiri gondang, hal ini dilakukan oleh pemain hasapi. Melihat eksistensi instrument hasapi, baik fungsi, nama maupun karakter suaranya, juga seni perghargaan dari masyarakta pendukungnya, dapat dikatakan bahwa instrument hasapi merupakan instrument yang memimpin (leader) didalam gondang hasapi.

Ensambel Gondang Sabangunan

Ensambel gondang sabagunan mempunyai beberapa istilah yang sering digunakan oleh masyarakat Batak Toba, yakni ogung sabagunan dan gondang bolon. Instrument yag termasukdalam kelompokgonadang sabaguna antara lain :

1. Taganing, yaitu lima buah gendang yang berfungsi sebagai pembawa melodi dan juga sebagai ritem variable dalam beberapa lagu. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompokmembranophone. Dimainkan dengan cara dipukul membrannya dengan menggunakan palu-palu(stik).

2. Gordang (single headed drum), yaitu satu buah gendang yang lebih besar dari taganing yang berperan sebagai pembawa ritem konstan maupun ritem variable. Instrument ni sering disebut sebagai bass dari ensambel gordang sabagunan.

3. Sarune bolon (shawm), yaitu termasuk pembawa melodi yang memiliki reed ganda (double reed). Dimainkan dengan cara mangombus marsiulakhosa (circular breathing). Klasifikasi instrument ini termasuk kedalam kelompok aerophone.

4. Ogung (gong), yaitu empat buah gong yang diberi naam oloan, ihutan, doal dan panggora. Setiapogung mempunyai ritem yang sudah konstan. Instrument ini berperan sebagai pembawa ritem konstan atau pembawa irama dalam gondang sabagunan. Klasifikasi ini termasuk kedalam kelompok idiochorphone.

5. Odap (double headed drum), yaitu gendang dua sisi yang berperan sebagai pembawa ritem variable. Instrument ini dimainkan untuk lagu-lagu tertentu dalam gondang sabagunan dan sering digunakan ketika pawai. Klasifikasi instrument ini termasuk kedalam kelompok membranophone.

6. Hesek, adalah instrument pembawa tempo (ketukan dasar) yang terbuat dari pecahan logam atau besi dan kadang kala dipukul dengan botol kosong. Instrumen ini dimainkan dengan cara mengadu pecahan logam tersebut sesuai dengan irama dari suatu lagu. Klasifikasi ini termasuk kedalam kelompok idiophone.



Gordang sabagunan pada zaman dahulu digunakan untuk setiap upacara yang berhubungan dengan upacara adat maupun upacara religious. Gondang berperan sebagai media yang meghubungkan manusia dengan penciptanya atau disembahnya dalam hubungan vertikal juga sebagai media yang menghubungkan manusia dengan sesamanya dalam hubungan horizontal. Dalam permainan gondang sabagunan instrumne odap sudah jarang digunakan karena permainan dari odap tersebut digantikan dengan meggunakan taganing yang mempunyai suara yang sama. Tangga nada yang ada dalam instrument pembawa melodi yakni taganing dan sarune bolon mempunyai tangga nada yang pentatonis. Namun dalam hal ini istilah pentatonic yang terdapat dalam gondang sabagunan bukan seperti konsep pentatonic yang ada dalam musik barat melainkan hanya suatu sebutan terhadap tangga nada yang mempunyai lima nada dalam konsep gendang sabagunan. Pada dasarnya permainan instrument taganing atau sarune terjalin dalam hubungan melodi yang heteroponis dimana kedua instrumentersebut menbawakan melodi yang sama dalam beberapa repertoar, namun tangga nada ataupun tonalitasnya berbeda. Oleh karena itu istilah heteroponis untuk sarune heteroponis untuk sarune dan taganing ini terjalin dalam heteroponis polytonal.

Instrument tunggal

Instrument tunggal adalah alat musik yang dimainkan secara tunggal yang terlepas dari ensambel gondang hasapi maupun gondang sabagunan. Instrument ini biasanya digunakan untuk mengisi waktu luang, menghibur diri. Instrument ini juga tidak pernah dimainkan dalam upacara yang bersifat ritual. Instrument yang termasuk dalam kelompok instrument tunggal, antara lain :

1. Sulim (transverse flute), yaitu alat musik yang terbuat dari bamboo, memiliki enam lobang nada dan satu lubang tiupan. Dimainkan dengan cara meniup dari samping (slide blow flute) yang dilakukan dengan meletakkan bibir secara horizontal pada pinggir lobang tiup. Instrument ini biasanya memainkan lagu-lagu yang bersifat melaonkolis ataupun lagu-lagu sedih. Klasifikasi instrument ini termasuk dalam kelompok aerophone.

2. Saga-saga (jew’s harp) yang terbuat dari bamboo yang dimainkan dengan cara menggetarkn lidah dari instrument tersebut dan rongga mulut yang berperan sebagai resonator. Klasifikasi instrument ini termasuk dalam kelompok idiophone.

3. Jenggong (jew’s harp), yaitu alat musik yang terbuat dari logam,mempunyai konsep yang sama dengan saga-saga.

4. Talatoit (transverse flute), yaitu alat musik yang terbuat dari bamboo, sering disebut juga dengan salohat atau tulila, dimainkan dengan cara meniup dari samping. Mempunyai lubang penjarian yakni dua disisi kiri dan dua disisi kanan, sedangkan lubang tiup berada ditengah. Instrument ini biasanya memainkan lagu-lagu yang bersifat melodis dan juga bersifat ritmik. Klasifikasi instrument ini termasuk dalam kelompok aerophone.

5. Sordam (long flute), yakni alat musik yang terbuat dari bamboo. Dimainkan dengan cara meniup dari ujungnya (up blown flute) dengan meletakkan bibir pada ujung bamboo secara diagonal. Memiliki enam lubang nada, yakni dibagian atas dan satu dibagian bawah, sedangkan lubang tiupnya merupakan ujung dari bamboo tersebut.

6. Tanggetang, yakni alat musik yang senarnya terbuat dari rotan dan peti kayu sebagai resonator. Permainan instrument ini bersifat ritmik atau mirip dengan gaya permainan gong maupun gaya permainan mengmung. Klasifikasi instrument ini termasuk kedalam kelompok chordophone.


Dari keseluruhan instrument tunggal yang ada pada masyarakat Batak Toba, instrument sulimmerupakan instrument yang paling sering digunakan dan dimainkan dalam kehidupan sehari-hari, karena mempunyai frekuensi nada yang lebih kuat dan lebih lembut, mudah dibawa kemana saja serta sangat mendukung dimainkan untuk menggungkapkan emosional seseorang.



Sumber :

http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Potret-Negeriku/Propinsi/Sumatera-Utara/Seni-Budaya/Tari-Tor-Tor

http://natalia-menari.blogspot.com/2011/01/sejarah-tari-tor-tor.html

http://adirafacesofindonesia.com/article.htm/1011/tarian-tradisional-batak--tari-tortor- 

1 komentar:

  1. Apakah botol kosong sebagai hesek memang telah didefinisikan secara tradisional ataukan itu hanya substitusi dan bukan merupakan hesek yang sebenarnya?

    BalasHapus