Sabtu, 16 Juni 2012

PULAU LOMBOK (UTS I)


 Nama: Edwina Yustitya
Nim:4423107030

GEOGRAFIS
Pete Lombok

Lombok merupakan salah satu pulau yang terletak di provinsi Nusa tenggara barat.  Pulau Lombok merupakan salah satu pulau terbesar yang ada di NTB dengan luas wilayah sekitar 5.435 km². Lombok terletak pada koordinat 116.351° BT dan 8.565° LS.

•Batas Wilayah
Sebelah Utara Dengan : Laut Jawa
Sebelah Selatan Dengan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat Dengan : Selat Lombok dan Bali
Sebelah Timur Dengan : Pulau Sumbawa

•Pembagian Administratif Pemerintahan
Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri dibagi menjadi empat Daerah Tingkat II:
1. Kota Mataram
2. Kabupaten Lombok Barat
3. Kabupaten Lombok Tengah
4. Kabupaten Lombok Timur

•Iklim
Seperti lazimnya daerah lain di Indonesisa, Lombok juga meiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan umumnya mulai dari Oktober sampai dengan Maret dan musim kemarau berlangsung dari April sampai September. Suhu rata-rata sepanjang tahun di Pulau Lombok berkisar antara 21º sampai 33 º Celsius.


DEMOGRAFI
Menurut data yang terkumpul pada tahun 2009 populasi di Pulau Lombok yaitu sebanyak 3.000.000 Jiwa.
•Suku
Suku terbesar yang mendiami Pulau Lombok adalah Suku Sasak dengan presentase 85%, mereka merupakan suku asli dari Pulau Lombok. Selain itu Pulau Lombok juga didiami oleh suku Bali, Jawa, Bugis, Banjar, Melayu, Cina dan Arab.


•Agama
Di Pulau Lombok agama yang paling besar penganutnya adalah agama Islam, setelah itu agama Hindu yang dianut oleh orang-orang keturunan bali, barulah agama yang lain seperti Kristen dan Buddha. Selain keempat agama tersebut juga ada agama yang berkembang dikalangan Suku Sasak, yaitu Boda. Boda adalah agama tertua suku sasak yang diwariskan oleh leluhur mereka.

•Bahasa
Bahasa daerah yang dituturkan di Pulau Lombok oleh Suku asli Sasak disebut dengan Bahasa Sasak. Bahasa Sasak dapat dikelompokkan ke dalam ragam bahasa yang sama dengan Bahasa Jawa dan Bali. Banyak sekali kosa kata yang cara pelafalan, penggunaan dan maknanya sama dengan kosa kata dalam Bahasa Bali dan Jawa. Ini desebabkan oleh kedekatan geografis dan historis di antara mereka. Bahasa Sasak Bali dan Jawa sama-sama bersumber dari bahasa Kawi dengan aksara Jawa Kuno, Hanacaraka. Aksara Hanacaraka Bali dan Sasak sama-sama berjumlah 18, sementara Hanacaraka Jawa berjumlah 20 aksara.


SEJARAH
•Zaman Praaksara
Di zaman ini, sejarah dari Pulau Lombok belum jelas karena belumadanya data dan bukti otentik yang dapat mendukung sejarah Pulau Lombok pada masa ini.

•Periode Hindu Buddha
Di periode Hindu Buddha, muncul beberapa kerajaan seperti Kerajaan selaparang Hindu dan Bayan. Dalam perjalanannya kerajaan-kerajaan ini tunduk atas kekuasaan Majapahit dari ekspedisi yang dilaukan oleh kerajaan Majapahit. Sebagian juga ada yang tunduk atas kerajaan Gel-Gel yang berasal dari Bali.

Dri sisi agama, Hindu-Bali dibawa langsung oleh pemeluknya, para imigran dari Pulau Bali sejak permualaan abad ke 17 Masehi. Hindu-Bali adalah sinkretisasi ajaran Hindu-Buddha, yang juga disebut Siwa-Buddha. Menurut Sartono Kartodirjo (1975)

Sebelum imigran dari Bali datang, pulau yang molek dan subur ini, dinamakan Gumi Selaparang dan di huni oleh orang Sasak. Sampai abad ke 17, terdapat dua buah kerajaan Sasak yaitu Kerajaan Pejanggik di Lombok Tengah sebagai kerajaan pedalaman dan kerajaan Selaparang sebagai kerajaan pesisir yang ibu kotanya di Kayangan, Labuhan Lombok di Lombok Timur.

Memasuki abad ke 17 (1600an), secara bergelombang imigran dari Karang Asem- Bali datang ke Pulau Lombok untuk membuka lahan pertanian dan mendirikan pemukiman. Penduduk baru ini datang, selain karena kerajaanya diganggu oleh kerajaan kerajaan tetangganya di Bali, juga karena wilayah tofografinya kurang menguntungkan untuk pertanian, dengan kawasan tanah perbukitan. Pemukiman-pemukiman itu dikenal dengan nama Sengkongok (di kaki Gunung Pengsong), Pagutan, Pagesangan, dan Mataram (di Kodya Mataram) dan Tanaq Embet (di Senggigi).

Pengaruh Bali memang sangat kental dalam kebudayaan Lombok hal tersebut tidak lepas dari ekspansi yang dilakukan kerajaan Bali sekitar tahun 1740 di bagian barat pulau Lombok dalam waktu yang cukup lama. Sehingga banyak terjadi akulturasi antara budaya lokal dengan kebudayaan kaum pendatang hal tersebut dapat dilihat dari terjelmanya genre – genre campuran dalam kesenian. Banyak genre seni pertunjukan tradisional berasal atau diambil dari tradisi seni pertunjukan dari kedua etnik. Sasak dan Bali saling mengambil dan meminjam dan terciptalah genre kesenian baru yang menarik dan saling melengkapi.

•Masuknya Islam
Islam pertama kali masuk ke NTB dari Kerajaan Lombok. Kerajaan ini dijadikan basis dari berkembangnya islam oleh Sunan Prapen, Putra Sunan Giri. Usaha Pengislaman oleh Sunan Prapen sangat berhasil, sehingga hamper seluruh Pulau Lombok memeluk agama Islam.

Sepeninggal Sunan Prapen atas dasar pertimbangan strategis, Prabu Rangkesari yang menggantikan Prabu Mumbul sebagai raja Kerajaan Lombok memindahkan ibukota yang semula terletak di Teluk Lombok ke bekas Kerajaan Selaparang (periode Hindu), yaitu Selaparang seperti nama keraiaannya. Rupa-rupanya kerajaan Lombok yang memindahkan pusat Kerajaan lnilah yang dikemudian hari dikenal sebagai Kerajaan Selaparang periode Islam.

•Masa Kolonial
Pada akhir abad ke 17, NTB menjadi tempat pelarian bagi kelompok perlawanan Kerajaan Gowa dari Sulawesi Selatan. Mereka menyingkir ke NTB karena tidak mau tunduk kepada pihak pemerintah kolonial belanda yang telah berhasil menguasai wilayah mereka. Dengan berpindahnya mereka ke NTB membuat pihak Belanda memberi perhatian kepada daerah ini.  Pihak Belanda tidak mau NTB berada dibawah pengaruh kelompok perlawanan Kerajaan Gowa, karena bagi mereka wilayah NTB khusunya Lombok merupakan daerah yang sangat penting dan strategis bagi lalu lintas perdagangan internasional.

Pada saat itu berdiri Kerajaan Mataram di Lombok yang dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Raja A.A. Ngurah Gde Karangasem. Kerajaan Mataram ini telah lebih dulu menjalin hubungan dagang dengan Inggris, dan hal ini membuat pihak Belanda gusar dan berusaha menyebarkan pengaruhnya di wilayah Kerajaan Mataram untuk menggantikan pengaruh Inggris. Pada tanggal 7 Junu 1843, pihak Belanda berhasil menekan Mataram untuk menandatangani perjanjian yang isinya antara lain Mataram mengakui kedaulatan Belanda atas Pulau Selaparang dan Mataram wajib melindungi kepentingan perdagangan Belanda.

Tidak cukup dengan perjanjian di atas, Belanda berusaha menguasai Kerajaan Mataram sepenuhnya. Dengan memanfaatkan pertentangan antara Kerajaan Mataram dengan rakyat Sasak yang beragama Islam, Belanda melakukan berbagai gempuran terhadap Mataram. Akhirnya pada tanggal 20 November 1894, setelah melalui peperangan dan berakhir dengan pengepungan, raja Mataram bersama anaknya, yaitu, A.A. Made Jelantik dan A.A. Gde Oka menyerah. Raja Mataram dan keluarganya akhirnya diasingkan di Tanag Abang. Setelah peperangan itu, berarti Belanda telah menguasai sepenuhnya Pulau Lombok. Mereka kemudian membagi Lombok menjadi tiga onderafdeling, yaitu, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur.


KEBUDAYAAN
•Senjata Tradisonal
-Tulup
Tulup adalah senjata tradisional Suku Sasak yang biasa digunakan untuk berburu. Senjata ini terbuat dari kayu meranti yang dilubangi, berpeluru  potongan-potongan seperti lidi dari pelepah pohon enau yang berbentuk seperti mata panah yang disebut ancar. Mata ancar biasanya diolesi racun dari getah pohon tatar agar bisa melumpuhkan hewan buruan
-Keris
Masyarakat NTB juga memiliki keris untuk senjata tradisional mereka. Keris ini juga sering digunakan untuk pelengkap pakaian adat.

Tulup
Keris
•Tarian
-Tari Gandrung
 
Tari Gandrung sering ditampilkan dalam berbagai acara seperti acara adat maupun acara formal lainnya. Pakainnya yang meriah menarik hati para penonton. Tari Gandrung tidak  hanya ada di Lombok tapi juga ada di Banyuwangi, dan Bali. Asal mula tari Gandrung Lombok diperkirakan berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Mengenai penyebarannya belum diketahui secara pasti. Tapi Tari Gandrung ini sudah menjadi kesenian khas Lombok.. Salah satu yang menjadi ciri khas dari pakaian tari Gandrung adalah "gegelung" yaitu hiasan penutup kepala yang permukaan luar bagian belakangnya dipenuhi bunga kamboja.

-Tarian Oncer/Gendang Beleq
 
Kebudayaan ini berasal dari daerah Lombok, diberi nama gendang beleq karena memang saat menarikannya memakai gendang yang sangat besar. Dulu tarian ini biasa digunakan untuk mengiringi dan menyambut tentara yang akan pergi dan pulang dari medan perang sebagai pemberi semangat.  berasal dari Lombok, dinamakan demikian karena memakai gendang yang sangat besar. Sudah sejak dulu tarian Gendang Beleq ini dipertunjukan untuk mengiringi atau menyambut tentara yang pergi atau pulang dari medan perang. Tari Gendang Beleq sudah menjadi warisan budaya NTB maka tarian ini sering dipakai untuk menyambut tamu undangan penting sebagai penghormatan.

•Tradisi
-Peresean
Peresean adalah salah satutradisi yang berkembang di Pulau Lombok. Dalam tradisi ini dipertontonkan pertarungan antar para pepadu (petarung) yang saling menyerang dengan senjata berupa penjalin (tongkat rotan) dan bertahan menggunakan ende (perisai tubuh dari kulit binatang)
Peresean
Dalam peresean, penilaian pemenang dilihat dari menetesnya darah lawan. Jika lawan telah meneteskan darah dari anggota tubuhnya, maka dianggap kalah. Selama pertarungan diiringi dengan suara music gamelan yang dimainkan dari awal hingga akhir ronde pertarungan.



-Perang Topat
Perang Topat
Perang topat merupakan tradisi saling lempar dengan menggunakan ketupat. Dengan menggunakan pakaian adat ribuan warga Sasak dan umat Hindu bersama-sama dengan damai merayakan upacara keagamaan yang dirayakan tiap tahun di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, tepatnya setiap purnama ke-7 menurut kalender Sasak.
Tradisi Perang Topat yang diadakan di Pura terbesar di Lombok peninggalan kerajaan Karangasem itu merupakan pencerminan dari kerukunan umat beragama di Lombok. Prosesi Perang Topat dimulai dengan mengelilingkan sesaji berupa makanan, buah, dan sejumlah hasil bumi sebagai sarana persembahyangan dan prosesi ini didominasi masyarakat Sasak dan beberapa tokoh umat Hindu yang ada di Lombok. Sarana persembahyangan seperti kebon odek, sesaji ditempatkan didalam Pura Kemalik.
Prosesi kemudian dilanjutkan dengan perang topat, bertepatan dengan gugur bunga waru atau dalam bahasa Sasaknya “rorok kembang waru” yakni menjelang tenggelamnya sinar matahari sekitar pukul 17.30. Perang topat merupakan rangkaian pelaksanaan upacara pujawali yaitu upacara sebagai ungkapan rasa syukur umat manusia yang telah diberikan keselamatan, sekaligus memohon berkah kepada Sang Pencipta.

•Kerajinan
-Tenun ikat dan songket
Kegiatan Menenun wanita Sasak
Tenun ikat dan songket ini merupakan kerajinan tradisional yang masih banyak di temukan di daerah Lombok dan  di wilayah-wilayah lainnya di Provinsi NTB. Cara pembuatan dari kain ini masih menggunakan alat-alat yang tradisional dan sedrhana. Saat ini tenun ikat dan songket sudah dijadikan sebagai daya tarik wisata seperti yang ada  di Desa Sukarare dan Desa Pringgasela.







 SUMBER
___.2012,Nusa Tenggara Barat:Teman Anak.http://temananak.com http://temananak.com(diakses 6 Juni 2012)
Budhy,Setyawan.___, Wisata Kerajinan Lombok.http://wisatantb2012.blogspot.com(diakses 6 Juni 2012)
Eddhy,Sutrisno.___,Peresean.http://peresean.blogspot.com(15 Juni 2012)
Mashudi,ANTORO.2010,Sejarah Dan Asal Usul Lombok.http://oediku.wordpress.com(diakses 7 juni 2012)
Tityn.2012,Tradisi Perang Topat Lingsar.http://titynlunatic.wordpress.com

7 komentar: