Sabtu, 16 Juni 2012

UTS ACEH PART V

Nama : Anggraeni Masrina
NIM : 4423107046
Usaha Jasa Pariwisata 2010
"Tradisi Etnik Nusantara"



Keberadan Folklore dan Fungsi Folklore Bagi Para Tour Guide

Keberadaan folklore itu sendiri menurut saya saat ini dan saya rasa masih kurang karena tidak sedikit kita-kita ini krang menyadari akan pentingnya sebenarnya jika kita bisa mengetahui tentang berbagai macam folklore yang ada di Indonesia, yang di tiap daerah dari Sabang sampai Merauke itu berbeda-beda. Kita seakan acuh tak acuh dan menganggap itu hal yang biasa atau tidak penting. Padahal kalau bukan dari kita para generasi muda siapa lagi yang akan membantu teteap menjaga dan melestarikan semua folklore yang ada. Folklore saat ini itu banyak yang terpinggirkan dan terasingkan.
Pengertian folklore itu sendiri adalah bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Jadi bisa dikatakan folklore merupakan bagian dari tradisi bangsa Indonesia. Secara garis besar folklore dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu folklore lisan, folklore sebagian lisan dan folklore bukan lisan.
Folklore terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Folklor Lisan
Merupakan folkor yang bentuknya murni lisan, yaitu diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan secara lisan.
Folkor jenis ini terlihat pada:
a.    Bahasa rakyat adalah bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi diantara rakyat dalam suatu masyarakat atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana pergaulan dalam hidup sehari-hari. Seperti: logat,dialek, kosa kata bahasanya, julukan.
b.    Ungkapan tradisional adalah kelimat pendek yang disarikan dari pengalaman yang panjang. Peribahasa biasanya mengandung kebenaran dan kebijaksanaan. Seperti, peribahasa, pepatah.
c.    Pertanyaan tradisional (teka-teki). Menurut Alan Dundes, teka-teki adalah ungkapan lisan tradisional yang mengandung satu atau lebih unsur pelukisan, dan jawabannya harus diterka.
d.    Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah memiliki bentuk tertentu. Fungsinya sebagai alat kendali sosial, untuk hiburan, untuk memulai suatu permainan, mengganggu orang lain. Seperti: pantun, syair, sajak.
e.    Cerita prosa rakyat, merupakan suatu cerita yang disampaikan secara turun temurun (dari mulut ke mulut) di dalam masyarakat.Seperti: mite, legenda, dongeng.
f.     Nyanyian rakyat, adalah sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian atau tembang-tembang tradisional. Berfungsi rekreatif, yaitu mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari kesukaran hidup sehingga dapat manjadi semacam pelipur lara. Seperti: lagu-lagu dari berbagai daerah.
2) Folklor Sebagian Lisan
Merupakan folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan bukan lisan. Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial. Yang termasuk dalam folklor sebagian lisan, adalah:
a.    Kepercayaan rakyat (takhyul), kepercayaan ini sering dianggap tidak berdasarkan logika karena tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, menyangkut kepercayaan dan praktek (kebiasaan). Diwariskan melalui media tutur kata.
b.    Permainan rakyat, disebarkan melalui tradisi lisan dan banyak disebarkan tanpa bantuan orang dewasa. Contoh: congkak, teplak, galasin, bekel, main tali,dsb.
c.    Teater rakyat
d.    Tari Rakyat
e.    Pesta Rakyat
f.     Upacara Adat yang berkembang di masyarakat didasarkan oleh adanya keyakinan agama ataupun kepercayaan masyarakat setempat. Upacara adat biasanya dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan yang dianggap memberikan perlindungan dan kesejahteraan kepada mereka.
3) Folklor Bukan Lisan
Merupakan folklor yang bentuknya bukan lisan tetapi cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Biasanya meninggalkan bentuk materiil(artefak). Yang termasuk dalam folklor bukan lisan:
a.    Arsitektur rakyat (prasasti, bangunan-banguna suci),Arsitektur merupakan sebuah seni atau ilmu merancang bangunan.
b.    Kerajinan tangan rakyat, Awalnya dibuat hanya sekedar untuk mengisi waktu senggang dan untuk kebutuhan rumah tangga.
c.    Pakaian/perhiasan tradisional yang khas dari masing-masing daerah
d.    Obat-obatan tradisional (kunyit dan jahe sebagai obat masuk angin)
e.    Masakan dan minuman tradisional
Agar dapat membedakan antara folklor dengan kebudayaan lainnya, harus diketahui ciri-ciri utama folklor. Folklor memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
§  Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yaitu melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya
§  Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar.
§  Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan penyebarannya secara lisan sehingga folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap bertahan.
§  Bersifat anonim, artinya pembuatnya sudah tidak diketahui lagi orangnya.
§  Biasanya mempunyai bentuk berpola. Kata-kata pembukanya misalnya. Menurut sahibil hikayat (menurut yang empunya cerita) atau dalam bahasa Jawa misalnya dimulai dengan kalimat anuju sawijing dina (pada suatu hari).
§  Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Cerita rakyat misalnya berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam.
§  Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan.
§  Menjadi milik bersama (colective) dari masyarakat tertentu.
§  Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatannya kasar atau terlalu sopan. Hal itu disebabkan banyak folklor merupakan proyeksi (cerminan) emosi manusia yang jujur.

Tradisi yang seharusnya tetap terjaga dan banyak diketahui oleh kita, tetapi justru sebaliknya,  seiring dengan perkembangan zaman dan juga arus era globalilasai kemodernan yang ada, membuat follore itu sendiri terasa hilang atau tidak hidup, memang tidak semuanya karena masih banyak khususnya di kota-kota besar yang masih sangat terjaga dalam melestarikan folklore itu sendiri. Tetapi banyak atau sedikitnya tradisi yang sebenarnya mengandung banyak nilai-nilai tradisional dan norma-norma yang begitu baik  yang seharusnya kita ketahui, lestarikan dan teruskan kepada generasi selanjutnya nanti, dengan haapan atau tujuan supaya  kita bpalingvtidak menghargai sesuatu yang sudah menjadi bagian dari tradisi dan kebudayaan bangsa Indonesia yang menjadi identitas bagi bangsa yang  kesemuanya itu telah hidup dan berkembang sejak ribuan tahun yang lalu.

Dilihat dari sisi pendukungnya folklor mempunyai beberapa fungsi. Menurut Wiliam R. Borton melalui Danandjaja (1991 : 19) fungsi folklor ada empat yaitu:
Ø  Sebagai sistem proyeksi, yaitu sebagai pencerminan angan-angan suatu kolektif.
Ø  Alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan.
Ø  Alat pendidik anak
Ø  Alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat selalu dipatuhi anggota kolektifnya.

Untuk itu perlu diadakanya usaha untuk melestarikannyya, karena pada dasarnya dari kita masing-masing masih belom muncul rasa kecintaan kepada negara sendiri bahwa mereka itu seharusnya memiliki kewajiban dan ikut serta dalam melestarikan kebudayaan tersebut khususnya akan folklore yang ada. Kalopun memang ada itu hanya sebagian kecil dari mereka yang memang asli dari daerah masing-masing. Maka dari itu menurut saya akan sulit dan merupakan pr yang sangat besar karena kita kesulitan dari diri masing-masing karena kurangnya kesadaran itu tadi. Khususnya bagi mereka yang tinggal di metropolitan atau kaum modern ittu sendiri untuk ikut serta dalam usaha mempertahankan folklore.

Dengan ini pentingnya sejak dini para orang tua menjelaskan atau hanya menceritakan dongeng-dong, mengajarkan mereka untuk memperdalam tari-tarian misalkan sangat berpengaruh besarsebenarnya walau mungkin akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Kemudian dengan memberikan pelaharan tentang sejarah kesenian dan kebudayaan Indonesia juga bisa dilakukan. Selain itu juga kita bisa membuat suatu komunitas-komunitas pecinta folklore indonesia misalkan, dari berbagai pelosok indonesia mereka bergabung untuk sharing, mempromosikan daerah masing-masing, mengembangkannya, mempubblikasikan, sehingga dampak poitifnya tentu bukan hanya bagi mereka sendiri tapi bagi negara ini sendiri karena dengan begitu menambah potensi atau daya tarik wisata dengan keberanekaragaman folklore yang ada. Cara lainnya adalah dari pemerintah sendiri seharusnya bisa lebih menaruh perhatian lebih ke dalam hal ini, jika pemerintah sendiri saja tidak mendukung bagaimana semua ini akan bisa berjalan dengan baik dan juga dari pemerintah atau mereka yang bergerak dalam bidang pariwisata dan seni itu sendiri, mereka yang seharusnya memperjuangkan dan terus bertanggung jawaab untuk berperan serta melestarikan ini semua. Dan yang paling penting adalah kesadaran dari diri kita senidiri apakah membiarkan arus modernisasi yang terus maju dan membuat kita goyah dan masuk jauh lebih dalam atau  kita masih bisa mencegah dan bisa menerima dengan seimbang arus modern itu sendiri baik dalam hal positifnya maupun negatifnya sehingga  kita tidak kakan membiarkan kebudayaan folklore kitapunah atau akan terus menghilang, hilang dan hilang.

Untuk cara lain yang lebih konkret adalahdengan menerbitkan buku-buku cerita rajyat, dongeng, berbagai macam aneka permainan tradisional, dan lain-lain.  Delain itu bisa juga dengan mmemberikan siaran ditelevisi tentang cerita dongeng itu sendiri api dalam bentuk atau yang memerankan adalah manusia sehingga akan lebih kelihatana nyata dan hidup, kemudian dengan adanya pertunjukkan atau event-event besar yang menampilkan  berbgai tari tradisional atau musik tradisional dan sebagainya.

Bicara fungsi foklore itu sendiri bagi para pemadu wisata, kita bisa melihat dari fungsi seorang tourguide itu sendiri yang antara lain itu adalah mereka menjadi sumber informasi, atau mereka itu adalah sesorang dimana mereka akan menjelaskan dan memberitahukan juga menceritakan beberapa informasi mengenai objek-objek wisata yang akan wiisatawan kunjungi, atau bercerita temntang keunikan di tiap daerah, menceritakan saat perjaanan di bis. Oleh karena itu, fungsi foklore itu sendiri merupakan salah satu cara dalam melestarikan ke generasi penurus akan pentingnya warisa budaya kita. Karena dengan folklore ini adalah menjadi suatu bahan informasi atau menjadi sebuah pengetahuan baru yang akan di bicarakan oleh pemandu wisata kepada para wisatawan yang akan mereka bawa, dan juga memperkenalkan, sekaligus mempromosikan kelebihan, kekuatan keunikan dari berbagai macam foklore yang ada yang begitu beraneka ragam dengan harapan bahwa wisatawan dapat mengenal lebih jauh mengenai foklore yang ada yang di tiap daerah bebeda-beda dan mempunyai ceita masing-masing tersendiri. Sehingga diharapkan pula bagi para pemandu wisata alangkah lebih baik dan memang wajib seharusnya bagi mereka untuk bisa menguasai dan memperdalam berbagai macam folklore yang ada dari Sabang sampa Merauke dengan begitu baik para pemadnu wisata dan wisatawan sendiri akan memperoleh banyak pengetahuan yang baru, menambah wawasan dan menjadi suatu daya tarik tersendiri. Dan yang lebih utama adalah kita ikut beperan serta karena telah menjaga, dan juga mewariskan agar supaya nilai-nilai dan norma-norma yang terkandung di foklore baik foklore lisan, sebgaian lisan atau bukan lisan itu bisa sangat relevan untuk mendukung kehidupan masyarakat secara kolektif, dan menjadi pengukur terhadap pengaruh-pengaruh negatif akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi atau era globalisasi. 

Sumber Seluruh Artikel

  • http://serbasejarah.blogspot.com/2011/12/peran-folklore-mitologi-legenda-dan.html
  • http://legendaku.wordpress.com/nanggroe-aceh-darussalam/raja-parakeet/
  • http://uun-halimah.blogspot.com/2008/04/pepatah-orang-aceh.html
  • http://lidahtinta.wordpress.com/2009/04/04/permainan-tradisional-aceh/
  • http://acehmagazine.com/?p=495
  • http://www.tanohaceh.com/?cat=357
  • http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Potret-Negeriku/Seni-Budaya/Baju-Adat-Nanggroe-Aceh-Darussalam
  • http://acehtourismagency.com/index.php/plan-your-holiday/culinary/120-perkembangan-masakan-tradisional-aceh.html
  • www.jkma-aceh.org/haba/?p=1384
  • http://acehpedia.org/Lonceng_Cakra_Donya
  • http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/sejarah-kota-banda-aceh/
  • http://blog.re.or.id/sejarah-aceh.htm





Tidak ada komentar:

Posting Komentar