Keberadaan
folkrore Jaman Sekarang dan Pelestariannya:
Folklore merupakan sebuah identitas
daerah. Menurut
Kamus Istilah Sastra, Folklor adalah adat istiadat tradisional dan cerita
rakyat yang diwariskan turun temurun tetapi tidak dibukukan; suatu budaya
kolektif yang memiliki sejumlah ciri khas yang tidak dimiliki oleh budaya lain.
Folklor adalah adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yang tidak
dibukukan. Ilmu yang menyelidiki adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat
yang tidak dibukukan. Bisa dikata folklor adalah cerita rakyat yang masih
dipercayai oleh masyarakat. Sehingga
apa saja yang ada di daerah terutama yang terkait mengenai cerita rakyat,
cerita keberadaan asal mula nama desa, dapat menjadi sesuatu yang berarti
(folklor). Berbagai macam tradisi, cerita rakyat dan budaya masyarakat,
merupakan khasanah folklor yang harus terdokumentasikan. Generasi muda sekarang
ini jarang yang mengetahui cerita asal usul nama desa bahkan cerita rakyat yang
ada di tempat tinggalnya. Memang sungguh disayangkan kalau pewaris budaya tidak
mengetahui asal usul nama desa atau daerahnya. Terutama bagi anak-anak yang
sedari lahir tinggal di ibu kota, yang hanya pulang ke daerah saat hari raya.
Mereka merasa bukan bagian dari daerah tersebut melainkan anak kota karena
mereka lahir dan besar di ibu kota, sehingga mereka tidak peduli dengan asal
usul daerah mereka karena dirasa tidak mempunya nilai guna. Tidak jauh berbeda
dengan orang daerah sendiri, yang mulai melupakan tradisi dengan alas an
kemajuan jaman dan alasan tradisinyalah yang tergerus jaman, padahal itu adalah
kesadaran yang dimulai oleh diri kita sendiri untuk mau tahu mengenai legenda,
tradisi, adat, budaya, da nasal usul mengenai daerahnya. Cara sederhana untuk
melestarikannya, minimal mengetahui atau bias menggunakan bahasa daerahnya, dan
peran orang tua yang mau mengenalkan budaya daerahnya terhadap anak-anaknya
agar mereka mau melanjutkan tradisi daerahnya, selain itu orang tua mau
menceritakan legenda dan asal usul daerah mereka agar tetap terjaganya budaya
mereka. Dan peran pemerintah untuk memberikan perlindungan folklor maupun karya tradisional lainnya. Hal ini
perlu mendapat perhatian bersama oleh masyarakat, khususnya masyarakat
Indonesia untuk meminimalisir terjadinya sengketa klaim kepemilikan terhadap
kebudayaan tradisional seperti yang selama ini sering kita dengar bersama.
Salah satu faktor penyebab terjadinya sengketa folklor selama ini adalah masih
adanya celah-celah aturan yang belum komprehensif dalam mengatur folklor. Oleh
karena itu, dalam rangka perlindungan folklor dalam perspektif yuridis, maka
kedudukan folklor ini harus mendapat kejelasan dari hukum hak kekayaan
intelektual yang mengaturnya, termasuk konsep rezim Hak Cipta di dalamnya.
Peran
Folkrore sebagai Bahan informasi Guide Pariwisata
Folklore ini sangat penting bagi
dunia pariwisata, di mana di dalamnya terdapat nilai-nilai hiburan dan atraksi.
Contohnya saja, seperti alat musik Angklung, khas Jawa barat. Alat musik ini
menjadi primadona dan hiburan utama di Sawung Angklung Mang Udjo, banyak
wisatawan yang menyukai atraksi ini, bukan hanya wisatawan local, wisatawan
luar juga sangat tertarik, bahkan tidak banyak dari mereka yang tinggal
sementara di bandung untuk mempelajari Angklung. Informasi ini penting
diketahui oleh seorang Guide, saat tamu mereka menanyakan seputar alat music
tersebut. Contohnya, seperti asal-usulnya, terdiri dari nada-nada apa saja,
bahkan sampai keberadaan angkung di masa sekarang ini, seorang guide harus
mampu menjelaskan kepada para tamunya untuk alas an profesionalitas dan sebagai
tanggung jawab pekerjaan. Tidak hanya itu, seorang Guide juga harus mengetahui
legenda dari beberapa daerah, karena tidak dipungkiri beberapa destinasi wisata
di Indonesia khususnya memiliki cerita atau legenda yang dipercaya oleh
masyarakat daerah. Contohnya seperti, legenda Sangkuriang yang merupakan awal
mulanya terbentuk Gunung Tangkuban Perahu atau Danau Bandung. Destinasi tesebut
mempunyai peminat pada setiap tahunnya, dan ini tugas Guide untuk menceritakan
legenda tersebut kepada setiap tamunya detiap kali melakukan tour/perjalanan.
Hal tersebut dikarenakan tuntutan profesionalitas, di mana setiap tamu harus
memiliki wawasan baru/ bertambah setiap kali melakukan perjalanan, dan ini
menjadi tanggung jawab seorang guide untuk menjelaskan objek-objek/destinasi
tersebut.
YESSICA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar